webnovel

Keluarga Tuan Vampir (1)

Aku membuka mataku dengan sedikit berat. Di depan terdapat sebuah ruangan yang tampak sangat bersih.

Srek..""Aku gak bisa gerak""

Aku melihat dengan badan terdiam. Hanya kedua mataku yang bisa melihat nya, kedua mata datar berwarna merah mencolok.

Deg

Deg

kenapa dadaku berdegup seperti ini?, aku tidak pernah merasakan hal seperti ini. Ketakutan ataupun hal lain tidak dapat mengetarkan tubuhku.

_

_

Tak

Tak

tiba tiba dari sana terlihat seorang wanita bukan manusia. Rambutnya berwarna merah yang di ikat , serta kulitnya sangat pucat seperti ku.

Dia mendekati seseorang di tempat meja kerja. Orang itu..adalah aku.

Dia memberikan teh dengan pipi sedikit memerah. ... tunggu jangan jangan ..

Dia adalah nine, istriku!!, berarti memang benar aku memiliki keterkaitan dengannya.

Dia berpakaian ala pelayan. Tetapi ini masihlah mimpi , perasaan berdetak ini pasti bukan karena wanita itu.

Ia hanyalah pelayan..

Tetapi.. pikiranku kembali berdetak.

Srek, aku disana menarik tangan pelayan itu. Dan perlahan mencium pipinya.

Walaupun itu tidak membuat pipiku memerah seperti nya. tetapi ini aneh, aku bahkan tidak pernah mencium siapapun.

Apalagi pelayan dengan derajat yang lebih rendah dari ku.

_

_

_

"Bem, Bem..!!" seru sebuah suara yang tampak cemas. aku melihat ke atas.

Lingkungan yang sama tidak seperti mimpi. Di sebelahku tampak seorang vampir muda dengan rambut berwarna putih mengkilap dengan kedua manik mata berwarna merah .

"Ibu.., sedang apa disini" seruku tersadar dan duduk bersandar.

Dia adalah ibuku sesosok vampir populer dengan mata berwarna merah yang memikat. Mata merah ini diberikan oleh ibuku.

Sedangkan ayah memberikan rambut coklat, katanya sikapku sama sekali tidak mirip pada ibu.

Mah, aku sama sekali tidak peduli..

_

_

Ibu menatapku dengan tatapan khawatir , bagaimana ibu bisa tau aku ada disini.

Rui sejak saat itu tidak pernah bertemu ibu entah karena apa. Sekarang aku tau karena alasan apa. Dia malu setelah kutolak.

Tiba tiba ada seseorang yang muncul dari balik pintu. Vampir bermata tertutup dan berambut merah padam,

"No yang memberitahuku" seru ibu lagi, no duduk di sebelah ibu dan memberikan tanda pics.

Tak

Tak

Vampir dengan sayap kecil di punggung nya datang, ia membawa teh di atas tangan kecilnya.

Namanya Ar, dia gadis vampir yang sangat kecil untuk gadis seumuran nya. Usianya sama seperti ku dan no tetapi badannya masih sangat kecil.

_

_

"Kau benar benar payah tadi, aku tidak mengira kau melakukan kesalahan dengan memukul kepalamu sekuat tenaga" seru Ar mengelengkan kepala dan memberikan teh.

Aku memegang kepalaku dan merasakan lukanya membaik. Memang para vampir akan sembuh dengan cepat.

Aku meneguk teh dengan elegan. Kami para vampir akan sembuh jika mengonsumsi darah.

_

_

Setelah dirasa membaik. Aku memberikan sebuah kalung yang kusimpan di dalam saku.

Ibu seketika membulatkan matanya, tatapan matanya yang khawatir pada Bem. kini matanya menatap ketakutan pada kalung yang kupegang.

Betul seperti yang ku pikirkan, ritual bulan darah dilakukan bersama keluarga. Pasti alasan hilang ingatan ku ini karena bulan darah.

Dan..,itu ada hubungannya dengan keluarga ku, ayah ibu dan kakak perempuan ku.

_

_

"Da..dari mana kau dapat itu!!" seru ibu terlihat risau melihat kalung yang seharusnya tidak ada.

Aku tersenyum tipis. Sekarang kalian tidak bisa membodohi ku.

"Jadi sebenarnya kau tau ibu" tanyaku.

Ibu terlihat kaget, ia mengeleng beberapa kali. Ibu berbohong, ibu selalu Menatapku aneh jika berbohong.

Mudah ditebak..

_

_

"No, " seruku menatap no. No terlihat mengerti.. Masalah no dan Ar akan diselesaikan nanti saja.

"Berhenti Bem, kau tidak boleh memaksa orang tuamu seperti itu, no hentikan, kau tau akibat kau melakukan itu???" seru ibu menatap dengan tatapan mata mengancam pada no.

Aku menoleh kearah ibu mengarahkan kalung itu hingga kedua manik mata ibu menatapnya bergoyang goyang pelan.

"Ibu.., kau tidak seharusnya membuatku seperti ini kan. Apa ibu benar benar menyembunyikan sesuatu padaku?"

"Ti.. tidak Bem, ibu..,ibu benar benar sayang padamu!!"

"Kalau ibu sayang, jadi kenapa ibu terlihat takut saat aku memperlihatkan kalung ini.."

"I...itu"

Mataku menatap dengan mengintimidasi, ibu menelan ludah dan akhirnya berbicara.

"Ba.. baiklah Bem, sebenarnya ibu hanya tau tentang itu, sisanya ibu benar benar tidak tau. Maafkan ibu!!" seru vampir yang sudah berusia ratusan ribu itu berlutut dengan gemetar..

Aku tersenyum dan menyingkirkan kalung itu dan duduk seperti biasa.

"Baiklah aku tidak sekejam itu , katakan ibu apa kepentingan kalung ini?"

"Ka..kalung itu , sebelumnya sebelum bulan darah. Ibu disuruh menghancurkan kalung itu. Ibu kira sudah menghancurkan kalung itu..."

Aku mengarahkan wajah tampanku pada ibu. Menikmati raut wajah ibu yang ketakutan.

"Kenapa harus dihancurkan?"

"I..itu, karena kalung itu akan membuat mu curiga. Kalung itu ada kaitannya dengan ingatanmu yang hilang"

"Oh..makasih, aku sayang ibu"

Aku berkata dengan nada datar di telinganya kemudian merapikan bajuku dan menatapnya lagi sebelum pergi .

"No, Ar ikut aku ke rumah utama"

No dan Ar menunduk hormat dan mengikuti jejak ku meninggalkan ibu yang sedang terduduk dengan wajah ketakutan.

Ibu tidak akan bisa membodohiku , kekuatan ku sama seperti ayah bukan lebih kuat. Makanya ibu takut saat aku menatapnya seperti itu.

Karena tidak ada seorang pun yang bisa mengalahkan ku kecuali kakak perempuan ku...

Dia.. seperti nya akan susah.

_

_

Next chapter