Ketika Daniel beranjak pergi dari meja makan mereka, Velina terus menatap sisi belakang tubuh lelaki itu yang terlihat cukup tegap hampir tanpa berkedip sama sekali.
Melihat hal itu, Nadine tersenyum dan mulai iseng untuk menggoda kakaknya.
Kapan lagi ia memiliki kesempatan emas seperti itu?
Padahal kan selama ini justru hampir setiap waktu, kakaknya ini yang selalu mengerjainya.
"Cie.. cie… hati-hati kak melihatnya, nanti matanya lepas, loh!" Nadine tertawa sambil ia menggoda Velina yang masih menoleh ke arah lain.
Mendengar ucapan adiknya, Velina kembali menoleh untuk menatap Nadine sambil membesarkan kedua matanya.
"Apa kau bilang! Matamu tuh yang hampir copot!" Velina berdalih, karena dia baru saja ketahuan sedang memandangi Daniel dengan cara yang memalukan seperti itu.
"Habis, kakak melihatnya seakan-akan kakak ingin memakannya hidup-hidup, sih!" Nadine berkata lagi setelah ia selesai menyeruput minumannya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com