webnovel

Kehidupan Yang Penuh Warna Dan Terasa Manis

Editor: Wave Literature

Chi Wan melepaskan gaun yang ia kenakan untuk menghadiri pesta bersama Wen Mo tadi. 

Gaun yang ia pakai saat ini adalah gaun pesta yang dengan desain yang sederhana namun terlihat elegan. Gaun itu memiliki resleting yang panjang dibagian belakangnya.

Gaun ini bagian leher dan lengannya terbuka, sehingga tidak cocok apabila dipakai dengan menggunakan pakaian dalam yang memiliki tali dibagian lengannya. Badannya terlihat sangat indah, membuat Wen Mo semakin tertarik untuk terus memperhatikannya.

Bahkan tanpa memakai pakaian dalam pun, bentuk dada Chi Wan sangat indah.

Kulitnya yang putih seperti salju itu tampak berkilau dan bercahaya dalam kegelapan.

Pinggangnya sangat ramping.

Ia terlahir sangat sempurna…. kehidupannya juga penuh warna…..

Tubuh Wen Mo tiba-tiba terasa kaku. Jantungnya berdetak sangat kencang, dan hasratnya mulai bangkit.

"Ehmm, aku ingin katakan bahwa ingatanku ini tidak akan salah."

Chi Wan pun merasakan ada perubahan pada tubuh Wen Mo. Chi Wan yang masih perawan tersenyum dan berkata, "Kamu sepertinya benar-benar bereaksi!"

Wen Mo pun hanya diam, tidak berkata apapun.

Posisinya saat itu masih tetap sama dan belum berubah, dia masih memandang tubuh Chi Wan yang seksi.

"Tapi…...kenapa kamu hanya diam saja tidak?"

Chi Wan menatapnya. Wajahnya yang cantik mencoba untuk serius namun tidak bisa serius. Pupil mata yang sedikit melebar menandakan dia masih dalam keadaan mabuk.

"Kamu sungguh mempesona!"

Chi Wan sangat kagum akan ketampanan Wen Mo. Kemudian ia pun mengangkat tangan Wen Mo dan menuntunnya untuk memegang wajahnya, setelah Wen Mo memegang wajahnya, seperti Chi Wan masih belum merasa puas. Kemudian ia pun bergumam, "Kenapa kamu hanya diam saja? Bisakah ekspresimu tidak terlalu tegang seperti ini?"

Chi Wan kemudian mencoba berdiri dan merubah posisinya dari pangkuan Wen Mo, ia pun menginjakkan kakinya di atas kursi mobil dan mencoba berdiri. Tapi ternyata tubuhnya terasa tidak seimbang, dan akhirnya ia pun terpeleset dan jatuh. Tanpa ia sadari ia pun berteriak dan sangat kebetulan tubuhnya pun terjatuh menimpa tubuh Wen Mo.

Suatu kebetulan....Bibir Wen Mo....Menempel tepat di bibir Chi Wan…...

Chi Wan pun yang saat itu tubuhnya berada di atas tubuh Wen Mo, ia merasakan sentuhan lembut dibibirnya, ujung hidung mereka menempel satu sama lain. Ia pun merasakan aroma harum dari badan Wen Mo.

Wen Mo seketika langsung mati gaya, seolah-olah darah yang ada di badannya berhenti mengalir. tubuhnya seperti terpaku, ia tidak bergerak sedikitpun.

Chi Wan menatap Wen Mo sambil tersenyum, wajahnya sangat mempesona. Kemudian ia pun sedikit menggerakkan tubuhnya. 

Cukup! Yang memulainya ini semua adalah Chi Wan!

Wen Mo berbalik. Ia menahan gejolak yang ada pada tubuhnya tanpa berkata apa-apa. Matanya menatap mata Chi Wan yang benar-benar mabuk. Dan wajahnya berubah menjadi sangat menawan.

"Kamu yakin tidak menyesalinya?" Tanya Wen Mo dengan suara yang serak dan seksi.

Ada alasan baginya untuk mengajukan pertanyaan ini.

Pertama kali bertemu, Chi Wan tidak ingin memiliki hubungan dengannya. Chi Wan menunjukkan bahwa ia mencintai dirinya sendiri.

Chi Wan menatap mata Wen Mo. Ia melihat secercah keinginan yang tergambar dari dalam mata Wen Mo yang berbinar dan sedang memandangnya.

Ia merasa sedikit tidak puas. kemudian dengan tenang mencakar dirinya sendiri dengan kukunya yang kecil. 

Wen Mo tidak bisa lagi menahan dirinya untuk tetap diam, rasanya ia sudah ribuan tahun selalu cuek dan tidak peduli dengan orang lain dan lingkungan yang ada di sekitarnya. bahkan ia sendiri merasa dirinya seperti sebuah cermin yang terjatuh ke lantai akan terpecah dan membuat celah antara satu dengan yang lainnya.

Wen Mo pun sangat bingung.

"Ini baru benar, tubuhnya menunjukkan ekspresi yang saama dengan yang ia rasakan dalam hatinya….wow…."

Chi Wan saat itu masih belum seberapa paham dengan yang ia maksud. Ia berbicara setengah-setengah. Kemudian bibir merahnya tertutup!

Apa yang dilakukan Wen Mo barusan, Chi Wan takut akan menimbulkan masalah di kemudian hari.

Ciuman yang dalam dan panas itu kini berakhir. Wen Mo dengan lembut mengusap kepalanya dan mencoba untuk kembali berpikir jernih.

"Chi Wan, siapa aku?"

Chi Wan mengarahkan bibir yang kemerahan karena dicium dan membisikkannya kepada dia dengan suara yang sedikit merasa ragui. "Wen Mo?"

Suaranya yang lembut, tidak ada sikap dingin, seperti seseorang yang ingin dimanjakan.

"Yah."

Wen Mo menanggapinya dengan singkat. Kemudian dia dengan perlahan membungkuk dan menciumnya kembali. Ketika ciumannya mengalir ke langkah terakhir…..

Pintu mobil tiba-tiba terbuka! Kemudian dengan sengaja ditutup lagi dengan cepat, tetapi karena sedikit kurang kencang saat menutupnya sehingga pintunya tidak tertutup rapat dan sedikit menyisakan celah kecil!

Next chapter