webnovel

di Aula Bela Diri Besar; Putra Mahkota Bertemu Putra Mahkota

Ling Wen mendekati takhta, berpakaian serba hitam dan tidak mengatakan sepatah kata pun atau bahkan menyunggingkan sebuah senyuman, Ia tampak menarik garis melalui item pada memo-nya dan berkata. "Tuanku, ada beberapa pejabat surgawi yang masih berpatroli di alam fana, tidak dapat kembali demi urusan ini."

Jun Wu mengangguk, "Mereka sudah melaporkannya padaku."

Ling Wen membenarkannya setelah mendengarkan jawaban itu, dan Jun Wu kemudian menoleh ke arah Xie Lian, "Xian Le, aku yakin kamu ingin tahu mengapa kamu dipanggil untuk datang ke sini hari ini."

Xie Lian masih menundukkan kepalanya, "Aku bisa menebaknya. Namun aku telah mengasumsikan bahwa masalah dengan Jenderal Pei Kecil sudah diselesaikan."

Saat itu, sebuah suara seorang pria terdengar, "apakah masalah itu benar-benar sudah terselesaikan hal itu masih sulit untuk dikatakan demikian."

Suara yang datang itu begitu terdengar bersemangat dan penuh dengan perasaan, dan ketika Xie Lian menoleh untuk melihat siapakah yang telah mengatakan hal tersebuat, Ia menemukan bahwa itu adalah seorang dewa bela diri yang tengah melangkah ke aula besar, tangannya Ia letakan di gagang pedangnya, dan dia tampak berjalan menuju ke depan. Ketika dia melewati Xie Lian, dia menghentikan langkahnya dan mengangkat bibirnya. "Yang Mulia. Aku sudah banyak mendengar tentangmu."

Dewa bela diri ini terlihat masih berusia sekitar dua puluh enam hingga dua puluh tujuh tahun, tampak anggun dan begitu percaya diri dalam tindakannya. Melihat wajahnya, Xie Lian berpikir bahwa dia terlihat lebih tampan daripada patung yang dilihatnya di Gunung Yu Jun, dan itu adalah suatu jenis ketampanan yang dengan pasti bisa mencuri hati seseorang. Sangat menarik. Xie Lian tidak menanggapinya, dan dia melanjutkan, "Pei Kecil kami telah dalam perawatanmu."

'Sepertinya aku telah benar-benar menyinggung perasaannya.' pikir Xie Lian, dan kemudian membalas salam yang diberikan kepadanya, "Tolong untuk jangan terlalu menyusahkan dirimu sendiri dengan ikut campur dalam masalah ini. Aku juga sudah banyak mendengar tentangmu."

Kata-kata 'Aku sudah banyak mendengar tentang mu' jelas bukanlah suatu kebohongan. Dalam beberapa hari terakhir, Xie Lian sudah melihat-lihat secara sekilas gulungan miliknya, dan Ia membaca sebentar legenda dari beberapa pejabat surgawi yang cukup terkenal, dan salah satunya adalah Jenderal Pei Ming dari Istana Ming Guan. Dewa bela diri dari utara ini begitu terampil dalam pertempuran, tetapi yang paling banyak dibicarakan di antara orang-orang fana mengenai dewa bela diri ini adalah mengenai kisah-kisah tentang hubungan asmaranya, baik dan buruk, bermain-main di dalam jalan-jalan kecil secara sembarangan. Cerita-cerita bagus yang tersebar tentangnya adalah seperti Pei Ming yang menggunakan banyak emas yang dimilikinya untuk membantu menyelamatkan seorang pelacur yang menyedihkan keluar dari rumah pelacuran, dia jatuh cinta padanya dan berjanji untuk selamanya tetap murni dan jujur untuk menunggu kepulangannya. Selain itu cerita-cerita buruk yang dimilikinya adalah seperti Pei Ming yang melintasi ribuan mil hanya untuk menghabiskan waktu selama satu malam untuk berhubungan dengan seorang wanita yang sudah menikah. Dan masih banyak lagi sesuatu seperti itu. Pada tingkat tertentu, Pei Ming sesungguhnya adalah seseorang yang begitu kuat. Setelah membaca cerita-ceritanya, Xie Lian berpikir bahwa itu adalah sesuatu yang sangat luar biasa bahwa setelah bertahun-tahun terlewati, hanya ada satu orang yaitu Xuan Ji yang muncul dan mempersembahkan dirinya dari jalan hidup itu.

Karena Pei Ming adalah seseorang yang begitu terampil dalam pertempuran dan cinta, banyak saingan dan bahkan rekannya yang begitu senang mengutuknya dan mengharapkannya untuk mati, dan bahkan akan jauh lebih baik jika dia mati karena terjangkit penyakit sifilis. Tetapi, kekuatan hidupnya sangatlah kuat, dan dia tidak pernah terinfeksi penyakit apa pun bahkan setelah banyak bunga yang telah dipetiknya; dia tidak akan mati, dan dia bahkan telah menjalani hidup lebih lama dari kebanyakan teman-temannya! Sampai akhirnya, suatu hari dia kalah dalam pertempuran, dan semua orang tertawa dan berpikir bahwa pada akhirnya itu adalah akhir baginya! Tetapi kemudian sebuah cahaya jatuh dan suara guntur terdengar meraung - di saat situasi yang berbahaya itu, dia naik ke surga.

*ini mengacu pada banyak wanita yang sudah berhubungan (mungkin sex) dengannya.

Mereka yang tidak mati di tangannya mungkin semuanya telah mati karena amarah.

Setelah naik, Pei Ming tidak mengubah cara hidupnya dan bahkan skala dari cerita yang tersebar tentang pergaulannya semakin berkembang dan menjadi-jadi. Dari peri dan pejabat wanita, hingga hantu wanita dan bahkan iblis, selama mereka cantik, dia akan memetiknya. Meskipun demikian, tipe favoritnya masih tetap seorang wanita menawan dari dunia fana. Banyak dari kisah cinta yang tidak senonoh dibintangi olehnya yang berperan sebagai pemeran utama pria, dan jika bukan karena metode kultivasi Xie Lian yang menuntut kemurnian tubuh dan pikirannya, dia mungkin akan membaca beberapa buku-buku itu hanya karena penasaran.

Jadi, selain menjadi dewa bela diri yang memerintah dan menguasai wilayah utara, alam fana juga menyembahnya sebagai Dewa Cinta. Bahkan beberapa pejabat surgawi diam-diam akan berdoa kepadanya seandainya mereka bertemu dengannya di surga, berharap untuk mendapatkan keberuntungan dalam cinta. Harus dikatakan, bahwa meskipun serupa, gelar itu jelas lebih baik daripada gelar yang tidak beralasan yang dimiliki oleh Feng Xin yaitu 'Ju Yang'.

*Kejantanan Besar

Semua pejabat surgawi yang hadir di aula itu tahu di dalam hati mereka apa arti dari kata-kata "Aku sudah banyak mendengar tentangmu" baik yang diucapkan oleh Xie Lian maupun Pei Ming, dan ada banyak yang tertawa terbahak-bahak di dalam kepala mereka masing-masing ketika mendengarnya. Setelah basa-basi itu, Xie Lian berkata, "Apa maksud Jenderal Pei dengan mengatakan bahwa masalah itu belum tentu sudah diselesaikan?"

Pei Ming menjentikkan jarinya, dan sebuah mayat yang mengambang di udara tiba-tiba muncul di tengah aula besar itu.

Sebenarnya, tubuh mengambang ini adalah sebuah cangkang kosong. Tubuh itu tidak memiliki jiwa, benar-benar kosong di dalamnya, dan tubuh itu tampak berlumuran darah dari kepala hingga kaki, jadi tubuh itu tampak tidak jauh berbeda dengan sebuah mayat. Untuk melakukan sesuatu seperti ini yang dengan tiba-tiba dimunculkan di hadapan orang banyak yang begitu elegan seperti para pejabat surgawi ini adalah sebuah kejutan. Jun Wu tidak berkomentar apapun dan hanya menonton. Singgasananya mungkin tinggi tetapi ketika dia menatap ke arah para pejabat surgawi di hadapannya, dia tidak memberikan aura merendahkan. Terlihat begitu megah dan bermartabat, tetapi tidak di atas segalanya.

"Jenderal Pei, apa artinya ini?" Tanya Xie Lian.

"Beberapa hari yang lalu aku pergi mengunjungi Pei Kecil, dan dia menyebutkan sesuatu yang menarik." Pei Ming menjawab,

Saat dia membuka mulutnya, Xie Lian bisa menebak apa yang akan dia katakan selanjutnya.

Pei Ming tampak berjalan mondar-mandir di sekitar Xie Lian dan tersenyum, "Aku cukup akrab dengan keterampilan Pei Kecil. Bahkan jika kekuatan tiruannya berkurang dan sama sekali tidak sama dengan dirinya yang sebenarnya, kemampuannya itu masih cukup kompeten. Tiruannya masih mampu bertarung secara seimbang dengan iblis dengan golongan 'Ancaman'. Namun, dia dengan mengejutkan mengatakan kepadaku bahwa ada seorang manusia yang dapat mengalahkannya sampai pada titik di mana dia sendiri yang harus mengalah. Sekarang bukankah itu menarik?"

Pei Ming melanjutkan, "Aku bertanya padanya, dan dia memberi tahuku lebih banyak. Rupanya, pada saat itu, ada seorang pria muda berpakaian merah di samping Yang Mulia dan tetap berada didekatmu saat kamu berada di Jalan Kecil Di Dalam Ban Yue."

Mendengar kata-kata "Berpakaian Merah" membuat semua pejabat surgawi yang hadir pada saat itu segera mengubah ekspresi wajah mereka. Dan kata-kata Pei Ming berikutnya membuat mereka semua lebih gelisah. Dia berkata, "Dan pemuda ini, dalam kegelapan, mampu membasmi semua prajurit Ban Yue yang mengancam dalam sekejap."

"Sekarang, Yang Mulia. Mungkinkah kamu berkenan untuk memberi tahu kami siapa pria muda berpakaian merah ini?"

Jika itu bukan termasuk dalam golongan 'Ancaman' maka itu haruslah yang termasuk dalam golongan 'Yang Agung'/ "Tertinggi'. Dan satu hal yang penting bahwa Ia bisa membunuh ratusan iblis dengan golongan 'Ancaman' dalam sekejap, seorang pria muda berpakaian merah. Siapa lagi yang mereka pikirkan.

Meninggalkan begitu banyak petunjuk, siapa pun pasti akan bisa menebak ke mana arah pembicaraan ini akan berjalan, dan siapa sebenarnya pemuda itu. Namun tidak ada pejabat surgawi yang mau menjadi yang pertama mengatakan nama terlarang itu.

Xie Lian menggosok dahinya, memikirkan kata-kata yang akan Ia katakan selanjutnya, dan berkata dengan tidak wajar, "Uh, benarkah? Tentang itu. aku benar-benar tidak mengingatnya dengan baik. Ada juga karavan yang terjebak bersama kami di Jalan Kecil Di Dalam Ban Yue pada saat itu, dan kami menghabiskan beberapa hari bersama, jadi mungkin itu seseorang dari karavan."

Pei Ming tersenyum, "Yang Mulia, kata-katamu sangat berbeda dari apa yang dikatakan oleh Pei Su. Menurut Pei Kecil, kamu dan pemuda itu sangat dekat, tidak seperti seseorang yang baru kamu temui selama beberapa hari.Bagaimana mungkin kamu bisa tidak mengingatnya?"

'Tidak, kamu salah. Itu adalah kebenara n. Itu benar-benar hanya beberapa hari. Percayalah padaku!' Pikir Xie Lian. Namun demikian, ekspresinya tidak memberikan petunjuk apa pun.

Saat itu, dari sela-sela pejabat surgawi yang hadir disana seorang kultivator berpakaian putih dengan santai melambaikan kumisnya dan berkata, "Jenderal Pei, kamu hanya mendengar cerita itu dari satu sisi saja yaitu dari apa yang telah dikatakan oleh Pei Kecil. Pei Kecil telah melakukan kejahatan; dia saat ini dalam tahanan dan akan segera diasingkan. Apakah jika kata-katanya dapat dipercaya atau tidak itu masih perlu dilihat kembali?"

"Lalu kita akan melihat apakah Jenderal Nan Yang dan Jenderal Xuan Zhen dapat membantu kita." Jawab Pei Ming.

Mengikuti garis pandangnya, disana Xie Lian menemukan Feng Xin dan Mu Qin, berdiri terpisah di sudut Barat daya dan Tenggara aula besar itu.

Feng Xin masih tampak sama seperti di ingatannya; tampak berdiri tegak dan lurus, matanya menunjukkan sorot yang dipenuhi dengan determinasi yang tinggi, dan alisnya selalu sedikit berkerut, seolah-olah selalu ada sesuatu yang mengganggunya, tetapi sebenarnya dia tidak terganggu sama sekali oleh apapun. Mu Qin di sisi lain, agak berbeda dari apa yang ada di dalam ingatannya. Meskipun wajahnya masih tampak pucat seperti kapur seolah-olah tidak ada banyak darah disana, bibirnya yang tipis mengerucut, matanya setengah terbuka, namun ada udara dingin yang seolah-olah berkata 'jangan bicara padaku' di sekitarnya. Dia berdiri dengan tangan bersedekap, satu jari di tangan kanannya mengetuk siku kirinya dengan lembut, tampak seperti dia merasakan kenyaman disana, atau lebih seperti dia sedang merencanakan sesuatu. Keduanya benar-benar tampan, tetapi masing-masing dari mereka memiliki kekurangan yang dimiliki oleh masing-masing dari mereka. Mendengar Pei Ming memanggil mereka, mereka berdua memandang ke arah Jun Wu pada saat yang sama. Hanya sampai Jun Wu menganggukkan kepalanya sedikit sebelum mereka melangkah maju dengan perlahan.

Ini adalah pertama kalinya sejak kenaikan ketiga Xie Lian bahwa dia bertatap muka dengan mereka berdua. Dia bisa merasakan tatapan mata dari mereka semua yang menonton semakin liar.

Begitu liar dan tak terhindarkan. Aula Bela Diri Besar adalah sebuah Istana bela diri nomor satu surgawi; pejabat non-surgawi tidak memiliki hak untuk masuk dan mendiskusikan masalah disana. Pertama kali ketika putra mahkota Xian Le naik, Feng Xin dan Mu Qin adalah jenderalnya. Pada saat itu, mereka hanya pejabat berpangkat rendah dari pengadilan menengah bahkan tanpa hak untuk menjalankan tugas di dalam Aula Bela Diri Besar. Dan sekarang, mereka bukan lagi seorang pejabat junior dan mereka bahkan sudah diijinkan untuk memasuki dan berdiri di dalam aula ini, peringkat mereka bahkan lebih tinggi dari tuan lama mereka, benar-benar pergantian nasib! Tidak mungkin jika sesuatu seperti ini tidak akan menjadi tontonan yang menarik. Mereka bertiga saling memandang satu sama lain, memandang dengan membabi buta ke seluruh tempat, saling memandang tapi berpura-pura tidak peduli, tidak tahu apa yang sekiranya dipikirkan satu sama lain. Namun, Xie Lian secara kasar bisa menebak mengapa Pei Ming memanggil mereka untuk membantu.

Seperti yang diduga, Pei Ming berkata, "Jenderal Nan Yang dan Jenderal Xuan Zhen keduanya pernah bertarung dengan Hua Cheng sebelumnya. Aku yakin mereka memiliki wewenang untuk berbicara tentang senjata apa yang digunakan oleh orang itu."

Jadi tujuan memunculkan cangkang kosong dari tubuh A-Zhao adalah untuk membuat semua orang memeriksa luka-luka yang dideritanya akibat pertarungannya dengan Hua Cheng sebelumnya. Feng Xin dan Mu Qin perlahan mendekati tubuh yang masih mengambang di udara itu. Xie Lian sendiri mengambil beberapa langkah ke depan untuk melihatnya, tetapi ada begitu banyak darah yang menghitam dan berubah menjadi bintik-bintik hitam, sulit untuk mengatakan apapun hanya dengan melihatnya. Dua pejabat surgawi lainnya, mereka saling berhadapan dengan ekspresi wajah yang kini telah berubah menjadi keras, mengambil waktu yang mereka miliki untuk melakukan pemeriksaan terhadap tubuh ini. Pada akhirnya, mereka mengangkat kepala dan kemudian saling melirik satu sama lain, tak satu pun dari mereka yang ingin berbicara terlebih dahulu.

Ling Wen menyaksikan mereka saling bertarung dengan sepasang mata yang memancarkan aliran listrik statis yang saling bertabrakkan tetapi tampak masih menolak untuk berbicara, dan kemudian Ia tidak tahan lagi. Dia berdeham dari sebelah takhta dan kemudian berkata, "Jenderal. Kesimpulannya?"

Akhirnya, Feng Xin yang pertama kali mengalah untuk berbicara. Dengan suara rendah, dia berkata, "Ini adalah dia."

"Pedang lengkung E-Ming." Mu Qin menambahkan.

*melengkung adalah gambaran orang-orang mengenai bentuk pedangnya.

Pedang lengkung E-Ming adalah senjata aneh yang sama yang digunakan Hua Cheng ketika dia secara unik menantang tiga puluh tiga pejabat surgawi dan mengalahkan mereka hingga menjadi bubur, menghancurkan jiwa dan martabat mereka!

Di dalam Aula Bela Diri Besar, para pejabat surgawi mulai berbicara satu sama lain di bawah napas mereka, masing-masing mata mereka menyaksikan dan menatap Xie Lian yang masih memiliki ekspresi wajah yang tidak dapat dibaca. Pei Ming telah mencapai tujuannya, "Jika pemuda berpakaian merah yang juga melakukan perjalanan dan terus berdiri di sebelah Yang Mulia sama dengan orang itu, maka semua masalah ini harus dikaji ulang."

Kultivator berpakaian putih dari sebelumnya kemudian berbicara lagi, "Jenderal Pei, apakah kamu mengatakan bahwa Yang Mulia Pangeran Mahkota Xian Le telah berkolusi dengan Raja Iblis Agung khusus cuma untuk menghancurkan jalan Jenderal Pei Kecil?"

Kedua kalinya ketika kultivator itu berbicara, dia berada di pihak Xie Lian, jadi Xie Lian harus melihat siapa sebenarnya kultivator yang tampak begitu penasaran ini. Apa yang dilihatnya selanjutnya adalah seorang kultivator dengan mata jernih; Dia memiliki cambuk ekor kuda di antara kedua lengannya, pedang panjang di punggungnya, dan kipas lipat terselip di sabuk putihnya yang kusut. Wujudnya tampak begitu mulia dan anggun, ekspresinya bersemangat. Dia tampak terlihat akrab tetapi Xie Lian masih tidak bisa mengingat kapan sekiranya Ia pernah bertemu dengan seseorang yang memiliki ciri-ciri seperti ini.

Pei Ming juga meliriknya dan tersenyum, "Qing Xuan, kali ini saja jangan lawan aku dalam masalah ini."

Kultivator berpakaian putih itu tampak tidak percara mendengarnya dan berkata, "Oh, apakah aku salah paham? Maaf, Jenderal Pei, jangan terlalu diambil hati. Keburukanku, keburukanku."

Sikapnya kali ini terlihat sangat palsu. Senyum yang ditunjukan oleh Pei Ming adalah salah satu yang akan dikenakan oleh seorang penatua ketika mereka tidak ingin berurusan dengan anak-anak; dia menggelengkan kepalanya dan kemudian melambaikan tangannya, menarik cangkang kosong yang mengambang itu yang juga adalah A-Zhao. Dia berbalik dan melanjutkan argumennya, "Itu mungkin bukan koalisi. Hanya saja, orang itu begitu kuat dan jahat, siapa yang tahu kalau dia mungkin menggunakan tipuan untuk menipu serta membutakan Yang Mulia. Karena itu, aku khawatir masalah ini perlu ditentukan dan dibicarakan ulang. Akan sangat bagus jika Yang Mulia bisa memunculkan Kepala Pendeta Ban Yue yang telah kamu bawa sebelumnya untuk ditanyai lebih lanjut."

Tujuan di balik permintaan itu adalah membuat Hua Cheng menjadi pelaku sesungguhnya di balik kekacauan di Jalan Kecil Di Dalam Ban Yue! Jika Ban Yue dibawa ke pengadilan surgawi untuk diinterogasi, maka hasil akhirnya akan sangat berbeda.

Xie Lian tersenyum kecil, "Jenderal Pei, bahkan jika kamu tidak percaya padaku, kamu masih harus percaya kepada Master Angin. Mengingat kembali apa yang telah terjadi di Lubang Pendosa, Jenderal Pei Kecil telah mengakui kejahatan dengan memikat orang-orang yang melewati Jalan Kecil Di Dalam Ban Yue dengan tiruannya, dan Master Angin telah mendengar semuanya."

Pei Ming melirik kultivator berpakaian putih sebelumnya.

Xie Lian melanjutkan, "Selain itu, karena kita berdua ada di sini tepatnya di Aula Bela Diri Besar, kamu dapat dengan baik bertanya kepada Yang Mulia apakah benar aku memiliki jejak mantra penipuan."

Semua pejabat surgawi memandang ke arah Jun Wu. Ekspresi Dewa Agung itu tetap tenang dan sama sekali tidak berubah, artinya Xie Lian sudah bersih. Dengan demikian, para pejabat surgawi kini mengalihkan pandangan mereka kembali ke keduanya. Xie Lian melanjutkan, "Jenderal Pei, mari kita jaga semuanya tetap jelas dan terpisah. Jangan bicara tentang apakah pemuda yang bersamaku ketika aku masih dalam perjalanan itu adalah Hua Cheng atau bukan, dan bahkan jika ia dipastikan sebagai Hua Cheng, itu tidak ada hubungannya dengan apa yang telah dilakukan oleh Jenderal Pei Kecil."

Ekspresinya tampak tenang dan netral ketika nama itu diucapkan, tetapi banyak orang di aula itu tampak menggigil kedinginan. Pei Ming mengawasinya dengan mantap dan tiba-tiba menyeringai. Dia akan berdebat dan Xie Lian siap untuk melawan ketika Jun Wu berbicara, "Sudah cukup."

Saat dia berbicara, Pei Ming menghentikan perselisihannya dan kemudian membungkuk.

Jun Wu berbicara dengan lesu, "Karena Pei Su telah mengakui kejahatannya dan pengakuannya tidak berbeda dari pengakuan Ke Mo, maka masalah mengenai Jalan Kecil Di Dalam Ban Yue telah diselesaikan."

Setelah diam beberapa saat, Pei Ming mengakui, "Ya, Tuanku."

Xie Lian menarik napas lega, tetapi Pei Ming melanjutkan, "Tapi Nan Yang dan Xuan Zhen telah membuktikan bahwa luka pada cangkang kosong itu memang ditimbulkan oleh pedang E-Ming."

"Itu adalah masalah lain." Jawab Jun Wu.

"Berdoa Kepada Yang Mulia akan memeriksa masalah ini." ucap Pei Ming.

"Aku secara alami akan menyelidikinya. Ming Guan dan sesama dewa lainnya tidak perlu khawatir." Setelah jeda yang cukup lama, Jun Wu melanjutkan, "Kalian semua dibubarkan dan dipersilakan meninggalkan tempat untuk hari ini. Xian Le, kamu tinggallah."

Sepertinya Xie Lian akan diinterogasi secara pribadi. Jika itu yang terjadi maka Pei Ming tidak punya apa-apa lagi untuk dikatakan. Xie Lian juga tidak bisa berkata apa-apa, dan menundukkan kepalanya, "Ya, Tuanku."

Setelah dibubarkan, para pejabat surgawi lainnya keluar dalam kelompok dua atau tiga orang. Ketika Feng Xin melewatinya, dia melirik Xie Lian seolah-olah dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi kemudian menghentikan niatnya sendiri. Xie Lian tersenyum padanya dan dia terkejut sebelum bergegas pergi. Namun, di sisi lain Mu Qin berjalan dengan melewatinya tanpa melihat maupun meliriknya, seolah-olah Xie Lian tidak pernah ada disana. Kultivator berpakaian putih itu berjalan dengan membawa cambuk ekor kuda di lengannya dan senyum lebar siap untuk berbicara ketika Pei Ming, di satu tangannya yang lain tengah menggosok hidungnya, juga berjalan dan berkata tanpa daya, "Qing Xuan, demi saudaramu, dapatkah kamu tidak menimbulkan masalah?"

Senyum menghilang dari wajah kultivator berpakaian putih itu, "Jenderal Pei, tidak perlu menggunakan saudaraku untuk melawanku, aku tidak takut padanya."

"Kamu!" Pei Ming tampak marah tetapi tidak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya, dia menunjuk padanya, "Kamu ... Kamu benar-benar telah melakukannya pada Pei Kecil sekarang."

Kultivator berpakaian putih itu mengayunkan cambuk ekor kudanya dengan liar dan berkata, " Ini adalah pekerjaan Pei Kecil sendiri, jelas tidak ada hubungannya denganku!"

Sepertinya dia tidak ingin terus bertengkar dengan Pei Ming, kultivator berpakaian putih itu kemudian bergegas melarikan diri. Xie Lian berpikir Pei Ming mungkin akan tetap ada disana untuk mengejeknya lebih jauh, tapi dia tidak melakukannya dan kemudian keluar dari aula. Sebenarnya itu adalah putra mahkota Yong An yang tetap berada di tempatnya. Xie Lian tampak penasaran, mengapa dia masih tinggal disana? Ketika Xie Lian mendekat, pria ini tampak memejamkan matanya, dia dari tadi ternyata tertidur pulas sambil berdiri!

Xie Lian tidak tahu apakah harus tertawa atau menangis, dan dengan lembut menepuk pundak pemuda itu, "Yang Mulia. Yang mulia?"

Lang Qian Qiu terbangun dan dengan kasar berkata, "Apa yang terjadi?!"

"Tidak ada yang terjadi. Konferensi sudah berakhir." Xie Lian menjelaskan.

Ketika Ia baru saja bangun, Lang Qian Qiu masih tampak sedikit linglung dan bertanya dengan bingung, "Sudah? Hanya seperti itu? Apa yang kita semua bahas? Aku tidak mendengar apa-apa ???"

"Jika kamu tidak mendengar apa-apa maka tidak perlu terlalu dipikirkan," kata Xie Lian, "itu tidak penting juga. Ayo sekarang, saatnya untuk kembali. "

"Oh." Lang Qian Qiu pergi, tetapi ketika Ia sampai di pintu dia kembali dan melihat ke belakang, masih tampak bingung. Xie Lian melambai padanya sambil tersenyum.

Ketika akhirnya semua orang pergi, Xie Lian perlahan berbalik. Jun Wu memegang kedua tangannya di belakang punggungnya dan turun dari singgasananya. "Pedang lengkung E-Ming."

Xie Lian menegakkan tubuhnya.

"Begitu. Apa yang sebenarnya terjadi? "Tanya Jun Wu.

Xie Lian menatapnya dan kemudian berlutut.

Next chapter