Nyatanya ketika sampai pada lorong yang sepi di belakang panggung utama. Ada yang tersungkur, tubuhnya lemah terduduk hanya bertumpu pada kedua lutut lalu bersembunyi di sana. Aruna merintih menangis sendirian.
.
"Ternyata anda bisa bersedih, aku pikir dulu perempuan yang selalu dibicarakan para ajudan adalah perempuan yang luar biasa"
Aruna melirik Tyan Mizan yang sedang berupaya menghiburnya.
"Kalian suka membicarakanku?" Gadis ini mulai teralih-kan.
"Ya tentu, kami para ajudan cukup sering saling menceritakan tentang para nona dan tuan yang harus kita lindungi" Tyan Mizan turut duduk di lantai sama seperti yang dilakukan Aruna.
"kau tak ingin tahu apa yang kami bahas?" Goda Tyan.
Sayangnya gadis yang diajak bicara tidak begitu berminat.
Dia pun melanjutkan ucapannya untuk menghibur : "para seniorku bilang, diantara 5 keluarga inti Djoyodiningrat ada satu pendatang baru yang sangat mengesankan"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com