webnovel

Kau Kemari, atau Aku ke Sana? (1)

Editor: Wave Literature

"Kalian keluar, aku yang akan memeriksanya!"

"Oh, oh. Baiklah, baiklah!" Selesai berkata demikian, asisten Zhang secara refleks melangkah meninggalkan ruangan. Setelah berjalan beberapa langkah, asisten Zhang melihat Dokter Xie dan sepupu Han Jingnian masih tetap berdiri di tempatnya, tidak berjalan keluar seperti perintah Han Jingnian. Namun asisten Zhang segera membuka pintu dan mempersilakan Dokter Xie serta nona Xiao keluar ruangan.

Setelah pintu ditutup, Han Jingnian menatap kembali ke arah Xia Wanan. "Kau yang kemari atau aku ke sana?" 

Xia Wanan hanya mengedipkan matanya beberapa kali dan tidak merespon pertanyaan Han Jingnian.

Han Jingnian berdiri di depan Xia Wanan. Melihatnya tidak menanggapi, Han Jingnian berkata lagi, "Kubilang, apa kau sendiri yang akan membuka baju atau aku yang akan membantumu melepaskannya?"

Mendengar pertanyaan Han Jingnian barusan membuat wajah Xia Wanan memerah, kemudian tanpa sadar langsung menggelengkan kepala dan melangkah mundur. "Tidak perlu, aku baik-baik saja. Aku benar-benar—"

Belum selesai Xia Wanan bicara, karena Han Jingnian bukan orang yang memiliki banyak kesabaran, dia tiba-tiba meraih Xia Wanan dan menariknya ke dalam pelukannya. Tanpa menunggu reaksi Xia Wanan, Han Jingnian menurunkan resleting gaun yang berada di punggungnya hingga memperlihatkan sebagian tubuh Xia Wanan. 

Xia Wanan secara reflek ingin melepaskan diri dari pelukan Han Jingnian. Dia secara tidak sadar meraih kembali gaunnya untuk menutupi tubuhnya, lalu mencoba melepaskan diri dari pelukan Han Jingnian. Tetapi saat ujung jari Xia Wanan baru menyentuh kerah gaunnya, Han Jingnian sudah menarik gaunnya ke bawah dan melihat punggung Xia Wanan.

Tatapan Han Jingnian begitu dingin ketika melihat punggung Xia Wanan.

Han Jingnian sadar, ternyata karena alasan itulah makanya sejak dari tadi Xia Wanan terus menolak untuk diperiksa.

Dalam hati, Xia Wanan bertanya-tanya, apa Han Jingnian sudah melihat memar di sebagian besar area punggungnya?

Xia Wanan sudah tidak berusaha menahan kerah gaunnya lagi karena Han Jingnian sudah melihat punggungnya.

Han Jingnian menatap punggung Xia Wanan dengan serius selama beberapa detik, lalu Han Jingnian kembali menatap Xia Wanan.

Hampir seluruh punggung Xia Wanan memar, dan di beberapa bagian berwarna ungu gelap ... Ketika dia jatuh tadi, punggung Xia Wanan terbentur meja hingga berdarah.

Kecuali bagian yang berdarah, bagian memar yang lain terlihat seperti luka lama. Namun memar luka lama itu belum hilang, dan kelihatannya Xia Wanan belum lama mendapatkan memar itu. Mungkin masih baru-baru ini.

Luka di punggung Xia Wanan terlalu parah. Bukankah seharusnya Xia Wanan dirawat di rumah sakit? Tapi bagaimana Han Jingnian bisa tidak tahu akan hal ini?

Saat Han Jingnian masih berpikir, Xia Wanan segera melangkah mundur sambil mengangkat kembali gaunnya untuk menutupi bekas luka di punggungnya.

Gerakan Xia Wanan menyadarkan Han Jingnian yang sedang berpikir.

Dia menatap Xia Wanan untuk waktu yang lama, kemudian berkata, "Bagaimana kau mendapatkan luka di punggungmu?"

Hal ini tampaknya adalah pertama kalinya Han Jingnian menanyakan keadaan Xia Wanan sejak mereka menikah.

Xia Wanan sedikit terkejut dan tidak percaya kalau Han Jingnian sedang mengkhawatirkannya. Dia dengan cepat menatap Han Jingnian dengan senyum manis, seolah-olah tidak ada yang sakit di tubuhnya. Xia Wanan menarik resleting gaunnya sambil merapatkan bagian belakang gaun seperti orang yang sedang baik-baik saja, lalu berkata, "Aku hanya kurang berhati-hati sehingga membuatku jatuh."

Setelah jeda sebentar, Xia Wanan menambahkan kalimatnya, "Sekarang sudah semakin membaik."

Han Jingnian tidak berkata lagi dan hanya menatap Xia Wanan.

Xia Wanan tidak dapat memastikan arti tatapan Han Jingnian padanya. Tatapan Han Jingnian terlihat tidak puas dengan pernyataan yang diberikan Xia Wanan barusan. Dia melirik Han Jingnian lagi dan berkata, "Um ... Kau punya banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, 'kan? Pergilah. Aku … aku..."

Xia Wanan ingin berkata supaya Han Jingnian tidak perlu memedulikannya. Namun kata-kata itu tidak jadi dia ucapkan, karena Xia Wanan sadar kalau selama ini Han Jingnian memang tidak pernah peduli dengannya.

Next chapter