webnovel

Ranjang Ambruk (1)

Editor: Wave Literature

Xuanyuan Pofan membaringkan Liuli Guoguo ke ranjang, lalu Liuli Guoguo menendang-nendangkan kakinya sampai sepatunya lepas. Setelah itu dia pun menarik bantal kelincinya dan masuk ke dalam selimut. Kemudian, dia menepuk-nepukkan ke sebelahnya dan berkata, "Kakak Po cepat naik ke ranjang!"

Gedebuk! 

"Hehehehehe..." senyum Liuli Guoguo tampak mekar seperti bunga, Akhirnya aku bisa tidur bersama dengan Kakak Po lagi! Hangat sekali… batinnya dengan senang.

"Um, Liuli Guoguo kamu tidur dulu saja, aku ganti baju tidur dulu." kata Xuanyuan Pofan sambil mencubit lembut pipi Liuli Guoguo, lalu dia pun berbalik pergi.

Xuanyuan Pofan kembali setelah ganti baju, dan dia menemukan Liuli Guoguo yang sudah tidur dengan nyenyak sampai mendengkur. Wajah kecil dan lembutnya terlihat sangat puas sekali, mulut merah ceri itu terbuka sambil mendengkur dengan nyaringnya, namun kedua alisnya tampak tenang.

Xuanyuan Pofan masih ingat wajah Liuli Guoguo kemarin yang sangat resah dan tidak tenang. Ketika tidur di malam hari, kedua alisnya selalu mengkerut, tampak jelas waktu itu Liuli Guoguo sangat tidak senang, tapi hari ini ekspresi wajahnya sudah sangat membaik.

Xuanyuan Pofan pun berbaring di samping Liuli Guoguo, sedangkan Liuli Guoguo sama seperti kemarin, dia tiba-tiba menempel ke tubuh Xuanyuan Pofan. Lalu merangkul Xuanyuan Pofan dengan tangan kecilnya, dia merangkul seperti seekor gurita.

Xuanyuan Pofan pun memeluk Guoguo, tiba-tiba terbesit sesuatu di pikirannya, lalu tangannya dengan ringannya menyentuh punggung Liuli Guoguo. Dengan tatapan setannya dia mulai membuka baju merah muda Liuli Guoguo. Namun, saat membuka satu persatu lapisan bajunya, matanya tiba-tiba melotot marah karena melihat bekas luka dan memar berwarna ungu. Pandangan yang tidak terduga ini membuat tubuhnya bergetar dengan hebat karena marah.

Tidak lama kemudian… Gedebuk! Getaran hebat dari tubuh Xuanyuan Pofan membuat ranjang mereka ambruk. Dia dengan segera melihat ke Liuli Guoguo yang ada di dekapannya, untung saja Liuli Guoguo ada di dekapannya. Kalau tidak, tadi itu benar-benar terlalu berbahaya.

"Um..." gumam Liuli Guoguo yang terbangun karena suara gedebuk ranjang ambruk akibat getaran kemarahan Xuanyuan Pofan. Dia pun mengusap-usap matanya, "Hei? Kakak Po, kenapa kita bisa terjatuh?" tanyanya. Lalu, dia melihat ke atas dan sadar kalau ranjangnya ambruk. Dan Kakak Po sedang memeluknya sambil berbaring di atas kayu ranjangnya yang hancur.

Xuanyuan Pofan pun berdiri sambil menggendong Liuli Guoguo, namun sekarang di dalam hatinya sedang ada kemarahan seperti api yang membara.

Liuli Guoguo mengelus-elus perut bulat miliknya, lalu menggigit bibirnya dan berkata kepada Xuanyuan Pofan, "Um… Kakak Po, apakah malam ini aku makan terlalu banyak sampai tubuhku jadi berat sekali, lalu membuat ranjang ini jadi ambruk?" tanyanya dengan lugu. 

Xuanyuan Pofan yang awalnya sangat marah, tapi setelah mendengar ucapan Liuli Guoguo membuat kemarahannya itu tiba-tiba mereda, Kenapa Liuli Guoguo, Nona kecilku ini begitu polos sekali, polos sampai membuatku tidak bisa berkata apa-apa! katanya dalam hati.

***

Xuanyuan Pofanpun menggendong Liuli Guoguo dan masuk ke kamar lainnya, dia menimang Liuli Guoguo sampai tertidur sambil menahan gejolak emosi dalam hatinya. Setelah Liuli Guoguo tertidur, dia pun menyelimuti tubuh Liuli Guoguo, lalu segera keluar pergi dari kamar.

Xuanyuan Pofan bergegas pergi ke aula utama di kediaman Cheng Zhu, bahkan dia sampai tidak mengganti baju tidurnya, lengan bajunya tampak dihempaskan begitu saja.

Liuli Tian yang baru saja selesai berendam dan akan pergi untuk mandi, tiba-tiba mendengar suara kaki yang tergesa-gesa. Dia pun dengan paniknya segera memakai baju, lalu berlari ke arah aula utama. Dalam batinnya, dia tidak tahu kenapa tiba-tiba Raja Huayou tergesa-gesa menuju ke aula utama.

Kemudian, dalam beberapa saat, orang-orang dengan paniknya segera datang ke aula utama di kediaman Cheng Zhu. Lalu, selain Nyonya kediaman Cheng Zhu yang berbaring di ranjang dan Liuli Guoguo yang tidur dengan pulas. Semua orang di sana, mulai dari majikan dan bawahan di kediaman Cheng Zhu, sudah berkumpul di depan aula utama dan berlutut dengan rapi.

Di antaranya ada Liuli Tian dengan wajah yang sangat serius, Liuli Fu yang masih terluka, Hong Mudan yang tanpa riasan apapun, dan kedua anak perempuan Hong Mudan, yaitu Liuli Pinging dan Liuli Fangfang.

Liuli Fangfang yang awalnya berbaring tergulung selimut di luar pintu Chen Yin, dan sedang memaki-maki sambil melihat langit. Tiba-tiba beberapa pelayan datang dan dengan tergesa-gesanya melepaskan selimut yang menggulung Liuli fangfang, lalu langsung memakaikan baju kepadanya, dan membawanya ke depan aula utama. Dia yang tertiup angin sejuk itu, tampak terdiam karena tidak tahu setelah ini kegelapan apa lagi yang akan terjadi.

Hawa di aula utama sangat dingin, sampai-sampai rasanya susah sekali bernapas, seperti es yang runtuh dimana-mana, hawa di sekitar mereka terasa sangat dingin. Raja Huayou dengan wajah tampannya terlihat duduk di atas singgasana, seluruh tubuhnya memancarkan aura yang sangat dingin, seperti hawa musim dingin. Lalu, dia melihat dengan tajam dan menusuk dingin kepada setiap orang.

Liuli Tian sudah mengumpulkan semua orang sesuai perintah Raja Huayou, lalu dia pun berdiri dan melapor, "Tuan, hamba sudah mengumpulkan semua orang di kediaman Cheng Zhu ini. Ada hal penting apa yang ingin Tuan umumkan?"

Next chapter