webnovel

Rencana

"aku pikir kamu hanya sombong saja" kata Mirella pada Daniel.

Tak terasa mereka terlibat percakapan yang menyenangkan tentang Masa kecil mereka hingga Daniel bertanya tentang rencana Mirella setelahnya.

"jadi....apa rencanamu selanjutnya?, apa Kita memang harus bercerai dalam waktu cepat ini?" Tanya Daniel pada Mirella.

Mirella agak terkejut dengan pertanyaan Daniel namun dirinya segera mengubah ekspresi terkejutnya. Mirella mengangukkan kepalanya m mbuat Daniel menghela nafas kasar. "apa tidak Ada hal yang ingin kamu lakukan selain bercerai?" Tanya Daniel. Sesungguhnya dalam hati Daniel sangat ragu untuk bercerai dengan Mirella. selain dirinya engan melihat wajah - wajah kecewa dari orang - orang disekitarnya terutama orang tuanya, namun entah kenapa ada rasa tidak rela dihatinya saat memikirkan dirinya akan kehilangan Mirella.

Lagi - lagi tanpa sengaja Mirella melihat foto Daniel dengan seorang wanita. dirinya yakin bahwa wanita itu adalah kekasih Daniel, dengan segenap keyakinan Mirella akhirnya menjawab pertanyaan Daniel. "Dan....perceraian sebenarnya bukanlah prioritasku, namun ada beberapa hal yang menuntut diriku untuk melakukannya". kata Mirella.

sesungguhnya Daniel masih tidak mengerti hal apa yang begitu mendesak Mirella untuk bercerai dari dirinya hingga membuatnya bertanya pada Mirella. "lalu hal apa yang membuat Kita harus secepatnya berpisah, bukankah, kamu ingin bisa kembali jalan dulu,seperti kesepakatan Kita dulu" kata Daniel lagi.

"kamu....karena kamu lah Kita harus secepatnya berpisah" kata Mirella membuat Daniel semakin bingung, apakah Selama ini dirinya menyakiti Mirella terus,padahal rasanya Selama ini dirinya selalu berusaha untuk melakukan apapun untuk Mirella. bahkan dirinya jarang bertemu dengan Mika demi Mirella. bahkan jika Ada libur juga dihabiskannya bersama dengan Mirella.

"kenapa aku?" Tanya Daniel lirih.

"aku ingin kamu juha bahagia Daniel, demi diriku kamu sudah berkorban terlalu banyak, dan kamu tahu....aku mengerti kalau kamu tersenyum, sebenarnya hatimu sangat sedih. bagaimana tidak sedih, kamu harus berpisah d ngan kekasih yang sangat kamu cintai hanya untuk menikah dengan diriku, seorang gadis cacat" kata Mirella.

perkataan Mirella membuat hati Daniel teriris perih. 'gadis cacat....gadis itu cacat karena perbuatanku' batin Daniel sedih.

"aku tidak keberatan akan hal itu" kata Daniel lagi."tapi...aku keberatan".kata Mirella. "kamu tahu ...kamu orang yang baik, walaupun kamu tidak keberatan, namun aku tentu saja keberatan, tidak seharusnya kamu menderita dengan aku,..aku ingin kamu bahagia, dan karena aku tahu, bahagiamu bukan bersamaku, namun bersama orang lain, maka....aku tidak boleh egois dengan membiarkanmu disisiku, karenanya bercerai adalah hal yang benar untuk Kita"putus Mirella.

Daniel terpukau dengan jawaban Mirella. Ternyata gadis keras kepala ini begitu menyayangi dirinya. "lalu....bagaimana ....bagaimana kalau aku....tidak ingin Kita berpisah"kata Daniel terbata. Daniel juga terkejut kenapa dirinya mendadak gagap.

Mirella juga terkejut namun dirinya langsung mengelengkan kepalanya kuat dan memandang Daniel. "Kita....hanya sudah terbiasa bersama, mungkin awalnya mengambilkan aku minum, makan, membantuku kesana kemari adalah hal yang menyebalkan bagimu, sama seperti yang aku rasakan ketika aku tahu diriku tidak bisa lagi berdiri diatas kakiku sendiri, Namun....Sebulan Dua bulan, Kita akan terbiasa lagi, kamu tidak akan direpotkan olehku, dan aku akan terbiasa melakukan semuanya tanpa bantuanmu"kata Mirella terdengar sangat bijaksana. "tapi kamu belum sembuh, bahkan kamu juga belum bisa...."kata Daniel terpotong oleh Mirella. "aku tahu, bukankah awalnya dokter memvonis diriku tidak akan pernah memakai kakiku lagi,,namun lihat sekarang,, dokter waktu itu salah aku masih bisa berdiri walau tidak sampai Lima menit,,kenapa itu terjadi....karena Tuhan yang punya kehendak untuk semuanya,,karenanya tidak masalah kalau Kita berpisah, jika nanti Kita bertemu lagi, dan Kita berdua masih sendiri maka bisa jadi Kita berjodoh lagi, namun apabila tidak,,ya jodoh Kita hanya sampai saat ini saja" kata Mirella lagi.

Next chapter