Dengan mata yang masih setengah mengantuk, Fang Qi melihat sekumpulan pelanggannya menyerbu masuk ke dalam toko.
"Kenapa hari ini kalian datang pagi sekali?" Tanya Fang Qi yang memasang wajah suram.
"Karena kami ingin belajar teknik pengendalian pedang." Jawab Lan Yan yang mewakili semua orang. "Tolong aktifkan akun The Legend of Sword and Fairy 1 untuk kami."
Bagi mereka, bermain game Diablo memang menyenangkan, tapi mempelajari teknik pengendalian pedang lebih penting.
Beberapa dari mereka sudah ada yang menyelesaikan Diablo Act 2, sedangkan yang lainnya juga akan segera menyelesaikannya. Selama belum ada Diablo Act 3, mereka tidak akan terburu-buru untuk memainkannya.
Sementara itu, Fang Qi tak bisa berkata-kata saat melihat para pelanggannya, yang datang di pagi buta.
Bahkan toko bakpao milik Bibi Wang juga belum buka. Fang Qi hanya bisa mengambil es krim Haagen-Dazs dari dalam kulkas untuk sarapan.
Ia memakan sesuap dan menikmati rasa susu dan vanila yang nikmat, dan langsung meledak di dalam mulutnya. Menikmati kelezatan es krim di mulut saat genting seperti sekarang, memang sangat menyenangkan.
Hanya maniak game yang ingin main game The Legend of Sword and Fairy pagi buta seperti sekarang. Satu jam kemudian, Nalan Hongwu juga datang untuk mempelajari teknik pengendalian pedang.
"Kenapa sudah ramai begini?" Nalan Hongwu membeku sesaat, setelah masuk ke dalam warnet yang sudah ramai dengan orang-orang yang bermain game. Ia pun segera duduk di kursinya.
"Pedang kekaisaran datang bersama dengan angin, membasmi kejahatan dari langit dan bumi.. Aku akan berbahagia jika aku memiliki anggur, dan akan menjadi gila jika tidak memiliki anggur."
Nalan Hongwu hendak login ke akun game, tapi ia langsung mendengar teriakan orang-orang yang membaca puisi di dalam warnet.
Beberapa orang yang lain juga langsung menyahuti lanjutan dari puisi tersebut, "Aku akan meminum danau dan sungai, kemudian menelan matahari dan bulan. Aku adalah peminum yang memiliki pedang abadi, satu-satunya orang yang akan tetap berdiri setelah meminum ribuan gelas anggur!"
Fang Qi memasang muka kesal sambil memakan es krim Haagen-Dazs. "Jika kalian ingin membaca puisinya, matikan opsi komunikasi eksternal! Aku akan mematikan komputer siapapun yang berteriak!"
Awalnya para pelanggan tak ada yang peduli, tapi saat mereka mendengar Fang Qi akan mematikan komputer mereka, mereka langsung mematikan opsi komunikasi eksternal.
...
Fang Qi menghubungi dua toko baru yang untuk melanjutkan negosiasi kemarin. Ia berencana untuk membeli bangunan yang ada di seberang warnetnya. Tapi ada beberapa hal yang masih harus ia urus, dan dua hari lagi baru bisa ia gunakan.
Hal baiknya adalah, meskipun pelanggan lebih banyak, tapi warnetnya masih cukup besar untuk menampung mereka, sehingga mereka tidak perlu mengantri seperti dulu. Jadi Fang Qi tidak terlalu terburu-buru.
Fang Qi juga menyempatkan diri untuk bermain sebentar sampai pukul delapan pagi. Sementara itu, Ye Songtao dan murid-murid dari Sekte Lautan Awan, pergi menuju ke kota Jiuhua dengan menggunakan kapal spiritual terbang, lalu dilanjutkan dengan naik kereta untuk menuju ke warnet Fang Qi.
Saat Ye Songtao dan murid-muridnya tiba di depan warnet Fang Qi, mereka sama sekali tidak mendengar ada seorang pun yang berteriak, ataupun menonton permainan orang lain. Ye Songtao hanya melihat para pemain sibuk memainkan game mereka masing-masing.
"Suasana hari ini sedikit berbeda."
"Kenapa tidak ada yang saling berkomunikasi dan menonton permainan orang lain?"
Saat ia masuk ke dalam warnet, ia melihat Putrinya, Ye Xiaoye sedang memainkan game kuno yang sepertinya bukan Diablo.
"Apa yang sedang kamu mainkan?" Tanya Ye Songtao saat menghampiri Putrinya. "Nak, bukankah hari ini kita akan datang bersama? Kenapa kamu sudah ada di sini?"
"Karena aku suka belajar." Jawab Ye Xiaoye sambil melambaikan pedangnya.
"Bukankah yang kamu lakukan hanyalah bermain, lalu kenapa sekarang kamu bilang kalau kamu suka belajar?" Tanya Ye Songtao yang terlihat bingung.
"Kalau begitu apa yang kamu pelajari sekarang?" Tanya Ye Songtao dengan nada kesal.
"Teknik pengendalian pedang." Jawab Ye Xiaoye yang kesal karena Ye Songtao terus mengganggunya bermain. "Ayah, aku sedang tidak ingin bicara, aku harus mempelajari teknik pengendalian pedang, agar aku bisa menjadi perempuan berpedang abadi."
Ye Songtao kehabisan kata-kata melihat kelakuan Putrinya.
'Bukankah kemarin Ayah ingin kamu mempelajari teknik Frozen Armor? Kenapa hari ini kamu malah belajar teknik pengendalian pedang?' Pikir Ye Songtao.
"Kenapa kamu selalu belajar dengan asal..."
Sebelum menyelesaikan kalimatnya, Ye Songtao melihat ke layar monitor Ye Xiaoye. Ia pun tercengang saat melihat putrinya bisa melompat dari tebing.
"Bagaimana bisa?" Tanya Ye Songtao saat melihat Putrinya mengendalikan karakter yang ada di dalam game, lalu mendarat di atas pedang dan terbang ke langit.
"!!!???"
'Aku telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk belajar menggunakan perahu spiritual, tak ku sangka putriku bisa terbang menembus langit dengan pedangnya.' Batin Ye Songtao.
Ye Songtao membelalakkan matanya dan menatap ke layar Ye Xiaoye. 'Sejak kapan ia bisa melakukan hal itu!?'
"Apa itu?! Apakah itu kelas baru?!" Tanyanya yang masih terkejut.
"Iya, kelas Pedang Abadi." Jawab Ye Xiaoye. "Dengan pedang abadi, aku bisa pergi ke langit dan memasuki dunia bawah. Aku bisa mengendalikan takdirku, tapi bukan nasibku."
Ye Songtao sama sekali tidak memahami ucapan anaknya. Awalnya ia berpikiran bahwa ia bisa menjadi lebih dekat dengan anaknya dengan bermain game, tapi ternyata….
Kenapa ia bisa tiba-tiba kesulitan untuk berkomunikasi dengan anaknya?
Bahkan anaknya sudah bisa menggunakan sihir terbang dan menaiki pedang.
Apakah itu adalah game baru?
Luar biasa sekali!
Ia kemudian melirik ke arah papan tulis kecil yang menggantung di dinding belakang meja resepsionis. Ternyata memang ada game baru [The Legend of Sword and Fairy 1. Biaya aktivasi: 20 roh kristal]
Ye Songtao merasa ingin menangis setelah mengetahui harga tersebut. Kemarin ia baru saja membayar 8 roh kristal untuk aktivasi game Diablo bagi para muridnya. Lalu sekarang ada game baru seharga 20 roh kristal.
Kemudian ia berbalik, dan melihat ke arah murid-muridnya. Lalu ia merogoh roh kristal di dalam kantongnya. Menjadi seorang ketua sekte memang tidak mudah.
"Aku harus mencoba game The Legend of Sword and Fairy untuk mengetahui kehebatannya. Tolong aktifkan akun The Legend of Sword and Fairy." Ujarnya.
'Bukankah kemarin aku ingin mendiskusikan bisnis besar dengan pemilik warnet?' Pikirnya.
'Aku akan mencoba bermain game baru ini terlebih dahulu, setelah itu baru bicara dengan pemilik warnet.' Pikir Ye Songtao.
...
Beberapa saat kemudian….
An Huwei, Ouyang Zhen, Nalan Hongwu dan lainnya berdiri di luar warnet sambil memegang pedang berbatu permata.
"Tidak, itu salah! Yang kamu lakukan itu salah!" Ujar Nalan Hongwu sambil mempraktekkan teknik pengendalian pedang seraya memandang An Huwei dengan sinis, "Kunci untuk melakukan teknik pengendalian pedang, adalah dengan menggunakan energi Qi."
"Seperti ini." Ujar Nalan Hongwu seraya melambaikan jari-jarinya, lalu pedang permata yang berada di sampingnya, langsung keluar dari sarung pedangnya, dan terbang keluar kemudian berputar di udara, sebelum akhirnya melayang di bawah kakinya.
Tiba-tiba angin sepoi-sepoi berhembus, dan pedang Nalan Hongwu mulai bergetar. Kalau ia bukan prajurit yang kuat, yang sudah pernah terbang di udara dengan menggunakan Wu Qi, ia pasti akan jatuh langsung jatuh.
"Tidak! Bukan seperti itu. Energi Qi memang penting dalam teknik pengendalian pedang, tapi energi Qi dibedakan menjadi Qi keruh dan murni. Kita harus meningkatkan Qi murni, dan menurunkan Qi keruh. Teknik pengendalian pedang membutuhkan Qi murni yang sangat tinggi."
Untuk mempraktekkan teknik pengendalian pedang, semua orang yang bermain The Legend of Sword and Fairy, tidak bermain hingga batas waktu bermain mereka habis. Mereka langsung berlari ke luar untuk mempraktekkan apa yang mereka pelajari tentang teknik pengendalian pedang.
Siang hingga sore hari adalah jam-jam sibuk di warnet, apalagi ada semakin banyak game yang tersedia. Saat sekelompok orang tadi ingin kembali untuk melanjutkan permainan mereka, sayangnya sudah tidak ada kursi lagi yang tersisa.
"Kita tunggu saja sampai malam, orang-orang pasti mulai berkurang." Ujar mereka yang berusah untuk menghibur diri mereka sendiri. "Mungkin kita perlu mencoba teknik pengendalian pedang ini lebih lama."
Sekarang sudah pukul sembilan malam. "Sudah ada yang selesai! Ada kursi kosong!" An Cheng dan lainnya langsung melirik ke dalam.
Ada banyak orang yang logout dari komputernya, dan berjalan keluar dari warnet.
"Ayo, ayo! Waktunya untuk bermain The Legend of Sword and Fairy!" Seru mereka dengan antusias.
"Sempurna! Aku sudah berada di tahap kunci untuk melatih teknik pengendalian pedang." Ujar An Cheng dengan penuh percaya diri. "Jika aku menontonnya sekali lagi, kemampuanku pasti akan meningkat dengan drastis."
"Nona Nalan, bagaimana menurutmu?" Tanya Lan Yan dengan gembira. "Aku merasa ingin berlatih lagi, agar bisa segera terbang keluar."
"Aku juga ingin menontonnya lagi. Aku pikir, aku akan langsung menguasai teknik pengendalian pedang." Ujar Nalan Mingxue dengan santai.
"Secepat itu?!" Para pemuda langsung terkejut setelah mendengar ucapan Nalan Mingxue.
Mereka terpana oleh bakatnya.
"Hei! Pak! Mengapa kamu sudah mau tutup?" Teriak seseorang. "Waktu bermainku masih sisa dua jam lagi."
"Dia mengunci pintunya?" Mereka pun membeku. 'Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa warnetnya tutup lebih awal?
"Hari ini aku kurang tidur, dan aku sangat lelah, jadi aku ingin tutup lebih awal." Jawab Fang Qi lalu menguap lebar.
"!!??" Semua orang saling bertatapan karena terkejut.
"Hei! Tunggu! Aku masih punya waktu bermain selama dua jam." Ujar Lin Shao sambil menggedor pintu kaca.
"Aku malah masih ada punya waktu tiga jam!" Seru Ouyang Cheng.
"Hei, Bocah! Aku masih harus membicarakan sesuatu denganmu." Ujar Ye Songtao.
Tetapi Fang Qi langsung mematikan lampunya, dan menuju ke lantai atas untuk tidur.
"Sialan!" Semua orang mengeluh di luar warnet.
"Siapa yang menyarankan untuk membangunkan pemilik warnet pagi-pagi buta?" Mereka melihat ke sekeliling dengan wajah suram. Mereka mencoba mencari orang untuk dijadikan kambing hitam.
"Sudahlah, aku pulang saja." Lan Yan tertawa canggung seraya menarik tangan Nalan Mingxue untuk pulang.
"Aku pikir, aku juga kurang tidur." Ujar An Cheng dengan wajah yang terlihat memerah.
"Berhenti!" Perintah Nalan Hongwu yang sudah memasang wajah seram. 'Aku masih punya waktu bermain selama tiga jam, tapi kenapa aku malah harus pulang?'
"Kurasa kita berada dalam masalah." Ujar Nalan Mingxue sambil menepuk dahinya.
Lan Yan melirik ke arah Nalan Hongwu dan langsung ingin menangis, tapi ia tak bisa berkata apa-apa.
An Cheng pun sama, ia juga tak tahu harus berkata apa.
"Kalian semua harus dihukum!" Ujar Ye Songtao yang tidak bisa membicarakan hal penting dengan Fang Qi, karena warnet harus tutup lebih awal.
"Benar, siapa yang membangunkan pemilik warnet pagi buta?" Tanya Tetua Fu sambil melirik ke semua orang yang ada di sana.
Semua orang hanya diam dan ingin segera kabur saja.