webnovel

Kebenaran

Seperti yang sudah dikatakan oleh agus semuanya memang harus berada dikamar, tidak ada yang berada diluar asrama karena mereka tidak ingin di skors untuk masalah masalah yang sangat sepele. Sebenarnya dani sangat bosan harus berdiam diri layaknya patung di asrama ini, namun apa boleh buat? Dia harus menahan dirinya tidak keluar asrama agar tidak di skors. Bukan karena dia menjadi anak baik lalu takut akan hukuman seperti itu. Dia tidak ingin di skors karena ada makna lain.

Dani pun hanya duduk di pinggiran kasur sambil memainkan handphone nya saja, zaki yang melihat sahabatnya sedang unmood langsung menghampiri dan mengajak dani untuk makan.

"Ayo dan, makan yuk. Dari pada lo diem kaya patung gajelas gini."

"Males ah gue!"

"Yaudah dah, gue ambilin kita makan bareng-bareng. Mau ga lo?"

"Terserah."

Zaki pun bergegas mengambil dua porsi makanan untuk dani dan juga dirinya. Zaki memakannya dengan sangat lahap karena memang dirinya sangat lapar, sedangkan dani hanya memegang piring itu tanpa berniat untuk memakan makanannya.

"Lo kenapa si gamood gini?" Tanya zaki kemudian.

"Emang bu lili gacocok ya sama gue?" Tanya dani serius. Sedangkan zaki hanya diam mematung. Dia pun bingung kata apa yang akan diucapkannya.

"Emm, dan.. lo serius suka sama bu lili?"

"Gatau. Gue juga pertama mikirnya kalau gue Cuma iseng aja. Tapi pas tadi si agus ngomong kalau bu lili gabakal suka sama gue, gue kaya ngerasa sakit hati gimana gitu. Masa iya si zak gue beneran suka ama bu lili? Salah ga si?"

"Gini ya dan, lo mau suka sama siapa juga gaada yang salah kok. Si agus mungkin ngomong kaya gitu karena dia lagi emosi. Lo tau sendiri kan biasanya kalau hari libur kaya gini pasti si curut itu bakal pacaran sama cewe nya , nah gara-gara lo yang udah cabut duluan terus ketauan pihak yayasan jadinya semua gaboleh keluar eh dia nya kesel makanya dia ngomong kaya gitu ke lo."

"Dia kenapa tau kalau gue abis dari rumah bu lili?"

"Tadi tuh kita semua panik nyari lo gaada dimana-mana. Bocah-bocah juga pada taunya lo pergi doang tapi gatau lo pergi kemana, Trus pak fathir nanya ke bu mina siapa tau bu mina tau. Eh bu mina bilang kalau lo lagi belajar di rumah bu lili, terus pihak yayasan tau nya lo ga pulang dari semalem makanya langsung deh pihak yayasan marah-marah."

"Pihak yayasan kenapa ga ngehukum gue aja? Kenapa yang lain juga dihukum gaboleh keluar asrama?"

"Iyalah bego! Pihak yayasan pasti bakal langsung nyalahin ketua kamar yang ga becus ngurusin anggotanya. Makanya abis di marahin pihak yayasan si agus nyari tau lo kemana. Dia nanya ke pak fathir terus pas tau lo ke rumah bu lili emosi banget lah dia!"

"Udahlah omongan dia ga usah lo masukin ke hati. Diakan emang kalau lagi emosi semua kata-kata dikeluarin." Ujar zaki menghibur sahabatnya itu.

Dani hanya diam, sibuk dengan pemikirannya sendiri. zaki pun kembali mengajaknya berbicara.

"Dan gue boleh Tanya?" dani dengan segera menolehkan kepalanya lalu mengangguk sebagai jawabannya.

"Tadi pas gue telfon bukannya lo bodoamat masalah di skors? Ko tiba-tiba lo jadi berubah pikiran trus langsung balik ke asrama?"

"Gue gamau di skors. Nanti kalau gue di skors gue gabisa ledekin bu lili dong!"

"Niat banget anjir demi bu lili."

"Entahlah."

"Sebenernya perasaan lo sama bu lili gimana si dan? Jangan boongin diri lo sendiri man! Kalau emang lo suka kejar, kalau gasuka gausah baperin anak orang nanti jadi lo yang baper repot urusannya."

"Tapi zak, gue mau deketin bu lili juga gimana gitu. Secara gue murid dia guru. Dan umur kita juga terpaut 3 tahun. Kalau gue beneran jadi sama bu lili ortu nya gabakal setuju sama gue. Lagian kayaknya bu lili udah punya calon suami."

"So tau lo!"

Dani hanya terdiam. Dia pun kembali pada lamunannya. Zaki yang tahu kalau sahabatnya itu membutuhkan waktu untuk sendiri ikut terdiam, kemudian dia beranjak pergi agar tidak mengganggu sahabat nya itu. Namun suara dani menghentikan langkahnya.

"Tadi gue ga belajar di rumah bu lili."

"Bener tebakan agus. Gue ikutin kegiatannya bu lili seharian." Lanjutnya.

Zaki pun kembali duduk di samping dani dan berkata "Kok bisa?"

"Gue gatau zak gimana perasaan gue sama bu lili. Gue kaya ngerasa kalau gua cuma iseng aja sama dia. Tapi kenapa hati gue ngerasa yang lain. Pikiran gue fokus ke bu lili doang."

"Lo tau kan kalau gue gasuka banget sama yang namanya aturan, tapi kalau bu lili yang ngasih aturan ke gue kayanya gue fine-fine aja. Kalau bu lili nasehatin gue kayanya tuh diri gue langsung terima gitu aja tanpa berontak sama sekali. Padahal gue gasuka diatur, gasuka di nasehatin, gasuka diomelin. Tapi kalau sama bu lili laen aja gitu. Gue bingung zak!" lanjut dani panjang lebar.

"Lo kayaknya jatuh cinta sama bu lili dan."

"Tadi pas gue ikutin bu lili tau apa yang gue dapet?" zaki pun hanya menggelengkan kepalanya pertanda bahwa ia tidak tahu.

"Tadi gue liat bu lili keluar rumah, dia cantik banget. Kaya mau pergi gitu, trus tiba-tiba ada mobil mewah dateng kerumahnya dia. Trus yang naik mobilnya buka jendela sambil ngajak bu lili ngobrol buat masuk. Gue gatau muka orangnya, yang gue tau kalau itu cowo. Tapi gue gatau dia siapa nya bu lili. Trus Bu lili langsung masang muka kesel gitu zak tapi akhirnya bu lili masuk juga ke mobil itu. Akhirnya gue ikutin itu mobil sampe mereka berhenti di café. Trus gue milih duduk di bangku yang agak jauh dari mereka, gue takut ketahuan soalnya. Gue liat bu lili masih tetep kesel, padahal cowo itu udah ngomong panjang lebar ke bu lili. Akhirnya setelah itu cowo lama bujuk bu lili bu lili senyum gitu. Pas gue mau tau kelanjutannya eh lu telfon suruh gue cepet balik ke asrama." Jelasnya secara detail.

"Cakep ga cowo nya? Keren ga? Kaya ga? Eh udah pasti kaya ya. Orang make mobil mewah." Balas zaki kemudian.

"Eh anjing! Gue lagi curhat. Malah bercanda. Gabisa apa lo serius dikit zaki demonggggg?!"

"Yaudahlah dan. Ikhlasin aja ribet lo! Mungkin bu lili bukan jodoh lo gampang kan?"

"Nyesel anjir gue cerita ke lo!"

"Udah ah. Gue ngantuk pengen tidur. Btw lu kalau galau jadi bijak dan haha. Gue tidur ya bayyy sahabatkuhh."

"Najis."

Zaki pun menaiki ranjang dan segera memejamkan matanya. Sementara dani tetap pada posisinya dan kembali termenung.

Mungkin bener omongan si zaki, gue bukan jodohnya. Gue harus lupain bu lili. Lagian gue yakin kalau ini Cuma sesaat Karena dia cantik, menarik. galebih. Gue gamungkin kan jatuh cinta?

Lelah memikir kan semua itu dani akhirnya memilih untuk berbaring bersama zaki dan memejamkan matanya juga.

********

Sementara dua pasangan yang katanya sudah berbaikan itu pun melanjutkan perjalanan mereka. Mereka berkeliling untuk menghilangkan kerinduan yang melanda mereka karena beberapa hari ini mereka tidak bertemu akibat pertengkaran yang terjadi. Ya, siapa lagi kalau bukan lili dan Alvin Prayoga pacar nya yang sudsh menjalin hubungan selama 5 tahun lama nya.

"Kamu kenapa si kayaknya kalau sama tata cemburuan banget?"

Sang gadis hanya melihat sinis dan memajukan bibirnya. Sadar akan perubahan yang terjadi pada gadis nya lelaki itu pun kembali melanjutkan perkataannya.

"Eh, renata yang. Lupa, hehe"

"Dia kaya punya panggilan khusus gitu ya di mulut kamu?"

"Yaampun yang, kan tadi aku bilang kalu aku manggil dia tata karena anak-anak manggil dia kaya gitu. Dia juga waktu ngajak aku kenalan bilang kalau nama dia tata."

"Tauah aku gamood. Udah pulang aja."

Lelaki itu pun langsung menepikan mobilnya dan memberi pengertian kepada gadisnya.

"Yang, aku gamau ya kita berantem Cuma gara-gara hal sepele kaya gini."

"Hal sepele kamu bilang?! Coba kamu diposisi aku. Kamu liat aku semobil sama cowo lain trus kaca mobilnya black filter 80%. Gimanana posisi kamu?"

"Apaan si li jadi lebay kaya gini! Gausah kaya anak kecil kita udah gede!" bentak cowo itu.

"Aku gasuka dibentak kaya gitu ALVIN!"

"Makanya kamu jangan mancing emosi aku! Daritadi aku berusaha nahan emosi ngadepin sikap kekanakan kamu ya yang. Kamunya aja yang ga bisa dewasa."

"IYA! Emang kamu yang paling dewasa! Kita pulang." Alvin hanya menghela nafas pasrah, dia pun kembali menjalankan mobilnya.

****

Sesampainya di depan gerbang rumah lili, lili segera bergegas untuk turus dari mobil itu, namun dengan segera juga Alvin menahannya.

"Yang, maafin aku ya. Aku ga bermaksud ngebentak kamu kaya tadi bener deh." Ujarnya pelan. Melihat lili yang hanya diam Alvin pun kembali berucap.

"Aku gamau kita berantem kaya gini terus yang."

"Aku tuh seneng banget waktu kamu bilang kita baikan. Makanya pas waktu kamu ngajak berantem lagi, aku langsung kepancing emosi dan ngebentak kamu kaya tadi. Serius deh aku ga niat ngebentak kamu."

"Emang harus banget ngebentak ya?"

"kan tadi aku bilang aku emosi yang."

"Janji deh aku gabakal berurusan sama si renata-renata itu."

"Janji ya?"

"Iya janji sayangkuuu."

Alvin pun memeluk lili sebentar lalu melepasnya kembali, dia pun berujar.

"Yaudah udah sore. Kamu masuk gih, mandi trus makan tadi di café kan kita sibuk berantem ga sempet makan. Nanti malem aku telfon ya."

"Kamu gamau mampir dulu?"

"Engga deh yang. Aku mau ngerjain kerjaan aku yang belum selesai."

"Kamu jangan pikirin kerjaan aja, pikirin diri kamu juga. Aku masuk ya, Kamu bawa mobilnya hati-hati."

"Iya sayang. Love you."

"Love you too." Setelah mengucap itu lili punkeluar dari mobil itu sampai mobil itu tidak kelihatan lagi barulah ia memasuki rumahnya. Tak lupa senyum manis yang masih terukir di wajah cantiknya itu. 

*******

Next chapter