Jika hati ini memang ditakdirkan untuknya Tuhan
Tolong beri aku satu jalan untuk terus bisa bersamanya
-Raza
Setelah puas melihat sunrise aku dan Raza berjalan beriringan menuju Villa Mama Zahra. Raza masih memandangiku dengan tajam. Jengah di pelototin olehnya, aku pun menghentaki kaki kesal dan berbalik menatapnya sembari berkacak pingang.
"Kenapa sih Za?" tanyaku dengan bodohnya, padahal aku mengetahui alasannya begitu.
"Lo gak bohong 'kan?"
"Emangnya tampang gue pembohong?"
Terdengar helaan napas panjangnya, ia bahkan mengacak rambutnya kesal. "Jadi bener Disya yang dia maksud itu elo?"
"Maybe, gue gak tau pasti yang jelas gue gak ingat sama sekali."
"Lo cinta sama Ghara?" tuduhnya.
Aku pun tertawa bahkan terbahak sangking lucunya. "Sudah gue bilang 'kan tadi, gak ada yang bisa gantiin Jae. Kalau pun bisa bukan Ghara juga orangnya."
"Terus? Terus kenapa lo pacaran sama Ghara?"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com