webnovel

Guru Mesum Biadab

Axelio Povt

"Terima kasih telah menolong saya Axel."

Ucapan itu hanya aku angguki begitu saja, aku sudah cukup terlambat untuk mendatangi sebuah acara yang seharusnya aku menjadi pangeran utamanya. Mungkin terdengar konyol aku mau saja menerima perjodohan bodoh ini namun inilah keinginanku.

Bertemu dengan Alexa justru membuatku semakin tertantang meluluhkan hatinya, dan saat daddy memberitahu akan menjodohkanku dengan anak bungsu keluarga Berlin itu aku hanya mengangguk tanda setuju.

"Tunggu!"

Aku yang hendak melajukan mobil sedan ku seketika berhenti, ada apa dengan gadis yang aku tolong lebih tepatnya aku bantu menggantikan ban mobilnya yang bocor itu? Apa dia akan memberiku imbalan atau sejumlah uang? Oh maaf aku sudah sangat sangat kaya tidak harus mencari uang saja kekayaanku sudah mampu membiayai sampai 7 turunan.

"Kamu Axel kan?"

"Iya saya Axel, apakah saya mengenal anda?" jawabku mencoba sopan.

Ayolah aku sudah sangat sangat terlambat sekarang.

"Aku Belle Xel aku Belle." aku hanya terdiam dan kembali menutup kaca pintu mobil dan melanjutkan perjalananku.

Tidak peduli dengan siapa itu Belle, aku tidak mengingatnya dan terlalu malas untuk mengingat. Yang aku fokuskan bagaimana caranya cepat sampai ke tempat pertunangan dan segera menjadikan bocah bar-bar itu menjadi istriku.

Brakk

Aku membanting pintu mobil begitu saja, tidak peduli jika akan rusak atau apapun itu. Langkahku semakin cepat dengan membenarkan jasku yang sempat aku lepas untuk membantu wanita tadi.

Aku bisa melihat gadisku itu memegang sebuah mikrofon ditangannya, sekarang apalagi yang akan dilakukan gadis itu yang pasti dia akan membatalkan pertunangan ini jika aku tidak cepat menghentikannya.

"Maaf saya terlambat."

Semua mata kini tertuju padaku termasuk juga dengan Alexa, wajahnya yang tadi berbinar karena merasa bisa menghentikan pertunangan ini berubah menjadi raut wajah terkejut saat melihatku bahkan mikrofon yang ia genggam terjatuh dan berbunyi sangat memekakan telinga.

Let's see princess.

Axelio Povt End

"Ngiiiiiiiiiinggg"

Mikrofon itu tergeletak tak berdaya, wajah Alexa sangat-sangat terkejut sekarang, sedangkan didepan sana dimana Axel berdiri laki-laki itu hanya mengeluarkan senyum tipisnya.

Matanya yang tajam menatap Alexa yang seperti akan mengeluarkan kedua matanya saja saking terkejutnya.

"Maaf om tante saya terlambat." ujar Axel menatap kedua orang tua Alexa dan menundukan kepalanya pertanda dia merasa bersalah yang hanya ditanggapi anggukan oleh mereka.

MC yang tadi sempat turun dari panggung kini naik dan mengambil mikrofon yang terjatuh disamping Alexa yang masih shock.

"Sepertinya pasangan pria sudah tiba, maka dari itu acara inti akan kami laksanakan." ujar MC tersebut.

Semua kembali ketempat semula begitu juga dengan kedua kakak Alexa yang tadi sempat ingin membatalkan niat terselubung Alexa itu.

"Pasangan pria mohon naik keatas panggung."

Dengan amat percaya diri Axel berjalan kearah panggung, matanya masih menatap Alexa yang sama saja tidak bereaksi sama sekali sejak kedatangannya itu.

Axel hanya berharap Alexa yang masih shock masih tetap bertahan hingga ia melingkarkan cincin dijari manis gadis itu.

"Sang pria dimohon memasukan cincin ke pasangannya."

Seorang anak kecil yang amat menggemaskan membawakan sebuah nampan yang berisi dua buah cincin yang terlihat sangat elegan itu.

Axel tersenyum dan mengambil salah satu cincin itu dan menarik tangan Alexa yang masih saja diam sejak tadi, hingga cincin itu melingkar-pun gadis itu masih diam dan menatap Axel dengan shock.

"Tumben Alexa cuma diem." bisik Ran.

"Dia masih shock, coba aja kalo dia sadar mungkin udah dibanting itu Axel." jawab Kelvin setengah berbisik.

"Sekarang mbak Alexa dimohon memasangkan cincin ke jari pasangannya."

"Hah apa?"

Reaksi Alexa yang seperti itu justru terkesan lucu dimata Axel.

"Kamu harus masangin cincin ke tangan saya."

"Lah maksud bapak apa? Bapakkan masih ada dua tangan tuh lengkap pasang cincinnya sendiri dong, sayamah ogah." cerocos Alexa begitu saja, membuat seluruh tamu dan keluarga dari kedua pasangan tergelak mendengarnya.

"Saya sudah memasangkan cincin itu kejari manis kamu, sekarang giliran kamu Alexa." jawab Axel berusaha sabar.

Alexa menatap horor kearah tangannya yang melingkar sebuah cincin berbandul berlian yang terlihat sangat pas ditangannya itu.

'gue beneran mau tunangan ini?'

Alexa kembali menatap Axel dengan tatapan bengis "kan saya gak nyuruh bapak masangin cincin ini! Sana pasang sendiri saya gak sudi dasar om om mesum." terang Alexa begitu saja.

Dia tidak peduli reputasinya buruk karena tingkahnya dihari pertunangannya sendiri toh dirinya juga udah nggak baik. Alexa hendak berjalan menuruni tangga namun matanya justru bertubrukan dengan mata papanya membuat Alexa terdiam sejenak.

Tatapan itu, tatapan memohon yang ditunjukan kepada Alexa. Jika dipikir-pikir kedua orang tuanya tidak pernah menuntut apapun darinya, hanya ini yang mereka minta dari Alexa.

"Calmdown Alexa, calmdown lo bisa lo bisa! Terima pertunangan ini abis itu buat dia gak betah sama lo biar dia batalin perjodohan laknat ini. Oke Alexa pintar"

Alexa melangkah mengambil cincin diatas nampan dan menatap Axel sinis.

"Mana tangan bapak?"

Axel hanya tersenyum dan menjulurkan tangannya membuat Alexa segera memasangkan cincin itu ketangan Axel. Suara riuh tepuk tangan menggema saat cincin itu melingkar pas di tangan Axel.

"Udahkan? Gue turun!" seru Alexa dan hendak turun dengan perasaan gondok, namun baru saja ia melangkah tangannya ditarik oleh Axel dengan cukup keras.

Tangan Axel melingkar dengan indah dipinggang Alexa, Axel menunduk dan menarik tengkuk Alexa untuk mendongkak sehingga kini bibir mereka menyatu begitu saja.

"WOI ANJIR ADEK GUE MAIN DISOSOR AJA!" pekik Ran tak terima, hatinya panas melihat adegan didepannya itu.

Suara riuh tepuk tangan semakin menggema saat melihat adegan tersebut, dapat dilihat Axel mencoba melumat bibir Alexa sedangkan gadis yang Axel cium hanya terkejut dan melotot tak percaya.

DUAK DUGH

"Aw!"

Alexa menendang tulang kering Axel begitu saja.

"GURU MESUM BIADAB!!!" umpat Alexa dan melangkah menuruni tangga dengan wajah kesal bercampur malu.

"Awas aja gue bully abis-abisan lo om mesum!" gerutu Alexa kesal sedangkan Axel yang masih berdiri diatas panggung hanya mengeluarkan senyum tanda dirinya senang.

Alexa itu setan dia biasa berbuat apapun untuk ambisinya dan Axel lebih dari setan yang akan berbuat apapun untuk obsesinya.

๐Ÿ‰

Next chapter