webnovel

III-240. Doktrin Konyol

Dua orang yang dulu memiliki ikatan kuat dan hampir menikah, sekarang berakhir seburuk ini. Hati si lelaki maupun perempuan yang duduk di kursi pesakitan, berdetak sama menyakitkannya.

.

.

Ruang interogasi berukuran 8 kali 8 meter yang mungkin kini lebih tepat disebut sebagai tempat penghakiman, terhadap rasa yang dulu membumbungkan keduanya, berujung dongeng. 

Negeri dongeng impian mereka kini sebatas imajinasi, pernikahan impian yang indah dan harapan panjang untuk masa depan, sirna sudah. 

Leona menyibakkan rambutnya ke belakang. Lalu sebuah pukulan meluncur ringan dari jari tangan mengepal, membentur kursi di hadapannya. Geramannya yang berat, memenuhi kehampaan ruang interogasi tersebut. 

Thomas duduk membatu, dan terlihat lebih siap dengan mengangkat pandangannya menatap ke arah Vian. Rasa kepercayaannya kepada kepala divisi yang sekaligus seorang saudara, telah cukup dan lengkap.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

Next chapter