Han Jingnian mengernyit dan seketika tersadar sepenuhnya.
Sekarang seharusnya pesawat sudah mendarat di bandara Thailand, mengapa masih terbang di ketinggian?
Kebetulan seorang pramugari melihatnya bangun dan datang menghampirinya. "Tuan, apakah Anda mau minum sesuatu?"
Han Jingnian justru menanyakan pertanyaan lain. "Kenapa belum mendarat?"
Kalimat Han Jingnian terlalu singkat dan pramugari bingung sesaat sebelum dia menyadari pertanyaannya merujuk pada pesawat. "Tuan, untuk mendarat masih butuh waktu 3,5 jam lagi."
Masih kurang 3,5 jam?
Han Jingnian mengernyit lebih dalam lagi mendengar kalimat ini. Dia pikir ada masalah dengan arlojinya. "Sekarang jam berapa?"
"Sekarang pukul 11 malam waktu Beijing."
Mendengar ini, Han Jingnian tampak menyadari sesuatu. Dia mengeluarkan paspornya dari saku untuk melihat tiket yang diselipkan di dalamnya. Ternyata dia akan mendarat di … Maladewa.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com