webnovel

Bab 47

Rumah Sakit

Kenan, Chaca, Rosie, Zeva, Nora, Tara saat ini sudah berkumpul di depan ruang operasi untuk menunggu operasi Veve

Kenan : "Cha sekarang kamu bisa ceritain semuanya sama aku"

Chaca kemudian memeluk tubuh Kenan dan Kenan pun membalas pelukan dari Chaca. Lalu setelah itu Chaca menceritakan kembali semuanya.

Chaca : "Lalu pas gue dateng sama Kenan mereka udah gak ada. Hiks. Hiks. Hiks"

Kenan : "Kenapa sih kalian semua gak bilang sama gue, gue bisa bantu kalian. Kalian itu perempuan gak bakal bisa hadepin laki – laki"

Chaca : "Aku kira kamu gak bakal percaya sama apa yang terjadi"

Kenan : "Ya udah kamu sama kalian ber 4 balik"

Chaca : "Enggak aku di sini mau tungguin Veve"

Kenan : "Cha.."

Chaca : "Pliss" (Dengan muka memelas)

Kenan : "Ya sudah obati dulu luka mu"

Chaca : "Ok"

Tak beberapa lama kemudian Allen datang ke rumah sakit.

Allen : "Ken semua baik – baik aja kan?" (Sambil mencuri pandang kepada Zeva)

Kenan : "Hmm semua baik – baik aja kok"

Chaca : "Kok lu sendirian sih Devan mana?"

Allen : "Ah dia katanya lagi ngurus sesuatu dulu makannya dia izin nelat"

Chaca : "Oohh"

Saat Allen selesai berbicara dengan Kenan dan Chaca dia kemudian menoleh kea rah Rosie dan Zeva yang kebetulan bersebelahan. Karena Zeva merasa jika Allen pasti akan menghampiri Rosie, Zeva pun terlihat kesal dan akhirnya dia pergi dari situ.

Chaca : "Zev lu mau kemana?"

Zeva : "Cari makan"

Rosie kemudian memandang Allen.

Rosie : "Udah sana susul"

Allen : "Lu gak apa – apa gue tinggal sendirian"

Rosie : "Gue bukan anak kecil lagi Len. Di sini juga ada mereka kok"

Allen : "Ya udah gue pergi dulu"

Allen pun kemudian menyusul Zeva.

Kenan : "Kejar cinta lu broo"

Allen : "Ok"

Chaca : "Semoga beruntung"

Allen : "Sipp"

"Mungkin ini saatnya Zev buat gue ngejar cinta gue lagi" Batin Allen.

Taman Rumah Sakit

Saat ini Zeva sedang berada di taman rumah sakit.

Zeva : "Dasar pembohong. Kalian semua pembohong dan gue benci itu. AAHH. Hiks. Hiks. Hiks. Gue benci sama lu Allen"

Mendengar ucapan Zeva, hati Allen merasa terenyuh. Dia pun akhirnya berniat membatalkan untuk berbicara dengan Zeva.

Zeva : "Kenapa sampai saat ini gue masih suka sama elu Allen. Kenapa gue sebodoh itu"

Mendenar ucapan Zeva, bahwa Zeva masih mencintai Allen. Allen pun membulatkan tekad untuk mengejar cintanya.

"Gue gak peduli walau elu menghina gue ataupun menampar gue, gue bakal perjuangin elu" Batin Allen.

Allen pun akhirnya menemui Zeva.

Allen : "Zevv"

Zeva : "Ngapain lu ke sini" Berkata dengan sinis sambil menghapus air matanya dengan tangannya.

Allen : "Aku mau ngomong sama kamu"

Zeva : "Gak ada yang perlu untuk diomongin lagi" Zeva pun berdiri hendak meninggalkan Allen tapi tangan Zeva ditahan oleh Allen.

Allen : "Pliss dengerin gue" Dengan nada memelas.

Zeva : "Lepas"

Allen : "Hanya 3 menit yaa"

Zeva pun duduk kembali di bangku taman itu.

Allen : "Zev aku mau minta maaf"

Zeva : "Atas dasar apa lu minta maaf sama gue. Selama ini perbuatan lu gak salah kok. Gak ada yang namanya salah dalam mencintai seseorang"

Allen : "Zev dengerin aku dulu"

Zeva : "Oh atau lu sekarang baru ngerasa bersalah sama gue karena elu tinggalin gue demi si Rosie itu"

Allen : "ZEVAA" Dengan nada agak sedikit membentak.

Zeva : "Denger ya gue gak peduli mau lu suka sama si Rosie atau cewek lain gue bener – bener gak peduli. Dan untuk elu, elu gak usah pakek ngerasa bersalah segala karena gue gak butuh simpati dari elu dan  gue juga berharap kalau lu gak pernah muncul lagi di hidup gue. Semoga elu bahagia sama pilihan elu" Jawab zeva dengan nada ketus.

Allen : "Zevaa"

Zeva pun kemudian berdiri untuk meninggalkan Allen.

Zeva : "Waktu 3 menit lu udah habis"

Saat Zeva hendak meninggalkan Allen, Allen pun dengan gerakan cepatnya langsung berdiri dan menarik tangan Zeva agar Zeva menghadap ke arahnya. Saat Zeva menghadap ke arahnya Allen pun langsung mencium bibir Zeva dengan kasar. Zeva pun berontak dengan apa yang dilakukan oleh Allen, dia berusaha untuk melepaskan tangan Allen dan juga bibir Allen. Saat Zeva semakin memberontak Allen pun semakin kasar melumat bibir Zeva. Zeva pun tak punya tenaga lagi untuk melawan Allen dia pun akhirnya pasrah dan menerima ciuman Allen. Beberapa detik mereka berdua menikmati ciuman itu. Saat Allen merasa tidak ada pemberontakan lagi dari Zeva dia pun mengakhiri ciuman itu. Tak menunggu waktu lama Zeva kemudian menampar pipi Allen dengan matanya yang sudah memerah karena emosi. Setelah menampar Allen, Zeva pun hendak meninggalkan Allen.

Allen : "Maafin akuu. Aku gak bisa perjuangin kamu. Aku emang laki – laki pengecut. Seharusnya saat itu saat orang tua kamu menyuruh ku untuk tak mendekati kamu lagi. Seharusnya saat itu aku berjuang bukan malah jadi pengecut dan tinggalin kamu" Sambil menangis.

Saat mendengar kata – kata Allen, Zeva pun menghentikan langkahnya.

Zeva : "Bahkan sampai saat ini kamu menggunakan kedua orang tua ku sebagai alasan"

Allen : "Maafin akuu" Dengan suara parau.

Keesokan Harinya, Hari Minggu, Tanggal 28

Rumah Zeva

Zeva : "Pagi maa" Dengan suara lesuh.

Mama Zeva : "Kenapa kok suaranya lesuh gitu?"

Zeva : "Zeva mau Tanya sama mama"

Mama Zeva : "Apa?"

Zeva : "Apa bener kalau mama sama papa larang Allen buat pacaran sama Zeva?"

Mama Zeva nampak terkejut dengan pertanyaan anak semata wayangnya itu.

Mama Zeva : "Kata siapa itu? Itu gak bener. Udah kamu buruan sarapan. Mama sama papa hari ini mau pergi ke Korea buat perjalanan bisnis"

Zeva : "Oh jadi bener"

Mama Zeva : "Zevaa mama kan sudah bilang itu gak bener"

Zeva : "Kenapa sih ma? Kenapa mama sama papa ngebatasi semuanya? Aku selalu ngelakuin apa yang mama sama papa suruh. Aku selalu belajar mati – matian biar bisa banggain mama sama papa, tapi apa hasil yang aku dapat? Mama sama papa selalu ngerasa kurang sama apa yang udah aku lakuin untuk mama sama papa. Hiks.

Hiks. Hiks"

Mama Zeva : "Zevaa kamu kok berani sama mama. Mama lakuin ini semua demi kebaikan kamu. Anak itu membawa pengaruh buruk sama kamu lihat semua nilai kamu turun sejak kamu deket sama dia"

Zeva : "ENGGAK, ALLEN GAK KAYAK GITU. AKU BENCI SAMA MAMA"

Mama Zeva : "Zeva kamu kenapa sekarang jadi berubah? Kenapa kamu sekarang udah berani bentak – bentak mama"

Zeva tak menggubris ucapan mamanya. Dia pun langsung pergi ke luar rumah dan menuju rumah sakit tempat Veve di rawat.

Cerita Berlanjut

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

Next chapter