"Guru Tong, kalau kedua mataku bisa melihat, orang yang ingin aku lihat pertama kali adalah Anda."
Li Liunian memberanikan diri untuk mengungkapkan isi hatinya, bahkan--sewaktu Tong Yue meninggal--ia juga telah mengungkapkan begitu banyak apa yang selama ini mengendap di hatinya.
Sayang seribu sayang, hanya pusara Tong Yue saja yang ia lihat ketika matanya telah sembuh. Penyesalan itu tidak boleh terjadi lagi saat ini.
"Apa yang kamu pikiran tentang aku?" tanya Tong Yue penasaran.
Li Liunian berpikir beberapa saat, lalu menjawabnya sambil tersenyum, "Anda pasti sangat lembut. Saat Anda tersenyum, Anda seperti matahari yang menghangatkan banyak orang."
Tong Yue menatapnya dan juga merasa iba padanya karena kebutaan yang telah diderita Li Liunian sejak lahir.
"Guru Tong, apakah Anda benar-benar tidak jadi menikah?" tanya Li Liunian yang ingin memastikan.
"Benar! Dalam kehidupan ini, aku tidak ingin menjalin hubungan apapun dengan Shen Liunian. Aku ingin berbahagia," jawab Tong Yue dengan raut muka yang serius.
"Aku mungkin akan pergi ke Amerika Serikat untuk mengobati kedua mataku. Anda..."
Li Liunian sebenarnya ingin bertanya kepada Tong Yue, bisakah ia menunggu sampai dirinya kembali pulang. Mungkinkah Tong Yue memberikan kesempatan pada Li Liunian untuk membuktikan cinta pada dirinya?
Ada satu hal yang ditakutkan Li Liunian: operasi yang gagal lalu malah menyebabkan semua hal ini menjadi kesia-siaan belaka.
Pada kehidupan sebelumnya, Tong Yue tidak mengerti apa yang sedang dikatakan oleh Li Liunian di hari ini.
Tong Yue mengatakan, "Semoga operasimu berhasil."
Di kehidupan ini, Tong Yue sudah mengerti betul apa yang akan dikatakan oleh Li Liunian. Dia hanya tersenyum saja.
"Aku akan menunggumu, Li Liunian," lanjut Tong Yue.
Li Liunian terkejut setelah mendengar ucapan Tong Yue. Saat ini rasa bahagia memupuk di dadanya. Pada saat yang sama ini, Tong Yue sendiri melihat wajah Li Liunian yang penuh dengan kebahagiaan.
Kemudian Tong Yue mengulurkan tangannya, memegang tangan Li Liunian. Ia berkata lirih pada Li Liunian: "Tuan Li, aku pasti menunggumu pulang, dan ingin rasanya melihatmu tersenyum bersamaku."
Li Liunian merasakan betapa lembut tangan yang sedang menyentuhnya. Sungguh, sebelumnya Li Liunian tidak punya banyak harapan untuk masa depan, tapi saat ini berbeda, harapannya membumbung tinggi.
Li Liunian balik menyentuh tangan Tong Yue.
Li Liunian benar-benar bahagia ketika tangan Tong Yue yang kecil dan lembut hadir pada tangannya.
Ini adalah pertama kali bagi Li Liunian untuk menyentuh tangan seorang wanita. Pada saat yang sama, wajah Tong Yue juga memerah dan membiarkan Li Liunian memegang tangannya.
Kedua orang ini duduk dengan tenang dan tidak mengucapkan sepatah kata pun.
Mereka saling berpegangan tangan. Tapi tiba-tiba ponsel berdering.
Keduanya merasa terkejut.
Tong Yue mengambil ponselnya dan melihat layar.
"Shen Liunian!" gumam Tong Yue.
"Tong Yue, kamu di mana? Aku ingin bertemu denganmu. Ada beberapa hal yang harus aku bicarakan dengan kamu."
Ada yang berubah di momen ini: Shen Liunian menjadi sangat lembut.
Tong Yue merasa terkejut, karena yang ia tahu Shen Liunian bukanlah orang yang lembut. Katanya membalas, "Aku masih di luar. Aku akan pulang ke asrama kampus sebentar lagi."
"Baik. Jam 18.00, aku tungguh nanti di bawah asrama kampus."
Percakapan melalui ponsel telah selesai.
Tong Yue tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh Shen Liunian. Ini karena percakapan melalui ponsel yang seperti ini tidak pernah terjadi di kehidupan sebelumnya.
"Apakah Shen Liunian yang menelepon Anda?" Li Liunian tampak panik.
Li Luinian akhirnya berpikir dalam-dalam, jika memang seperti ini untuk apa mereka berdua saling berpegangan tangan. Li Liunian tidak ingin bermain-main dalam cinta.
Tong Yue melihat Li Liunian dan tersenyum. "Iya. Itu Shen Liunian," jawabnya singkat.
"Apakah Shen Liunian menyesal dan ingin menikahimu?" Tanya kembali Li Liunian dengan hatinya yang sedih.