Dengan refleks di sela matanya yang terpejam Jian membalas lumatan sayang Jean dengan lumatan-lumatan yang lebih nikmat.
"Uncle, sudah ya sayang..nanti kasihan Uncle kesakitan lagi." Bisik Jean saat jari-jari Jian sudah merambah masuk ke dalam bra Jean.
"Hm, sudah terlambat sayangku, dari kamu menciumku tadi aku sudah menahan sakit, kamu tidak tahu bagaimana reaksinya milikku saat kamu begitu menggodaku." Bisik Jian menyusupkan kepalanya di ceruk leher Jean.
"Hehehe, sampai sebegitunya ya Uncle, seperti arus listrik yang langsung menyambar begitu cepat." Ucap Jean tertawa pelan sambil membelai rambut Jian.
"Hm, sekarang kamu harus bertanggung jawab atas itu semua Jean." Gumam Jian tanpa sadar tapi matanya sudah terpejam dan nafasnya telah teratur karena sudah terlelap dalam lelahnya.
Jean tersenyum, sangat bahagia dengan cintanya Jian yang begitu besar padanya juga pada si kembar.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com