webnovel

Rinkael Lanarath: Tiga Gerbang (2)

Pemandangan berubah. Benang-benang hablur kesadaran terurai menjadi gambaran yang kian lama kian jelas. Sensasi pertama yang ia rasakan adalah suara dentangan keras!

Lonceng di Menara Tiga terus bergema. Suaranya yang khas dengan gemanya yang panjang seakan terendap dan terhisap gudang peralatan perang, senjata, zirah, bahkan anak panah nan luas itu. Tanda akhir aktivitas malam. Ia mendesah puas lalu mematikan lilin di tangan kanannya.

Tepat sesuai perkiraannya.

Usai menepuki debu dan sarang laba-laba dari jubah seragamnya yang panjang, Ia menaiki tangga selasar menuju istal. Di luar dugaannya, koki masih menyediakan sepiring hidangan, roti, keju, dan seguci air baginya. Ia menunduk penuh terima kasih kepada koki tua itu yang dibalas anggukan dan senyum pria yang sudah setengah mabuk itu. Wander belum makan sedari siang, maka ia duduk menghadap hidangannya.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

Next chapter