webnovel

Terlahir dengan Aura Bangsawan

Editor: Wave Literature

"Sudah keluar dari rumah sakit?" Xiao Qi benar-benar tidak menyangka, "Lukanya begitu parah, kenapa cepat sekali sudah keluar dari rumah sakit? Ini kan baru beberapa hari?"

"Kalau itu saya tidak tahu." Perawat itu langsung pergi setelah mengatakannya.

Xiao Qi mengambil telepon selulernya dan hendak menghubungi Lan Qianyu, namun pada saat yang bersamaan telepon Xiao Qi berdering. Begitu dia melihat nama di layar telepon, wajah Xiao Qi langsung berubah waspada, dia mengangkat telepon itu dengan nada bicara yang penuh hormat, "Tante Leng…"

**

Lei Lie mengantar Lan Qianyu pulang dengan mobilnya. Shen Xin dan Lan Qianyu duduk di kursi belakang, sedangkan Qiao Qing duduk di kursi sebelah pengemudi sambil mencari topik pembicaraan untuk mengobrol dengan Lei Lie, tapi Lei Lie terus saja melirik ke cermin untuk melihat ke belakang. Tampak Lan Qianyu yang sedang melihat ke luar jendela dengan beban pikiran berat, ekspresi wajahnya pun muram.

Pagi ini dia menelepon Xiao Qi namun tidak tersambung, lalu baru saja dia menghubunginya lagi, tetapi masih saja nada sibuk yang dia dengar. Saat ini Lan Qianyu sangat marah.

Mobil berhenti di belakang lampu lalu lintas. Sambil menunggu lampu hijau menyala, Lei Lie mengambil kesempatan untuk mencairkan suasana di dalam mobil, "Qianyu, apa kamu lapar? Bagaimana kalau kita pergi makan dulu sebelum pulang?"

"Boleh boleh, jadi di rumah tidak perlu memasak lagi." Qiao Qing langsung setuju.

"Aku tidak berselera untuk makan." Lan Qianyu meresponnya dengan datar.

Pada saat itu telepon Qianyu berdering, dan ternyata Xiao Qi yang menghubunginya. Lan Qianyu menatap nama yang berkedip-kedip di layar teleponnya dengan mata yang berapi-api. Saat dia hendak menjawab telepon, tiba-tiba sebuah mobil Lamborghini bergerak mendekat lalu berhenti di samping mobil mereka sambil menunggu lampu hijau menyala.

…..

Atap mobil itu terbuka dan terlihat sebuah wajah bengis namun tampan. Lan Qianyu tertegun dan tidak bergerak memandang sosok itu.

Malam itu sangat gelap, situasinya pun begitu tegang sehingga Lan Qianyu tidak bisa melihat dengan jelas wajah Ye Yan. Hari ini saat dia melihatnya dari jarak yang begitu dekat, Lan Qianyu baru menyadari bahwa ketampanan wajah Ye Yan itu sungguh tidak biasa…

Wajah ras campurannya itu sangat tampan namun memiliki pesona jahat, fitur wajahnya seperti diukir dengan sempurna. Rambut hitamnya yang sedikit berombak terurai sombong di atas pundaknya, dan setelan jas berwarna hitam yang sangat rapi yang dikenakannya membuatnya tampak sangat terhormat dan berkelas. Tubuhnya memiliki aura bangsawan alami yang dibawa sejak lahir, dan juga ada semacam kesombongan dan kekuatan yang membuat orang-orang tidak berani menyinggungnya.

Di sampingnya duduk seorang perempuan yang masih muda. Karena posisinya, Lan Qianyu tidak bisa melihat wajah perempuan itu, hanya saja dia bisa melihat dengan jelas kalau tangan perempuan itu diletakkan di atas paha Ye Yan, sepertinya mereka berdua memiliki hubungan yang dekat.

Mungkin Ye Yan menyadari kalau ada orang yang sedang menatapnya, dia pun menolehkan kepalanya. Dia memakai kacamata hitam sehingga Lan Qianyu tidak bisa melihat jelas pandangan matanya, tetapi yang sangat jelas terlihat adalah ujung bibirnya yang terangkat membentuk senyuman yang membingungkan.

Perempuan di sebelahnya memajukan tubuhnya dan melihat ke arah Lan Qianyu. Tetapi saat itu kebetulan lampu hijau telah menyala, Lei Lie pun menjalankan mobilnya.

Lan Qianyu menatap Ye Yan melalui kaca spion. Dia sedang fokus menyetir dan sama sekali tidak memedulikan Lan Qianyu. Tetapi akhirnya dia bisa melihat dengan jelas wajah perempuan di sampingnya itu, ternyata dia adalah Shen Ningruo.

Dia adalah adik tiri Lan Qianyu yang beda ayah, dan keluarganya adalah salah satu dari empat keluarga terkemuka di Tiongkok. Dia adalah puteri dari miliuner Hong Kong, Shen Sanghai.

…..

"Dia!" Shen Ningruo menatap Lan Qianyu yang berada dalam mobil di depannya, keningnya berkerut.

"Kenapa? Kamu mengenalnya?" Ye Yan hanya bertanya asal saja.

"Hanya orang kecil, tidak penting untuk dibahas." Shen Ningruo tersenyum manis. Senyumnya yang anggun itu sangat memikat, tetapi matanya mengeluarkan kilatan cahaya yang tampak rumit.

**

Sesampainya di rumah, Qiao Qing langsung berseru bahwa perutnya lapar. Lei Lie segera ke dapur dan hendak memasak mie. Dapur itu sangat berantakan seperti medan perang, untuk sementara Lei Lie pun hanya bisa membereskannya.

Shen Xin dan Qiao Qing sedang membersihkan kamar. Saat Lan Qianyu tidak ada, rumah itu menjadi seperti kandang anjing, dimana-mana berserakan kantong bekas snack dan botol bekas yoghurt yang mulai mengeluarkan bau-bauan tidak sedap.

Next chapter