Entah kenapa ada yang hilang dari hati Arumi saat ia mengucapkan itu pada Keenan. Kehilangan seseorang yang begitu baik terhadapnya. Tapi menurut Arumi membiarkan Keenan tetap berharap padanya adalah tindakan yang kejam. Meski pada akhirnya Arumi dan Keenan memiliki perasaan yang sama, tapi tetap saja harus terganjal oleh restu bu Ema yang sekarang begitu menentangnya.
"Kenapa kamu menangis, Rum?" Rayyan masuk ke kamar Arumi, dan mendapati wanita itu menangis.
"Eh... tidak apa-apa Ray." Arumi mengusap airmatanya. Menyembunyikan kesedihan hatinya dari Rayyan.
"Ada apa sebenarnya antara kamu dengan Keenan tadi? dia berpesan padaku seolah-olah dia ingin pergi dan menyuruhku menjagamu. Kalian bertengkar?"
"Aku tidak mau dia terlalu berharap padaku. Kalau saja dia bukan sepupumu, mungkin.... Ah sudahlah. Lupakan. Kapan aku boleh pulang Ray?" ucap Arumi mengalihkan. Dia tidak ingin terus bergantung pada Rayyan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com