Oriel Cadeyrn adalah pemimpin dari 4 mafia muda yang menguasai perdagangan narkoba dunia. Dia dikenal sebagai pria yang dingin dan kejam. Oriel adalah pangeran es, siapa saja yang mencari masalah dengannya bersiaplah untuk dibekukan lalu dihancurkan olehnya. Samantha Beverly, mawar berduri yang siap membunuh siapapun dengan kecantikannya. Beverly di didik sejak kecil untuk menjadi seorang pembunuh. Ayahnya tidak memberikan Beverly senjata untuk membunuh tapi ayahnya mengatakan pada Beverly bahwa senjata paling mematikan yang bisa wanita gunakan untuk membunuh adalah kecantikannya. Bahwa racun yang paling mematikan dari wanita adalah mulutnya. Suatu hari Beverly mendapatkan misi dari sang ayah. Ia harus mendapatkan rahasia dari seorang mafia berbahaya yang tak lain adalah Oriel. Dari misi ini Beverly harus masuk ke kehidupan seorang Oriel. "Kau masuk sendiri tanpa aku undang. Kau tidak akan bisa pergi seperti ketika seenaknya kau datang ke kehidupanku, Nona Samantha Beverly." Oriel Caderyn.
Sebuah pesawat pribadi sudah mendarat di landasan. Pintu pesawat itu terbuka. Seorang pria dengan wajah jelmaan dewa terlihat keluar dari pesawat itu. Kaca mata hitamnya membendung sinar matahari yang saat ini tengah menyorot padanya. Ketika ia menuruni anak tangga pesawat tersebut, seorang pria lagi turun dari sana disusul dengan 2 pria lainnya.
Tepat di sebelah kiri dan kanan anak tangga terakhir, beberapa orang dengan setelan hitam bersenjata lengkap telah berbaris menyambut kedatangan 4 orang tersebut. Pria itu berjalan melewati orang-orang bersenjata lengkap. 3 temannya yang sama-sama mengenakan kaca mata hitam melangkah di sebelahnya. Tepat setelah mereka berempat membentuk sebuah garis, orang-orang bersenjata tadi melangkah di belakang mereka.
Sebuah tempat dengan penjagaan berlapis. Dengan pria-pria bersenjata lengkap yang berjaga di setiap sisinya. Sebuah markas besar yang terbuat dari beton tebaik dan kerangka baja terkuat.
Pintu terbuka otomatis ketika pria pertama keluar dari pesawat hampir mencapai selangkah ke pintu. Ia masuk disusul oleh 3 temannya yang lain, kaca mata yang bertengger di hidung mereka sudah mereka lepaskan.
Oriel Cadeyrn, Aeden Marshwan, Ezellio Kingswell dan Zavier Velasco adalah nama 4 pria yang tergabung dalam satu cartel terbesar dan terkuat di Columbia. 4 pria tampan ini menjajaki dunia bawah tanah sejak usia mereka kurang dari 20 tahun.
Oriel adalah pemimpin dari kelompok mafia ini. Cartel yang dia buat tidak ditercipta dengan mudah. Butuh usaha keras, keringat becururan dan darah yang bertetesan untuk sampai ke titik ini. Dari sebuah kelompok dagang narkoba jalanan, Oriel membawa teman-temannya menuju ke puncak kejayaan. Pasar dagang narkoba dunia sudah mereka kuasai setidaknya 20%, dan 20% untuk pasar dunia bukanlah jumlah yang sedikit. Dengan keuntungan yang bisa membuat mereka hidup bergelimang harta hingga lebih dari 7 keturunan.
Keberhasilan tak akan mungkin terjadi hanya karena satu orang, meski Oriel yang paling banyak memajukan tapi 3 teman lainnya –Aeden, Ezell dan Zavier – juga berkonstribusi untuk membuat cartel mereka mendunia.
Oriel adalah pria yang dijuluki sebagai pangeran es. Itu karena dia membekukan siapapun yang mencoba mencari masalah dengannya.
Aeden adalah pangeran api yang siap membakar siapapun hingga jadi abu.
Ezellio adalah yang paling tenang tapi dialah yang paling mematikan. Ketenangan di wajahnya membuat lawannya menjadi gentar.
Zavier, satu-satunya yang paling ceria tapi jangan pikir dia pria lemah karena bagian dari 4 mafia paling berbahaya tak akan terdiri dari pria yang lemah. Zavier memang pria yang menebarkan senyumannya tapi percayalah, senyuman itu tidak selalu berarti keramahan. Ketika ia ingin membunuh ia masih menggunakan senyuman yang sama. Dari seorang Zavier, bisa dipelajari bahwa senyuman tidak bisa memastikan jika pria yang murah senyum bukan pria yang berbahaya.
Sampai di sebuah ruangan bernuansa cokelat tua dengan design bergaya klasik, 4 pria itu duduk di sofa. Oriel duduk di sofa single sedangkan 3 temannya yang lain duduk di satu sofa panjang.
Seseorang masuk dan berdiri di dekat Oriel dan teman-temannya.
"Bos, terjadi masalah di Macau. Barang yang kita selundupkan melalui jalur laut tertangkap oleh satuan gabungan disana." Penjelasan dari bawahan Oriel tak merubah raut wajah Oriel.
"Akan segera aku urus." Aeden yang bertanggung jawab untuk wilayah itu segera membuka mulutnya.
Setiap wilayah sudah dibagi untuk 4 orang itu dan mereka harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi disana.
Aeden bangkit dari tempat duduknya dan segera menghubungi seseorang. Ketika ia kembali, masalah sudah dipastikan beres.
"Tidakkah kau harus membunuh orang-orang yang membuat kita merugi, Aeden?" Ezell menatap Aeden datar.
Aeden meletakan ponselnya di atas meja, "Kau seperti tidak tahu caraku menangani masalah saja, Ezell."
Oriel mendengarkan percakapan kedua temannya tanpa mau menanggapi. Ia tahu jika teman-temannya bisa menyelesaikan masalah dengan cepat.
"Dia pasti memerintahkan para petinggi polisi untuk membunuh orang-orang kita. 1 ton sabu-sabu kita akan sampai pada tempatnya dengan berat 900 kg karena yang 100 kgnya menjadi bukti pekerjaan team polisi gabungan. Ketika penghancuran barang bukti, 100kg itu mewakili 900 kg lainnya. Begitu, kan, Aeden?" Zavier menjabarkan cara kerja seorang Aeden.
"Pintar. Zavier mengingat betul cara kerjaku." Aeden memuji Zavier.
Cara mengendalikan masalah dari masing-masing mereka berbeda-beda tapi percayalah, setiap pengendalian mereka dipastikan akan menumpahkan darah.
"Kau mengalami kegagalan dalam mendidik bawahanmu tapi kau terlihat senang dan bisa memuji Zavier. 100kg sabu-sabu memiliki jumlah yang besar, Aeden." Oriel baru bersuara.
"Ayolah, Oriel. Sesekali kesalahan terjadi adalah sebuah kewajaran." Aeden menyalakan televisi. Dengan begitu pembicaraan tentang tertangkapnya penyelundupan narkoba mereka selesai.