webnovel

Gu Xicheng Meluncurkan Serangan!

Editor: Wave Literature

Rong Xi adalah seorang pria yang tampan. Matanya berbinar tampak sangat bening dan jernih. Beberapa kali ia mengedipkan matanya yang sipit itu. Sepertinya tidak ada seorang perempuan pun yang bisa menolaknya. 

Chi Wan tertegun, di dalam benaknya sepertinya ia sedang memendam emosi yang luar biasa.

Rong Xi memang sangat tampan, bahkan ketika orang lain melihat wajahnya, sepertinya tidak akan ada yang tega untuk menyakitinya. begitu juga Chi Wan sebenarnya dia juga tidak ingin mencari masalah dengannya. 

"Dasar idiot, kamu memang pantas dipanggil idiot! Kamu sudah dipukul oleh perempuan itu, tapi kamu justru membiarkan perempuan itu pergi begitu saja? Sungguh lemah!" Ucap Gu Xicheng pada Si Idiot Rong Xi.

Mendengar ucapan Gu Xicheng, Rong Xi pun seketika melirik Gu Xicheng kemudian berbicara dengan tegas, "Terserah kamu!"

Dengan ekspresi dingin Rong Xi mengerutkan bibirnya, "Gu Xicheng, aku sudah tidak peduli! Lagi pula itu juga tidak masalah bagiku!"

Rong Xi menarik tangan Chi Wan. Dia memberitahu Chi Wan bahwa dia sangat mengaguminya.

Setiap perkataannya membuat Chi Wan merasa sedikit terkejut. Rong Xi menatap Chi Wan dengan dengan mata berbinar-binar. 

Chi Wan hanya diam dan mendengarkan setiap perkataannya. Entah apa yang telah terjadi dengan dirinya, seperti ada sesuatu yang tidak bisa dijelaskan yang membuat hatinya merasa tersentuh lembut.

Setelah beberapa saat, Gu Xicheng bersalaman dengan seorang perempuan kemudian ia memeluknya. Sebenarnya dalam hatinya ia sedikit merasa kecewa karena perilaku Rong Xi kepadanya.

Pada saat itu, Wen Mo sedang duduk di sebelah Chi Wan. Wen Mo menyandarkan badannya pada bagian belakang kursi, dia duduk dengan santai sambil memegang gelas anggur merah gelap di tangannya.

Beberapa kali Wen Mo dengan sengaja melirik Chi Wan. Wen Mo tahu bahwa sebenarnya Chi Wan merasa tidak nyaman berada di sana, namun ia tetap bisa terlihat elegan di hadapan banyak orang.

Disisi lain Gu Xicheng yang saat itu duduk di sana, dengan nada yang sangat manja dan sambil memainkan rambut perempuan yang ada di pangkuannya itu, ia berkata "Sayang aku bosan, aku ingin bermain sesuatu yang menyenangkan."

Kemudian wanita itu pun dengan ragu berkata pada Gu Xicheng, "Ba.. Bagaimana kalau kita bermain dadu saja? Nanti siapa yang kalah dia harus minum alkohol." 

Seketika setelah perempuan itu selesai bicara, Gu Xicheng pun langsung berkata, "Itu tidak menyenangkan!"

Gu Xicheng mengangkat dagunya sambil melihat ke atas, seperti ia sedang memikirkan sesuatu. Entah ide buruk apa yang saat itu ada dipikirannya. Tidak lama kemudian ia berkata, "Begini saja, siapapun nanti yang kalah dia harus melepaskan pakaiannya dan setelah pakaiannya terlepas semua, dia harus pergi ke aula dan menari di sana. Bagaimana?"

Wajah wanita itu tampak ketakutan. "Ide ini tidak terlalu bagus, atau begini saja, bagaimana kalau yang kalah main dadu nanti kita kasih pilihan jujur atau tantangan saja?" 

Gu Xicheng lagi-lagi tidak setuju dengan saran perempuan itu, ia hanya diam da tidak menanggapi saran perempuan itu.

Kemudian Gu Xicheng kembali berkata, "Dengarkan saya! Kalau begitu, begini saja nanti kalau yang kalah memilih tantangan, berarti dia harus melepaskan pakaiannya kemudian menari di Aula!"

"Wen Mo, Idiot, semuanya ayo kita bermain!" Gu Xicheng menatap Chi Wan dengan tatapan dingin. Kemudian dengan nada yang lembut ia berkata, "Kamu juga, ayo kita bermain bersama!"

Mendengar ajakan Gu Xicheng, Chi Wan menggigit kecil bibirnya, sebenarnya ia merasa tidak suka ajakannya tetapi ia juga merasa tidak enak dengan Gu Xicheng. Jika saat itu ia tidak berhutang budi pada Wen Mo yang sudah membantunya, dan jika bukan Rong Xi dengan nada yang lembut mengajaknya bermain bersamanya, mungkin Chi Wan sudah pergi dari sana saat itu juga.

Gu Xicheng memang benar-benar menyebalkan!

Meskipun dengan berat hati, akhirnya Chi Wan bersama dengan Wen Mo duduk di ujung kursi dan bermain bersama mereka.

keenam orang itu akhirnya bermain bersama, mereka bermain sesuai urutan tempat duduk mereka saat itu. Secara bergantian mereka mengocok dadu, setelah mendapatkan angka yang ditunjukkan dari dadu itu, terhitung dari siapa yang mengocok dadu pada saat itu, maka dialah yang akan mendapatkan kesempatan memilih jujur atau tantangan. 

"Aku duluan yang mengocok!"

Gu Xicheng tersenyum menyeringai sambil meraih wadah pengocok dadu kemudian ia mengocok-ngocok dadu yang ada di dalamnya itu. 

Gu Xicheng mengocok dadu itu dengan keras, sehingga suaranya pun terdengar cukup keras. Tidak lama kemudian sambil menunjukkan jarinya pada Chi Wan ia pun berhenti mengocok dadu itu dan menuangkan dadu itu dari wadahnya. Ternyata angka yang muncul pada dadu itu tidak terlalu besar, dadu itu menunjukkan angka lima!

Pada saat itu Chi Wan adalah orang yang duduk tepat berjarak lima kursi darinya! 

Chi Wan merasa sedang dipermainkan di sini. Pria tua ini, benar-benar menyebalkan! 

"Kamu pilih apa?" Gu Xicheng sambil mendengus bertanya pada Chi Wan.

Melihat penampilan Gu Xicheng yang sombong itu, membuat Chi Wan merasa kesal, sambil menggertakkan giginya ia kemudian bicara, "Tantangan." 

Chi Wan merasa sangat emosi saat itu!

Karena merasa tidak sabar Gu Xicheng dengan nada suara yang keras dan kasar berkata pada Chi Wan, "Apakah kamu masih tidak keluar?" Gu Xicheng mengangkat alisnya. 

"Ah, haha. Aku juga ingin melihatnya menari di Aula!" Suara Rong Xi menggema.

Chi Wan tahu bahwa saat ini Tuhan sedang memberikan ujian kepadanya. Dia terdiam beberapa, kemudian dengan tegas ia mengatakan.

"Tidak!"

Mendengar jawaban Chi Wan seketika mulut Rong Xi berkedut, dari ekspresi wajahnya ia tampak sangat kecewa.

Disisi lain Wen Mo wajahnya terlihat suram. Alisnya terangkat, ekspresinya tidak jelas. Namun wajahnya masih terlihat tampan.

Next chapter