webnovel

NARA #24

"Kak cepetan deh, Kay udah mau telat nih! lama banget sih." ucap Kay sambil berteriak terus memanggil Devan yang sangat lelet.

Kay terus menggerutu sambil mondar mandir, lalu selalu menatap jam tangannya.

'Kak Dev ngeselin banget deh, gak pernah bisa cepat. kalo begini aku bisa telat nih! awas aja kalo sampai Kay telat ya, Kay akan marah besar dan ngambek sama Kakak!' umpat Kay terus menerus didalam hatinya.

"KAK DEV....! AYOOO DONG BURUAN! KAY UDAH MAU TELAT NIH!" Teriak Kay lagi dan lagi.

Kay yang sangat kesal lalu langsung masuk kedalam mobil sambil menunggu Kakaknya yang sangat lelet banget. muka Kay sudah cemberut. Kay udah diam aja tidak ingin berbicara lagi. Kay sudah sangat kesal banget melihat Devan.

Devan langsung membuka pintu mobil lalu cengengesan gak jelas menatap Kay. "sorry ya Kay Kakak lama! habisnya Kak masih ngantuk banget tadi. jangan marah ya adik kesayangan Kak Devan ini. kok cemberut gitu sih? ntar cantiknya ilang loh!" bujuk Devan dengan rayuannya yang tidak mempan.

sambil memegang pipi Kay, Devan berusaha meminta maaf kepada adiknya ini.

tapi Kay tidak menggubris permintaan maaf dari Devan itu, Kay hanya menatap tajam kearah Kakaknya itu.

"kita jalan sekarang ya! kamu tenang saja Kakak akan pastikan kalo Kay tidak akan terlambat." ucap Devan dengan penuh keyakinan.

Kay yang kesal lalu memalingkan pandangan kearah luar, Kay sudah malas untuk meladeni ucapan dari Kakaknya itu.

Devan sangat mengerti jika adiknya saat ini sedang marah besar dan tidak mau untuk berbicara kepadanya. tapi Devan juga bukan sengaja berbuat seperti itu, karena sepanjang malam Devan bahkan tidak bisa tertidur, Devan selalu terbayang bayang sosok Nara. sampai Devan pun sangat merasa frustasi karenanya.

Devan benar benar membuktikan ucapannya, Kay sampai tepat waktu diSekolahnya, Devan sangat lega, kalo saja Kay terlambat pasti bakalan ruyam urusannya. Kay pasti akan ngambek selama berhari hari, karena kesal kepada Devan.

Devan menghela nafas dengan lega. "Kakak gak bohong kan? Kay sampai tepat waktu kan?" ucap Devan kepada Kay.

Kay langsung segera turun dari mobil dengan cepat tanpa menggubris ucapan dari Devan dan tanpa pamitan kepada Devan.

"hei kamu gak pamitan nih sama Kakak? Kay beneran nih mau marahan sama Kakak? Kay yakin?" teriak Devan sambil membuka kaca mobilnya.

langkah Kaki Kay langsung berhenti, Kay hanya melirik sekilas lalu melanjutkan jalannya kembali. 'ngeselin banget deh Kak Devan, gak pernah bisa on time, kalo sekali dua kali, oke! ini hampir setiap hari begitu. Kak Devan nyebelin!' umpat Kay dalam hati.

kemudian Kay melirik ja tangannya. "waduh gawat, sudah tidak ada waktu lagi." kemudian Kay langsung berlari tanpa melihat jalan lagi. Kay tanpa sengaja bertabrakan dengan Kakak kelasnya.

"BRUKK!!"

"Awwww...aduh maaf ya....Kak..." kata kata Kay sempat terhenti karena terpesona melihat Kakak kelasnya yang sangat tampan dan mempesona ini.

pipi Kay mendadak menjadi merah seperti memakai blush on saja. Kay lagi lagi terdiam dan terpesona. 'tampan banget? kenapa gue baru tau ya ada Kakak kelas yang memikat seperti ini?' batin Kay.

"lo gapapa?" tanya Kakak kelas Kay.

seketika lamunan Kay buyar. Kay merasa sangat beruntung bisa bertemu dengan Kakak kelasnya ini. entah mengapa detak jantung Kay berdetak cukup kencang dan tidak beraturan.

Kakak kelas Kay membantu dirinya untuk berdiri. tapi lagi lagi Kay kembali tersihir oleh Kakak kelasnya itu, Kay terus menerus menatapnya tanpa henti.

'sumpah tampan banget, Kay gak boleh menyia nyiakan kesempatan yang langkah ini. batin Kay.

"awwww.....sakit banget Kak, sepertinya Kaki kiri Kay terkilir deh." ucap Kay dengan ekspresi menahan sakit.

"duh gimana nih, gue bawa lo e UKS ya!" ucap Kakak kelas Kay dengan sangat khawatir.

Kay hanya mengangguk lalu berkata. "tapi Kay gak bisa berjalan Kak, sakit banget Kaki Kay." ucap Kay dengan muka sedih.

"oke! gue gendong lo ya. maaf kalo gue lancang." ucap Kakak kelas Kay. kemudian Kay langsung mengangguk dengan cepat. "gapapa Kak. kalo Kay paksain jalan takutnya Kay tidak akan mampu."

kemudian Kakak kelas Kay bergerak dengan cepat, dengan cepat sudah berada digendongan Kakak kelasnya itu, Kay terus menatap Kakak kelasnya itu. 'dengan jarak yang begitu dekat, kok Kakak ini makin tampan ya? gak cuma tampan doang, lembut, sopan dan peduli lagi. Kakak ini udah punya pacar gak ya?' batin Kay.

egup jantung Kay semakin tidak beraturan. ketika Kakak kelasnya itu menatapnya Kay langsung memalingkan mukanya kearah lain. supaya tidak terlihat beitu gugupnya berada dipelukan Kakak kelasnya itu.

sesampainya di UKS, Kay langsung berbaring diatas kasur yang tersedia di UKS ini. "thanks ya Kak. maaf Kay jadi ngerepotin Kakak." ucap Kay sambil tersenyum.

"tidak apa apa lagi, lagian lo jadi begini itu karena gue." ucp Kakak kelasnya itu dengan lembut sambil tersenyum.

kemudian Kaki Kay segera diobati oleh pihak UKS yang sedang bertugas hari ini. sesekali Kay meringis kesakitan, Kay memejamkan matanya pada saat Kakinya yang sedang berdarah sedang diobati.

setelah selesai, kemudian Kaki Kay segera diperban. "oh iya Kak, ngomong ngomong kita belum kenalan. nama Kakak siapa ya?" tanya Kay dengan penasaran.

"nama Kakak Reza. gue kok baru kali pertama ya melihat lo? btw, nama lo siapa?" jawab Reza.

"nama gue, Kayla Kak! iya Kay juga baru kali ini melihat Kakak." ucap Kay yang udah salah tingkah.

"salam kenal ya Kayla. maafin gue ya karena tidak melihat jalan jadinya malah nabrak lo! kalo ada apa apa kabarin gue aja ya, gue dikelas 11 IPA-1 ya. sepertinya gue harus kembali kekelas nih. gue duluan ya." ucap Reza lalu setelah berpamitan sama Kay lalu langsung pergi begitu sana.

Kay hanya mengangguk. 'duh senangnya! ini adalah hari yang paling indah menurut gue, ternyata gak sia sia gue hampir telat! eh jadinya gue bisa kenalan sama Kak Reza. oh iya, Kak Reza udah punya pacar belum ya? pokoknya gue harus segera mencari tau.' batin Kay yang terus menerus tersenyum, seperti cewek yang sedang kasmaran saja.

setelah keadaan Kay sudah membaik, ya sebenarnya itu hanya sebuah luka kecil saja. tapi Kay bisa memanfaatkannya dengan sangat baik.

setiba dikelas, Kay langsung menceritakan peristiwa yang menyenangkan itu kepada kedua sahabatnya. "kalian berdua kenal sama Kak Reza gak?" tanya Kay dengan suara yang mulai berbisik.

"Kak Rezaa?! gila siapa yang gak kenal sama Kak Reza! dia itu baik banget tau sama semua orang, udah tampan, baik, sopan, lembut, jago main basket lagi. banyak banget cewek yang sangat ingin menjadi kekasihnya. tau gak, tapi Kak Reza itu terkenal sangat dingin terhadap cewek manapun." ucap anggun menjelaskan.

"tadi gue gak sengaja tabrakan sama Kak Reza, terus Kak Reza gendong gue lalu bawa gue ke UKS. baik dan gentle banget kan dia. oh iya, berarti Kak Reza belum ada yang punya dong." ucap Kay dengan teru tersenyum karena mengetahui cowok yang disukainya belum memiliki seorang kekasih.

"serius lo?" tanya tania dan anggun dengan sangat terkejut.

"pelan nih suara kalian berdua deh. iya gue serius. kalo gue deketin dia gimana ya? baru kali ini gue tertarik sama cowok, dan gue mau Kak Reza itu jadi milik gue! kalian bantuin gue ya?" rengek Kay dengan kedua sahabatnya itu.

"duh kita gak janji deh! ntar lo patah hati lagi karena gak kuat di cuekin sama Kak Reza. kita gak mau lo sakit hati lagi, apalagi ini kali pertama lo suka sama cowok sampai seperti ini. mendingan lo jauhin Kak Reza deh. dia itu terlalu sempurna dan banyak yang suka, gue gak mau lo belum apa apa udah baper baper gak jelas begini." ucap tania dengan tegas.

"please....gimana kita akan tau hasilnya kalo gue belum nyoba untuk maju? gue penasaran banget nih. masak iya kalian berdua tega melihat gue dihantui rasa penasaran seperti ini?" bujuk Kay lagi dan lagi.

"oke kita coba bantu lo, tapi kalo usaha lo gak berhasil. gue harap lo mundur ya? kita bedua gak pengen melihat lo sakit hati dan patah hati sebelum jadian. gimana? lo setuju gak?" ucap anggun dengan tegas.

"kalian memang sahabat gue yang paling baik. gue sayang kalian berdua. oke gue janji deh!" ucap Kay sambil merangkul kedua sahabatnya itu.

"iya kalo ada maunya aja baru baik begini. dasar Kayla!" ucap anggun dan tania secara bersamaan.

tepat dijam istirahat, Kay bersama kedua temannya menuju ke kelas Kak Reza. Kay sudah membawa roti dan minuman untuk memberikannya kepada Kak Reza sebagai tanda ucapan terimakasih Kay.

Kay berjalan masuk sambil memberikan sebuah senyuman manisnya. Reza menatap Kay lalu langsung bertanya. "Kaki lo udah gimana?" tanya Reza.

"udah gapapa kok Kak! oh iya Kak, sekali lagi terimakasih ya. Kay gak tau kalo gak ada Kakak. ini untuk Kakak." ucap Kay lalu memberikan bingkisan yang sedaritadi di pegannya.

"apa ini? iya sama sama, lagian itu juga karena salah gue, gue gak melihat kedepan. tapi maaf gue gak bisa terima pemberian lo ini." ucap Reza lalu menolak pemberian dari Kayla.

muka Kayla langsung cemberut karena pemberiannya ditolak mentah mentah seperti itu.

"ini memang bukan apa apa Kak, tapi Kay tulus kok memberikannya untuk Kakak. Kay harap Kakak tidak menolaknya ya. Kay boleh minta nomor hp Kakak? tapi kalo Kakak tidak memberikannya ya sudah Kay ngerti kok." ucap Kay dengan penuh harap.

setelah berpikir beberapa saat akhirnya Reza mau menerima pemberian dari Kay. "oke ini gue terima. btw, thanks ya! buat apa lo minta nomor gue?" tanya Reza sambil menggerlitkan alisnya.

"heheh, gapapa Kak. siapa tau Kaki Kay sakit lagi kan Kay bisa hubungi Kakak." ucap Kay mencari cari alasan.

'bener juga ya? dia kan begini karena gue?' batin Reza.

"oke, sini ponsel lo." ucap Reza, dengan senang hati Kay langsung memberikan ponselnya kepada Reza.

Reza langsung memberikan nomornya langsung kepada Kay. betapa senangnya perasaan Kay saat ini.

"ini ponsel lo. kalo ada apa hubungi aja." ucap Reza dingin.

"oke Kak, kalo gitu Kay balik dulu ya. sekali lagi thanks ya Kak Reza." ucap Kay lalu pergi meninggalkan kelas Reza dengan perasaan yang sangat senang.

sepanjang perjalanan menuju kelasnya Kay selalu tersenyu lalu dengan bangga langsung pamer kepada kedua sahabatnya saat ini. "tuh kan apa gue bilang, Kak Reza itu baik banget. buktinya dia mau memberikan nomor hpnya ke gue. duh senangnya."

jangan senang dulu lo, Kay! bisa jadi chat lo dicuekin tau. solanya sudah sangat banyak yang tau nomor hpnya Kak Reza tapi pesan dan chat mereka semuanya dicuekin dan tidak direspon sama sekali sama Kak Reza. awas lo ntar gara gara itu jadi baper." ucap tania mengingatkan Kay.

"oh iya? bagus dong berarti, semakin Kakak itu cuek semakin gue merasa penasaran." ucap Kay dengan semangat.

"dasar lo! belum apa apa aja udah jadi bucin. asal lo bahagia aja deh, tapi ingat jangan terlalu memaksakan diri." ucap anggun.

"kalian berdua tenang aja! jangan panggil gue Kayla kalo tidak bisa menjadikan Kak Reza sebagai pacar gue!" ucap Kay dengan sangat yakin.

"tapi Kay lo gak takut? gimana kalo sampai Kakak lo tau, lo sekarang ini lagi mengejar seorang cowok? lo gak takut Kak Reza kenapa kenapa?" ucap tania.

"nah itu dia, Kak Devan jangan sampai tau. gue gak mau kalo Kak Devan sampai tau, pasti Kak Reza bakalan tamat, dan Kak Reza pasti akan membenci gue seumur hidupnya dan menjauh dari gue! ini hanya rahasia kita bertiga. awas aja kalo sampai kalian berdua keceplosan didepan Kakak gue!" ancam Kay kepada kedua sahabatnya itu.

"oke kita berdua janji sama lo gak akan pernah kasih tau sama Kak Dev. asal lo jangan terlalu berlebihan dan terlalu teropsesi sama Kak Reza. kita berdua benar benar gak mau melihat lo sakit hati. lo harus janji ke kita? oke!" ucap tania sambil terus menatap Kay.

"iya gue setuju sama tania, kita gak rela kalo lo disakiti, Kay!" ucap anggun.

"gue janji sama kalian berdua." ucap Kay lalu segera memeluk kedua sahabatnya itu.

bell pulang Sekolah sudah berbunyi, Kay langsung keluar kelas dengan terus menerus tersenyum, sambil sesekali bersiul siul.

Devan sudah menunggu Kay diparkiran Sekolah Kay, Kay yang melihat kalo Kakaknya sudah berada disana langsung segera menghampiri Devan. Kay terus melemparkan senyuman manisnya.

"ayo jalan Kak!" ucap Kay dengan penuh semangat.

Devan yang tidak percaya melihat ekspresi adiknya yang seperti itu langsung heran dan mulai curiga. "kamu baik baik saja kan Kay? Kay tidak sedang menyusun rencana untuk membalas Kak Dev kan? tanya Devan sambil mengarahkan tangannya ke kening Kay.

Kay langsung menepis tangan Devan dengan kasar. "ih Kakak! apaan sih. idih kepedean banget deh. Kakak maunya kalo Kay merajuk terus menerus ya?" ucap Kay dengan kesal.

"gak dong! tumben banget nih. ada angin apa nih adik Kakak dari tadi senyam senyum begitu? hayoo ngaku." goda Devan terus menerus.

"tuh kan, dibaikin salah, di diamin juga salah! mau Kakak apa sih? huh!" ucap Kay lalu menatap Devan dengan tajam.

"mau Kakak Kay tidak marah marah lagi, biar tambah cantik." ucap Devan lalu mengacak acak rambut Kay.

"Kak Dev.....!" teriak Kay dengan kesal.

Devan hanya tertawa geli melihat sikap adiknya yang sangat menggemaskan itu.

Next chapter