Lelaki itu tampak senang dan tenang. Bibirnya melengkung ke atas, membentuk senyuman yang menenangkan.
"Na, ganteng banget..." bisik Leta. "Aku ingin rasanya jadi mempelai wanitanya."
Aku menoyor kepala Leta.
"Serius?! Di saat seperti ini?!" batinku, sambil menatap Leta tajam.
"Kalau kamu juga mau, gak usah noyor, Na," kekeh Leta.
Aku melotot.
"Ayah, aku ditempatkan di bagian teknologi robot-robot patroli," jelas lelaki itu. "Mereka ceroboh banget, ya."
"Ilv..." desah Levi. "Apa kamu baik-baik saja?"
"Ya, Ayah," Lelaki itu mengangguk. "Aku tidak punya waktu banyak untuk menolong kalian. Robot-robot itu berjarak 5 meter lagi dari kalian dan 7 menit lagi pergantian tugas."
Levi mengangguk mengerti.
"Ayah, aku akan me-restart robot-robot itu. Sehingga robot itu akan mati serempak sekitar 3-5 menit," jelas Ilv. "Kalian bisa berlari ke rumah liburan."
"Baik," Levi mengangguk.
"Ayah, aku akan menghubungi ayah lagi nanti, jika ada waktu," ucap Ilv. "Sampai jumpa."
"Jaga dirimu baik-baik, Ilv," desah Levi panik.
Ilv tersenyum dan mengangguk.
Ia memandangku dan berkomat-kamit. Aku dapat membaca gerak mulutnya.
'Kita akan bertemu lagi. Sampai jumpa. Jaga dirimu baik-baik.'
Aku tersenyum kecil.
"Robotic Patrol Restart," ucap Ilv. "1... 2... 3..."
Hologram itu berkedip-kedip dan lenyap.
Aku dapat melihat bahwa robot-robot yang mengejar kami terdiam.
"Sedang apa kalian, Anak-anak?!" ucap Levi. "Ingat! Ini hanya sementara! Cepat lari!"
Aku bergegas ikut Levi lari. Aku menatap ke arah Leo dan Leta yang masih mematung.
"Woi! Lari!" seruku sambil menarik kedua orang itu.
Kami berlari melintasi hutan, melompati semak dan bonggol-bonggol kayu.
Kami berhenti ketika melihat hanya ada sungai yang terbentang luas.
Terlihat rumah di sisi lain sungai. Tapi, gimana cara melintasi sungai sebesar ini dengan arus deras?
"Lihat!" seru Leo. "Sebuah jembatan kayu!"
"Ah! Jembatan itu buatan V, sudah tua sekali," gumam Levi. "Entah kuat atau tidak."
"Hanya ada itu jalannya, Levi," ucapku.
Levi menyetujui karena sudah tidak ada jalan lain.
Aku berjalan paling akhir. Melihat ke bawah, jauh banget. Kalo jatuh, mati kali, ya?
Tepat di tengah jembatan, jembatan itu bergoyang. Aku dapat melihat bagian bawah jembatan itu mulai patah.
Tolong jangan bilang...
1...
2...
3...
4...
5...
Brak!
Aku kini terjun bebas dari ketinggian. Menutup mata, hanya bisa pasrah.