Keesokan harinya, Arumi mempersiapkan jamuan untuk tamu mereka yang sebentar lagi akan datang. Ema dan Keenan beserta Fathiya akan datang mengunjungi mereka. Sejak pagi Arumi telah menyiapkan makanan untuk menyambut tamunya. Meski hanya tiga orang, tapi memualiakan tamu adalah akhlak yang baik dan bernilai pahala. Apalagi yang datang adalah saudara sendiri.
Kurang lebih pukul sepuluh pagi, Mobil Keenan sampai juga di rumah Rayyan. Rayyan dan Arumi bergegas ke teras rumah untuk menyambut tamu mereka. Tak ketinggalan Pak Yudha yang juga mengikuti dari belakang. Sudah lama sekali dia tidak bertemu dengan saudara kembar dan keponakannya itu.
Ema, turun lebih dulu. Wanita paruh baya tapi masih terlihat modis itu segera menghampiri Rayyan dan Arumi. Pandangannya tiba-tiba tertuju pada lelaki seusianya yang terlihat segar. Ema seperti Yudha yang dulu. Sebelum dia sakit.
"Assalamualaikum, Tante." Sapa Rayyan. Dia dan Arumi bergantian mencium punggung tangan Ema.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com