Kyuhyun merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah kotak kecil berbahan velvet berwarna biru gelap. Kyuhyun membuka kotak itu seraya menghampiri Chaewon. Sebuah cincin yang bertahtahkan berlian dengan ukuran cukup besar itu sangat jelas terpampang.
"haruskah aku melakukannya dengan cara tradisional?" Kyuhyun tidak bisa menahan senyumnya.
Chaewon hanya diam memperhatikan ekspresi Kyuhyun.
Pagi ini Kyuhyun berangkat lebih dulu karena ia harus ke toko perhiasan dan membeli cincin yang akan dia gunakan untuk melamar Chaewon. Cincin berlian 22 karat karya Tiffany itu memang ditaksirnya hanya untuk moment ini. Memang agak terlambat untuk itu, tapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali bukan?.
Kyuhyun menimbang-nimbang, haruskah ia berlutut atau tidak. Namun pada akhirnya ia tetap melakukannya. Kyuhyun berlutut pada satu kaki dan meraih tangan Chaewon yang bebas.
Sambil menatap mata coklatnya, Kyuhyun berkata "Yoon Chaewon, bersediakah kau menikah denganku?"
Wanita sedingin Yoon Chaewon pun dapat merasakan letusan hormon endorphin pada momen itu. Dia tersenyum tipis dan mendirikan tubuh Kyuhyun "apa aku punya pilihan?"
"tidak" Kyuhyun mencium bibir Chaewon yang tersenyum padanya.
Yap! He will never get bored of this lips.
Selepasnya ciuman mereka, Kyuhyun menyematkan cincin itu ke jari manis Chaewon dan mendaratkan kecupan di sana.
"ini pasti akan menarik banyak perhatian" ucapnya sedikit sarkastik sambil memperhatikan cincin yang tersemat di jemari manisnya itu.
"bukan diriku jika tidak berlebihan" Kyuhyun menarik Chaewon ke dalam pelukannya. Chaewon tersenyum tipis, mengakui pernyataan itu.
Tidak lama Chaewon menjauhkan tubuhnya "aku harus kembali"
"aku masih belum puas" protes Kyuhyun.
"kau harus membiasakannya. Karena ini di kantor" Chaewon berjalan menjauh.
"tunggu! Jangan biarkan pria lain melihat tubuh" Kyuhyun memakaikan jasnya ke tubuh Chaewon.
'bukankah sudah terlambat?' aku Chaewon dalam hati, namun tidak mengutarakannya. Kyuhyun memberikan kecupan singkat di bibir Chaewon saat wanita itu lengah dan langsung mengantarkannya ke lift.
Sekembalinya Chaewon ke ruangan ia pun berbicara pada Beverly "aku sudah bicara dengan Presdir, kau bisa melanjutkan project ini sebagaimana mestinya. Di mata Presdir aku yang bertanggung jawab, tetapi kau tetap penanggung jawab aslinya. Siapkan keperluannya, besok aku akan menemanimu"
"baik, Ketua" Beverly memulai kembali pekerjaannya.
"apa kalian melihatnya?" bisik salah satu editor, ketika tatapan mengekor mereka kepada Chaewon berakhir.
"ya, aku melihatnya" jawab Ben, salah satu editor pria selain Alex.
Beverly berhenti dan ikut nimbrung dalam percakapan mereka "lihat apa?"
"saat Ketua Yoon pergi menemui Presdir, dia tidak menggunakan outer. Tapi sepulangnya dari sana dia kembali dengan menggunakan jas yang kuyakini sebagai Dormeuil Bespoke. Lihat bahannya itu, tidak ada rumah mode yang bisa menyaingi bahan keluaran Dormeuil yang mewah itu." Jawab Alex.
"sepertinya aku pernah melihat jas itu" Beverly berfikir, "ah! Aku melihatnya di ruangan Presdir." tukas Beverly.
Semua orang terkejut, "aku sudah punya dugaan, jas mewah seperti itu memang hanya orang itu yang mampu membelinya" celetuk Ben.
"jadi, simpulannya Presdir memberikan jas itu untuk Ketua Yoon? Tapi untuk apa?" Alice menyuarakan pikirannya.
"mungkin pakaian yang digunakan Ketua terlalu terbuka dan dia tidak menyukainya" Alex mengangguk-anggukkan kepalanya mencoba untuk merasionalkan alasan yang dilontarkannya.
"hm..bisa jadi, tapi bukannya Presdir sudah banyak main wanita? Buat apa ia terganggu dengan penampilan Ketua?"
Alex menepuk tengkuk Ben "bodoh! Karena itu, makanya dia terganggu dengan pakaian yang dikenakan Ketua"
"ah..aku mengerti maksudmu" Ben mengulas senyum penuh maksud itu, kemudian menyikut Alex "apa kau pernah dengar rumor bahwa dia tidak akan pernah tidur dengan wanita yang sama?" yang lain hanya menghela nafas.
"jadi maksudmu Presdir tertarik dengan Ketua?" Beverly menyela.
"bila dilihat dari cara Presdir bersikeras ingin Ketua Yoon yang menangani featurenya dan jika perkataan Alex itu benar, mungkin saja Presdir tertarik dengan Ketua Yoon. Tapi kalian juga perlu lihat ini" Anna buka suara seraya menunjukkan sebuah post pada forum gossip yang diikutinya.
'Pengusaha Muda Idaman Wanita Ini, Tak Lagi Tersedia (This Young Handsome Bussinessman, No Longer Available)' tulis pengguna yang memposting artikel tersebut sebagai judul.
Artikel itu disertai dengan foto dua orang yang sedang berada di butik, gambar yang diambil hanya menampilkan sisi kedua orang tersebut. Namun siapapun bisa mengenali wajah pria dalam foto tersebut sebagai Kyuhyun Cho-Barnett.
'...malam itu, sang pria meminta manajer kami untuk memilihkan baju untuk istrinya...'
Alice menyuarakan bait artikel yang dibacanya, mereka menscroll kembali untuk melihat foto-foto lainnya yang terlampir. Namun tak banyak yang bisa memberikan mereka petunjuk akan siapa yang disebut sebagai istri dari Presdir mereka itu.
"kalian sedang apa?" tiba-tiba saja suara Chaewon mengagetkan mereka.
"tidak ada apa-apa" jawab mereka serempak seraya kembali ke meja masing-masing.
~
Hari mereka melakukan wawancara pun tiba, Chaewon dan Beverly masuk ke ruangan Kyuhyun. Oh! Tak lupa Ben juga ikut membantu mereka dalam pengambilan beberapa gambar yang dibutuhkan.
Setelah bersapa ria, Beverly memulai topik pembicaraannya mengenai awal mula Kyuhyun menduduki jabatannya. Kemudian berlanjut pada topik julukan yang ia dapatkan sebagai 'Bujangan yang paling diminati'.
"well, aku merasa tersanjung mendapat julukan itu. Tapi sangat disayangkan, nampaknya julukan itu harus pindah tangan. Karena aku tidak lagi bujangan" jawab Kyuhyun dengan enteng.
"berarti anda sudah memiliki kekasih?"
Dengan senyum bangganya Kyuhyun menjawab "ya, dan kami akan segera menikah"
"boleh kami tahu siapa wanita beruntung itu?"
"menurutmu siapa?" ucap Kyuhyun sambil menatap Chaewon yang sedari tadi duduk diam di samping Beverly.
Tatapan Ben dan Beverly mengikuti tatapan Kyuhyun yang terpatri pada Chaewon. Chaewon tak bergeming menatap Kyuhyun dengan ekspresinya yang dingin. Berbeda dengan Kyuhyun yang tersenyum lebar, merasa terhibur akan kelakukannya yang sengaja menggoda Chaewon.
Beverly tertawa kikuk memecah keheningan "apa boleh kutulis identitas wanitanya Ketua Yoon?"
"tidak perlu, tulis saja bahwa dia tak lagi membujang" tukas Chaewon,
"hei! Dingin sekali kelakuanmu Mrs. Barnett" protes Kyuhyun, Chaewon menatap Kyuhyun tanpa sepatah kata batahan.
"apa masih ada pertanyaan lainnya?" Chaewon mengintip kertas yang dipegang Beverly.
"tersisa lima pertanyaan lagi"
"lanjutkan" Chaewon kembali menatap lurus ke arah Kyuhyun, yang dibalas oleh Kyuhyun dengan tatapan menantang.