"Kemarikan ponselmu" ujar Jane dingin membuat semua orang yang berada diruangan ini mengalihkan perhatian mereka pada pasangan unik ini.
Bobby menyerahkan ponselnya ragu namun langsung disambut dengan gerakan cepat oleh Jane.
"B! KEMBALIKAN JANE SEKARANG!" Jane terkejut bukan main saat mengangkat panggilan Lin, suara wanita itu menggelegar sampai keubun-ubun. Baik lupakan kalimat terakhir, Jane memang berlebihan.
"Astaga Lin, suara mu memekakakkan telingaku sialan!" Bobby terkekeh geli, beruntung pikirnya bukan dia yang menerima panggilan itu.
"Jane? Itu kau?"
"Kau itu bekerja pada Alex atau pada Bobby sebenarnya?" Bukannya menjawab pertanyaan Lin, Jane malah berbalik bertanya, ia berbicara dengan nada tidak suka dan Lin tahu itu.
Tidak ada jawaban dari Lin hanya ada kekehan kecil disana.
"Ha he ha he, ada apa kau menelpon Bobby?"
"Ah! Itu kau harus pulang sekarang Jane"
"Aku tahu aku harus pulang, tapi apa terjadi sesuatu?"
"Alex menelpon ku tadi, dia bilang nom—"
"Aku akan pulang sekarang" potong Jane cepat secepat kilat sebelum Lin menyelesaikan kalimatnya.
Tanpa menunggu jawaban dari seberang telpon Jane langsung memutuskan sambungannya. Barulah sekarang Jane sadar bahwa semua orang sedang menatapnya dengan raut wajah tidak menentu.
Jane tersenyum kikuk dia bingung ah atau canggung sekarang "Kenapa kalian menatapku seperti itu?"
"Mrs. Jane, anda sangat berbeda ketika berada diluar dengan dikantor" celetuk June dengan mata yang berbinar-binar.
"Panggil aku Jane saja tidak usah formal padaku jika diluar kantor, aku tidak nyaman" ucap Jane tanpa menanggapi pernyataan June sambil menampilkan senyuman terbaiknya.
Bobby tertawa sangat keras membuat seisi ruangan kaget "Kan? Kau tidak percaya Jane, semua orang pasti kaget melihat karaktermu yang berubah seperti ini, jauh sekali dengan kepribadianmu saat dikantor" Jelas Bobby mencoba menahan sedikit tawanya.
Tak!
Kepala Bobby digeplak kuat oleh jane tidak main-main sakitnya hingga yang empunya kepala meringis-ringis sakit memegang kepalanya.
Namun tidak ada yang merasa iba, semua orang malah tertawa puas terutama June hitung-hitung balasan atas pukulan Bobby dikepalanya beberapa jam yang lalu.
"Kau tega sekali pada kekasihmu baby~" rengek Bobby yang terlihat sangat menjijikan menurut teman-temannya dan ini adalah hal yang menyebalkan menurut Jane.
"Hyung! Kau belajar dari mana merengek seperti itu?" Kali ini Chanwoo yang membuka mulutnya masih terlihat terkejut dengan tingkah laku hyung-nya yang ditakutinya ini.
Tidak ada jawaban Bobby, ia hanya mendengus kesal tetap dengan tangan yang berada diatas kepalanya mengelus bekas geplakan sayang Jane.
"Jadi kenapa Lin menelponmu? Dia menyuruhmu pulang?" Jane hanya mengangguk, tidak enak pikirnya disini masih berkumpul teman-teman Bobby.
"Akan ku antar pulang sekarang, mau ganti baju dulu?"
"Tidak usah, seperti ini saja. Tapi aku akan mengambil ponselku dulu diatas" Bobby mengangguk, kemudian Jane bergegas kekamar Bobby-coret bukan kamar Bobby tapi kamar mereka berdua sekarang ahh cieeeee~
"Hyung, apa kau akan kembali ke dorm malam ini?"
"Iya Chan, setelah mengantar Jane aku akan langsung ke dorm, ada apa?"
"Aku punya game baru!"
"Ajak Jinhwan hyung saja dia j—-"
"Hyung! Jinhwan hyung tidak bisa bermain game, aku bisa kalah terus ji—"
Tak!
Kepala Chanwoo dijitak kuat oleh Jinhwan, benar-benar si bungsu ini pikirnya. Kemudian Jinhwan melanjutkan pembicaraannya lagi dengan Hanbin dan Yunhyeong.
"Hyuuuuung~~ kepalaku~" rengek Chanwoo dibuat-buat membuat June melayangkan satu pukulan mematikan eh tidak mematikan kok hanya mampu membuat Chanwoo meringis lebih sakit.
"Berhentilah merengek Chan, kau seperti bayi besar saja" kali ini Donghyuk yang bersuara.
"Kau kenapa Chan?" Jane mendekati Chanwoo yang meringis dan merengek sambil memegangi kepalanya. Jane sudah kenal semua orang disini berkat pembicaraan mereka tadi.
"I was hit" ekspresi Chanwoo dibuat menjadi-jadi dan hal itu sukses membuat Bobby naik darah melihat Jane yang mengelus-ngelus kepala Chanwoo.
"Who? Is that Bobby?" Jane berperan seperti kakak perempuan karena sikap dewasanya padahal umurnya dibawah Chanwoo namun Chanwoo malah memperlakukannya seperti Jane itu kakaknya.
Bobby melirik Chanwoo dengan tatapan "Awas kau bocah jika kau berbicara yang tidak-tidak"
Dan Chanwoo balas menatap Bobby dengan makna "Temani aku bermain game malam ini hyung! Jika tidak akan ku bilang jika kau yang memukulku"
Dengan wajah kesal Bobby melayangkan tatapan memelasnya "Akan kutemani kau main game malam ini" -sialan lanjut Bobby dalam hati dan Chanwoo pun tersenyum menang dan langsung memutus kontak mata dengan hyung-nya ini.
"Nothing, just kidding" jawab Chanwoo dengan senyum kemenangan dan Jane hanya menggeleng-gelengkan kepala, ada-ada saja pikirnya.
"Kau sudah siap? Kita pulang sekarang?" Jane hanya bergumam membalas pertanyaan Bobby.
"Aku akan mengantar Jane dulu, sebelum kalian pulang nanti bereskan semua kekacauan ini ah dan aku akan langsung kembali ke dorm kita setelah mengantar Jane, ini tanggung jawabmu June kau yang menyusup masuk keapartemenku"
"Oke Daddy" jawab June santai.
"Daddy?" Celetuk Yunhyeong dan Hanbin hampir bersamaan.
"Iya Daddy B dan Mommy Jane, sempurna! Hei Chan apa kau mau menjadi adikku dan jadi anak Daddy B dan Mommy Jane?" Chanwoo langsung mengangguk antusias sambil berteriak ribut "aku mau aku mau" persis seperti anak kecil bertubuh bongsor alias kelebihan gizi
"Sialan kau June"
"Daddy tidak boleh mengumpat kasar pada anakmu, Mommy~~ Daddy berkata kasar pada anaknya sendiri" Semua orang tertawa gelak termasuk Jane, lucu pikirnya.
"Ah sudah-sudah aku akan mengantar Jane dulu, bisa gila aku disini"
"Senang berkenalan dengan kalian semua, maaf aku harus pulang duluan" ucap Jane sopan sambil melayangkan senyum manis mematikannya, tidak ada keangkuhan dirinya yang muncul seperti dikantor hanya ada Jane yang ramah seperti remaja-remaja umumnya.
"Hati-hati Mommy! Bye!" Teriak June dan Chanwoo bersamaan.
"Bye My Son, jaga kesehatan kalian" canda Jane yang malah mendapat delikan tajam oleh Bobby, Bobby tidak suka ini pasti akal-akalan June yang ingin dekat dengan Jane.
Semua orang tertawa gelak melihat Bobby yang sepertinya cemburu, kemudian dalam sepersekian detik Jane dan Bobby menghilang dibalik pintu setelah pintu tertutup.
.
..
"Jane.." mereka sudah berada didalam mobil Bobby diparkiran sekarang dan Bobby sudah menghidupkan mesin mobilnya.
Jane hanya bergumam membalas panggilan Bobby dan menoleh kearahnya.
"Maafkan teman-temanku jika candaan mereka berlebihan" Bobby menjalankan mobilnya dengan tidak tergesa-gesa masih menikmati waktu berduaannya dengan Jane hari ini.
"Aku menyukai teman-temanmu, mereka menyenangkan" balas Jane dengan senyuman manis terpatri diwajahnya.
"Baguslah jika kau menyukai mereka, aku merasa lega, aku takut kau merasa tidak nyaman dengan mereka" Bobby mengusap kepala Jane sayang dan ditanggapi Jane dengan senyuman hangat yang menghiasi wajah cantiknya. Jane sedang tidak kumat untuk menepis atau menggigit tangan Bobby yang menyentuhnya.