webnovel

Purple Autumn

Kalian bisa bayangkan betapa bahagianya Chaewon mendengar kabar itu, Chaewon memegang perutnya yang masih rata. Ponselnya kembali berdering ketika ia baru saja menutup telponnya dengan Dr. Lydia

"Hello?"

"Ms. Yoon, bisakah pertemuan kita dipercepat? Karena lusa aku harus pergi ke Paris" ujar pria dari sebrang telepon.

"Ya, tentu saja"

"anda terdengar ragu"

"tidak, tentu saja tidak." Chaewon meyakinkan.

"Benarkah? Kalau begitu kita bertemu di tempat yang dijanjikan kemarin sekitar pukul 2"

"Okay, sampai jumpa"

"Thanks" pria itu memutuskan sambungan.

Chaewon menghampiri meja Alex sesaat setelah sambungan teleponnya terputus, sebelumnya ia sempat melihat jam di ponselnya masih menunjukan pukul setengah dua belas. Alex menyiapkan berkas yang akan digunakan untuk meeting nanti.

.

Chaewon dan Alex sampai di restoran lebih awal, mereka memilih untuk duduk di teras lantai 2. Ia kembali membaca proposal di tangannya, Alex menawarkan apakah ia ingin makan karena sudah waktunya makan siang.

"Kau makan duluan saja", Alex mengangguk dan meninggalkan Chaewon untuk ke toilet sebentar.

Alex telah menyelesaikan makannya dan waktu pertemuan masih lima belas menit lagi, Chaewon merasa bosan jadi dia mengeluarkan ponselnya dan mulai memainkan permainan yang sedang in, Dress-up Diary.

Akhirnya pria yang ditunggu-tunggu pun datang, tubuhnya yang tegap dan rambut coklat emasnya sangat mempesona.

"Hi, apa kalian telah menunggu lama?" Sapanya sambil menjabat kedua tangan partner meetingnya.

"Tidak, kami sembari makan siang juga" jawab Alex.

Pria bernama Edward Mason itu duduk di samping Chaewon dan Alex "jadi apa konsep pemotretan kali ini?" tanyanya.

"Tema besar kita adalah Purple Autumn, kali ini kita akan melakukan pemotretan dengan gagasan neon coat." Alex memberikan gambaran detail pada Edward. Selesai dengan semua urusan detail, kini saatnya menentukan waktu.

"Berapa lama anda berada di Paris?" Tukas Chaewon, "sekitar lima hari" balasnya.

"Itu cukup lama.." Chaewon merenung "apakah besok anda ada jadwal pemotretan?" lanjutnya.

"Tidak juga"

"Kalau begitu apa kita bisa melakukan pemotretannya besok?"

"Tentu" Edward menyetujui.

"Baiklah, terima kasih atas waktunya"

"Yeah. Well, see you"

Mereka pun kembali ke kantor "Alex, tolong kau siapkan segala keperluan untuk pemotretan besok" Perintahnya pada Alex saat di perjalanan.

"Yes, chief"

~

"Selamat edisi bulan kemarin kita masih berada di posisi teratas, terima kasih atas kerja kerasnya" seluruh editor pun bertepuk riuh.

"Dan sekarang mari kita kembali memikirkan ide untuk edisi selanjutnya" mereka dengan cepat merubah ekspresi gembiranya menjadi sedih dan mengeluarkan keluhan yang panjang

"Kalian ini seperti anak baru saja" ejek Chaewon.

.

Sebuah mobil SUV berwarna hitam baru saja memasuki gedung yang berlapis kaca seluruhnya dan memarkirkan diri di tempat yang bertuliskan President. Seorang pria tampan bertubuh tinggi tegap keluar dari mobilnya, jas ungu gelapnya sangat pas membentuk tubuhnya yang bak peragawan. Semua karyawan menyapanya hormat yang dibalas dengan hal yang sama.

Ia memasuki lift yang dikhususkan untuk dirinya, ditempelnya kartu ID miliknya dan menekan tombol President. Seorang pria yang berprofesi sebagai sekretarisnya menyapa, saat ia keluar dari lift.

"Selamat pagi, Presdir"

"Pagi, tolong panggilkan Ms. Yoon Chaewon dari departemen fashion magazine. Aku ingin kau yang melakukannya sendiri dan antar dia ke ruanganku"

"Yes, sir"

.

'Knock knock'

Chaewon mengangkat kepalanya untuk melihat siapa yang mengetuk "Apa ada yang bisa ku bantu?" Chaewon hampir berdiri dari duduknya, pria itu menghampirinya dengan sigap.

"Perkenalkan saya Lucas, sekretaris pribadi Presiden Direktur. Anda diminta untuk menemui Presdir", Chaewon mengerutkan dahinya "kalau boleh tahu dalam hal apa Presdir memanggilku? Karena aku masih ada pekerjaan"

"Kita semua di sini memiliki pekerjaan Ms. Yoon" tukasnya, Chaewon menghela nafas "baiklah" ia memasukan ponselnya ke kantung jasnya dan dengan berat hati meninggalkan meja kerjanya mengikuti pria yang mengenalkan diri sebagai sekretaris pribadi Presdir.

Next chapter