webnovel

18 30 %

"ting....ting...ting" suara pesan pada ponsel lamire.

"tuan,dokter maria telah tiba di istana" xellin.

"baik,15 menit lagi kita bertemu di istana" jawab lamire dalam pesan.

dilantai dua istana dalam sebuah kamar yang mewah maria sedang memandang taman bunga dari balik jendela besar bergaya eropa kuno.taman asri berhias bunga bunga yang berjajar rapi sepanjang jalan menuju kolam yang dipenuhi teratai berwarna warni. terlihat seorang lelaki tua memangkas tumbuhan hijau membentuk bulatan bersusun.

"tock...tock...tock" suara ketukan pintu.

maria berjalan menghampiri pintu lalu membukanya.

"selamat siang dokter maria,perkenalkan saya ludwiq kepala pembantu rumah tangga istana" ucap ludwiq memperkenalkan diri sembari membungkukkan tubuhnya.

"siang juga mister ludwiq.senang berkenalan dengan anda" jawab maria dengan senyum cantiknya.

"tuan xellin meminta saya untuk memanggil anda menghadap perdana mentri sekarang" ucap ludwiq dengan hormat.

maria menganggukkan kepala menutup pintu lalu berjalan disisi ludwig.

menuruni tangga menyusuri lorong dengan jendela besar berada disepanjang sisinya.akhirnya tiba disatu ruangan.

ludwig mengetuk pintu dengan berlahan lalu membuka pintu.

"silahkan dokter" ucap ludwiq mempersilahkan maria masuk.

ruangan yang begitu besar,megah dan mewah dtengahnya terdapat meja lonjong yang besar,dindingnya dpenuhi lukisan lukisan besar dari pelukis ternama...disudut ruangan terdapat sofa sofa besar mengelilingi meja kayu yang penuh dengan ukiran bergaya eropa.terlihat seorang lelaki tua yang tampan sedang duduk lalu berdiri ketika menyadari maria telah masuk kedalam ruangan.

ludwig menghampiri lamire dengn maria dibelakangnya.

"tuan....dokter maria" ucap ludwiq pada lamire tangannya menunjuk sopan pada maria.

maria ikut membungkukkan tubuh tanda menghormati ludwig.

"maria" sebut maria sembari mengulurkan tangan berjabat tangan.ludwiqpun balas membungkukkan badan.

"lamire" jawab lamire berjabat tangan.

"silahkan duduk dokter maria" ajak lamire.maria duduk pada sofa panjang dsebelah sofa tunggal tempat lamire duduk.

"terima kasih untuk kesediaan dokter datang ke negara kami" ucap lamire.

maria tersenyum mendengar ucapan lamire.

"berdasarkan rekam medis raja yang anda pelajari,berapa persen tingkat kesembuhannya bila pengobatan dalam pengawasan anda?" tanya lamire langsung pada pokok masalah.

"diagnosa tidak bisa saya berikan tampa berhadapan langsung dengan penderita"jawab maria tegas.

"terlepas dari tatap fhisik hanya berdasar rekam medis,apakah anda bisa menentukan tingkat pemulihannya? tanya lamire lagi.

"gadis yg keras" bathin lamire

seorang pelayan wanita muda masuk membawa tea set dan juga pinggan berisi aneka kue kue yang mungil dan cantik.sejenak percakapan lamire dan maria terhenti.

menyajikan dan menuangkan teh lalu meletakkan di atas meja dihadapan lamire dan maria.

"silahkan tuan dan nona menikmati" ucap perempuan itu dengan sikap hormat.

"silahkan" ucap lamire pada maria sembari meraih cangkir dari atas meja.

" terima kasih" jawab maria masih dengan sikap duduknya yang tegak.

"bila berdasarkan rekam medis tingkat pemulihan penderita hanya tiga puluh persen" jelas maria.

lamire mengernyitkan dahi terdiam.

"langkah terbaik adalah bertatap muka langsung dengan penderita" lanjut maria.

lamire terlihat mengirim pesan pada ponselnya.

"saya akan bawa anda untuk menemui raja sekarang dan saya berharap anda adalah dokter terakhir yang datang ke istana ini untuk memulihkan kesehatan raja,tolong jangan kecewakan saya" ucap lamire dengan tegas namun raut wajahnya menunjukkan kesedihan.

"mari" ajak lamire lalu berjalan memimpin didepan.

***

disebuah mansion pribadi.

kepala pembantu rumah tangga sedang berbincang dengan fian.

"tolong siapkan semua,siang ini pangeran memiliki janji untuk bertemu raja" ucap fian pada lelaki kepala pembantu rumah tangga.

"baik,saya akan siapkan" jawab kepala pembantu rumah tangga lalu beranjak pergi meninggalkan fian yang sedang membaca sebuah dokumen.

lalu berjalan menuju kamar pangeran,mengetuk lalu membuka pintu...berjalan menghampiri tempat tidur verto menyentuh pundak verto.

"tuan..." panggil fian dengan suara rendah.

"hmm..." jawab verto masih dengan mata tertutup.

"siang ini tuan memiliki temu janji dengan yang mulia raja" jelas fian.

verto melambaikan tangan meminta fian keluar dari kamarnya.

lima menit kemudian verto bangun lalu

beranjak berjala menuju kamar mandi.

Next chapter