webnovel

KAMA (4)

Berdiri didepan pintu kayu berwarna hitam yang tertutup dihadapannya, kama kebingungan untuk mengetuk pintu tersebut karena kedua tanggan nya sudah cukup kewalahan memegang Bunga dan sebuah boneka lumba-lumba raksaksa berwarna merah muda.

"Haruskah aku meletakan bunga ini dilantai?" Batin kama sambil menatap bouqetw bunga dan lantai secara bergantian. Kemudian dia menggeleng, "tidak-tidak nanti bunga-bunga cantiknya bisa rusak" kama mengurungkan niatnya. Setelah itu perhatian nya beralih ke boneka lumba-lumba raksaksa "mungkin lebih baik aku meletakan boneka ini di dalam mobil terlebih dahulu. Kama menoleh kebelakang memperhatikan mobilnya dan menimbang-nimbang. Saat itu dia baru mengingat bahwa temannya-anjas-masih menunggu dengan bosan di dalam mobil.

Kama berlari kecil kearah mobil dan memberi isyarat kepada Anjas untuk membuka kaca jendela dari kejauhan. Dengan enggan Anjas menurunkan kaca mobil dan menatap Kama dengan tatapan penuh tanya.

"Kenapa? Enggak jadi? Kan aku udah bilang ini tolol dan cheesy banget"

"Turun! Aku butuh bantuan mu, po'"

Anjas melongo sambil meletakkan jari telunjuk didepan hidungnya seakan -akan dia berkata " aku? Kamu serius mau melibatkan aku didalam rencana tolol mu ini?"

Anjas menggeleng dan perlahan menaikkan kembali kaca mobil, tapi Kama tidak membiarkan sahabatnya itu lolos begitu saja. Nekat dia meletakan kepalanya untuk mencegah kaca mobil tertutup. Sontak Anjas berhenti.

" ya Allah! Tolong po' , aku enggak mau ikut campur urusan kamu. Terlalu enggak kuat dengan kenorakan ini."

Sejak kemarin malam setelah Kama menerima panggilan dari Selfi, tanpa menjelaskan tentang isi perbincangan mereka yang merubah suasana hati kama menjadi buruk . setelahnya, Kama meminta saran kepada Anjas tentang cara membujuk wanita sehingga wanita tersebut dapat memaafkannya. Sebenarnya Anjas tidak perlu dijelaskan lebih jauh, dia sudah mengerti duduk permasalahan. Pasti wanita yang dimaksud sahabatnya itu adalah Alaska. Namun yang Anjas tidak habis pikir adalah mengapa Kama perlu repot-repot untuk meminta maaf kepada Alaska? Bukan kah ini adalah kesempatan bagus? Kesempatan untuk mengakhiri hubungan 'persahabatan mereka' sehingga Alaska dapat pindah kelain hati dan melanjutkan hidupnya?

Alih-alih melihat kejadian ini sebagai peluang, Kama malah seperti kebakaran jenggot dan bersikeras untuk meminta maaf kepada Alaska. Dengan dalih bahwa dia tidak mau kehilangan Alaska dalam hidupnya. Bahwa Alaska sudah dia anggap seperti adik, keluarga dan bagian penting dari hidupnya.

"Aku harus gimana ya po'?"tanya Kama malam itu

" you are a womenizer. You should've known better how to handle a woman. Biasanya kamu ngapain supaya cewek-cewek kamu enggak ngambek?"

" gombalin, pegang tangannya, cium bibirnya, trus aku ajak tidur. Besoknya dia udah enggak ngambek lagi"

" iya gimana mau ngambek, udah kecapean ngelayanin kamu malamnya."

" ya masalahnya ini Alaska. Bukan cewek-cewekku biasanya. Aku enggak mungkin pegang tangannya, cium bibirnya, dan ajak dia tidur. "

Akhirnya ide murahan, kekanak-kanakan dan 'norak' tercetus dari hasil diskusi satu arah karena Anjas sebetulnya sama sekali tidak terlibat dalam diskusi tersebut. Dia hanya menatap Kama dengan tatapan bosan, pura-pura mendengarkan, dan sesekali mengatakan " hem., ya, bisa, mungkin, ok, bagus juga" . Dan 12 jam berikutnya mereka sudah berdiri di depan pintu asrama polwan polair yang tertutup dengan Kama yang membawa sebuah boneka lumba-lumba merah muda dan bunga.

Bukan karena hatinya tergerak karena kama meminta bantuannya, atau karena dia memvalidasi trencana ini Anjas melangkah keluar dari dalam mobil dengan berat hati, tapi karena dia berharap urusan ini cepat selesai sehingga dia dapat kembali ke apartemen nya dan melanjutkan kegiatan akhir minggu yang jauh lebih menyenangkan dari pada ini.

Dengan kasar Anjas merebut rangkaian bungan dari salah satu tangan Kama. Jika bukan karena rasa setia nya dan mengingat bagaimana Kama selama ini sudah membantunya jika dia dalam kesulitan, Anjas tidak akan pernah sudi terlibat dalam hal semacam ini. Tidak jauh berbeda dengan Kama, Anjas adalah seorang 'kasanova' begitu caranya menyebut pria hidung belang seperti dia dan Kama.

Pria yang meletakan jatuh cinta pada baris terakhir dalam agenda hidup. Jenis pria yang memegang teguh pendirian bahwa hakekat hidup adalah bersenang-senang dan setiap wanita diciptakan untuk dicintai. Karena dia adalah pria yang tidak mau menyia-nyiakan ciptaan tuhan, jadi anjas percaya bahwa dia berkewajiban untuk mencintai setiap wanita dan mencintai disini melibatkan sentuhan,belaian, dan cumbuan. Singkat kata Anjas sama bajingannya dengan Kama hanya saja dengan gaya yang berbeda.

Sekarang satu lagi perbedaan diantara mereka: kama sudah hilang akal karena seorang wanita biasa. Sedangkan Anjas masih waras dan berada dalam jalur yang benar menurut para kasanova.

Kama menyeringai sambil mengucapkan terimakasih yang tidak terderngar begitu tulus.

Dengan tangannya yang sudah bebas, Kama mengetuk pintu tersebut dan berharap Alaska segera membuka pintu karena dia sudah cukup malu dengan tindakan nya sendiri. Setelah ketukan kedua, Terdengar suara langkah kaki yang setengah diseret dari balik pintu. Kemudian langkah itu berhenti dan terdengar bunyi 'klik' yang menandakan bahwa ada seseorang dibalik sana sedang membuka pintu.

Ketika pintu terbuka, Anjas melongo dan Senyuman manis yang sejak tadi dia Persiapan untuk meluluhkan Alaska perlahan berubah getir. Anjas berusaha menahan tawanya, ketika menyaksikkan kengerian yang terpantul jelas diwajah Kama. Dia mulai menikmati pertunjukan ini. Dengan santai Anjas melipat kedua tanggan nya dan bersandar pada sebuah tiang teras dibelakang Kama.

"Babe? Baru aja aku mau kasih kamu surprise." Lidsey melangkah keluar dari ambang pintu. Insting Kama membuatnya mundur satu langkah. Tanpa menyadari bahasa tubuh dan raut wajah Kama, Lidsey langsung melingkarkan lengannya ke leher Kama dan mengecup pipi kanan kekasihnya itu

"Babe.." kama melepaskan pelukan Lidsey dan memberi isyarat bahwa mereka sedang berada diluar tepatnya dilingkungan Asrama kekasihnya itu. Sadar apa yang dimaksudkan oleh Kama, dengan enggan gadis berparas ayu itu melepaskan pelukannya. Dengan santai dia melambai kearah Anjas yang masih menikmati adegan tak terduga ini.

"Hi anjas!"

"Hi cantik! Bahagia sekali aku melihat kamu yang membuka pintu itu" celetuk anjas

Lidsey tersenyum, dia adalah tipe wanita yang hanya akan fokus pada kata cantik dalam suatu kalimat yang ditujukan padanya tanpa menelaah sisa kata. Tidak merasa curiga sedikitpun dengan kata-kata Anjas, Lidsey kembali memusatkan perhatiannya pada Kama.

"Aku baru aja berencana kerumah mu dan kasih kejutan. Ternyata kamu duluan yang kasih aku kejutan. Kok kamu tahu aku udah pulang babe?"

Sebuah pertanyaan yang seharusnya dapat dijawab dengan mudah jika diajukan pada situasi yang jauh berbeda dengan situasi saat ini. Saat ini , pertanyaan itu adalah penentu. Pertanyaan yang jawaban nya akan menentukan siapa yang akan tinggal dan siapa yang akan pergi. Hal ini diluar rencana Kama. Rencana kedatangannya dengan membawa boneka dan bunga adalah untuk membujuk Alaska sehingga dia dapat mengulur waktu lebih lama lagi dan memberikan dirinya sedikit waktu untuk tidak berada pada posisi benar-benar harus memilih salah satu diantara mereka. Memilih anatar persahabatan atau apapun ini yang dia miliki dengan Lidsey ini.

Jika dia memutuskan untuk menjawab pertanyaan itu dengan jujur, itu artinya dia memilih Alaska dan persahabatan, namun jika dia memutuskan untuk berbohong itu artinya dia memilih Lidsey dan melepaskan Alaska. Otak jenius nya memilih untuk membeku disaat dia sangat membutuhkan kecepatan berpikir. kama melirik kearah Anjas hanya untuk menemukan sahabatnya itu menyeringai lebar yang menunjukan kebahagiaannya menyaksikan adegan ini.

Seperti ada koin bayangan yang dilontarkan ke udara dalam benaknya, kama menggantungkan pilihannya pada sebuah pengundian bayangan. Jika kepala yang terlintas dalam benaknya maka dia akan memilih untuk berjata jujur, namun jika ekor yang terlintas maka dia akan memilih sebaliknya. Detik berikutnya Kama berkata

" sejujurnya, aku tidak tahu kalau kamu sudah kembali hari ini babe,"

Anjas terkekeh dan menggeleng-geleng tidak percaya dengan keputusan yang diambil Kama. Lidsey menatap Anjas dan Kama secara bergantian. Kerutan terlukis jelas didahinya seakan dia sedang berpikir dan menilai situasi yang sedang terjadi diantara mereka. Detik berikutnya, seperti di sambar petir Lidsey menyimpulkan sebuah alasan dibalik kedatangan Kama yang mendadak. ketika Lidsey hendak menyemburkan kemurkaan nya. kama menyodorkan boneka lumba-lumba merah jambu yang sejak tadi dibawanya kearah Lidsey sambil memasang wajah khas 'kasanova' nya

" aku berencana meminta Alaska untuk meletakkan boneka dan bunga ini di atas tempat tidur mu sebagai kejutan ketika kamu datang besok babe"

mendung di wajah Lidsey berubah menjadi cerah. Kemurkaan yang sudah diujung lidahnya lenyap begitu saja dan digantikan dengan sebuah senyuman cerah dan semu merah di pipinya. Lidsey tidak menyangka seorang kasanova yang terkenal sulit ditakhlukan dapat melakukan hal semanis ini padanya.

Sama tidak menyangkanya dengan Lidsey, Anajas melongo dan kemudian tersenyum bangga kearah Kama. Kama melirik kearah Anjas, dan tanpa kata-kata Anjas berkata melalui tatapan matanya

"You did a great job man!"

Kama membalas tatapan mata Anjas dan bergumam "did l?"

Sesuatu terasa salah dan mengusik hatinya. Meski dia sudah memilih bertindak berdasarkan insting , mengapa semua ini masih terasa salah? Beberapa saat yang lalu, ketika dia membayangkan koin yang berputar, bayangan gambar kepala lah yang terbersit di dalam benaknya. Namun ketika dia ingin mengatakan alasan yang sejujurnya, lidah kama terasa kelu dan ada sesuatu yang mendorongnya untuk berbohong disaat-saat terakhir. Mungkinkah otaknya memilih alaska namun hatinya memilih Lidsey? Ataukah sebaliknya? Ketidak tahuan Kama atas sesuatu yang mengusik nya sama dengan ketidak tahuannya atas keberadaan seseorang yang berdiri sambil memperhatikan mereka dari jalanan sempit disamping Asrama.

Pembaca yang baik jangan lupa review ya. Bantu saya memperbaiki diri dengan memberikan komentar dan masuka. Terimakasi ??????❤️

selflesselficreators' thoughts
Next chapter