webnovel

DI PERLAKUKAN ISTIMEWA {PART 2}

Angin malam bertiup lembut menyibakkan rambut Ayudia. Mereka duduk di taman yang berada di tepian sungai. Keduanya mengamati sungai yang memantulkan bayangan gedung-gedung dan lampu-lampu jalanan. Lampu LED warna-warni menghiasi jembatan, membiaskan cahaya penuh warna pada permukaan air sungai. Sungguh indah. Saat malam hari sungai seperti memiliki wajah dengan keindahan yang berbeda.

Mereka berbincang ringan dan terkadang bercanda. Dalam diam Azka Mengamati wajah Ayudia, meski ia selalu menundukkan wajahnya apabila Ayudia menatapnya dengan lekat. Seringkali mereka terdiam membisu tanpa tau harus berkata apa. Kecanggungan seringkali menyelinap hadir di antara mereka tanpa diundang.

"Ayu, kita naik kapal, yuk. Pemandangan dari sungai cantik banget kalau malam."

"Oke. Aku juga belum pernah naik kapal di sini kalau malam hari." Gadis itu mengangguk pelan seraya tersenyum manis.

Mereka berdua berjalan beriringan menuju loket, membeli tiket untuk naik kapal lalu menaikinya setelah menyerahkan tiket kepada penjaga yang berdiri di dermaga.

Sungai besar ini membelah kota hingga ke pelosok kota. Kapal wisata itu berkapasitas maksimal dua puluh orang. Sisi-sisinya berhiaskan lampu kecil dengan berbagai macam warna.

Azka membantu Ayudia naik dengan memberikan tangannya. Mereka duduk di bagian atap kapal. Sangat indah pemandangan kota dari sungai Merdeka di malam hari. Lampu-lampu dari gedung tinggi dan rumah-rumah di tengah perkotaan. Gemerlapan bagai taburan bintang dilangit. Setelah menunggu beberapa menit, kapal siap berangkat mengarungi sungai.

Ayudia menyandarkan kepalanya di pundak Azka yang kokoh. Ia menghela napas panjang dan berat. Gadis itu berusaha melarutkan segala kesedihan bersama aliran sungai yang mereka lewati. Kesunyian hadir di tengah-tengah mereka, hanya suara deru dari mesin kapal dan suara gemericik air akibat putaran baling-baling kapal yang berputar cepat menjadi simfoni malam kebersamaan keduanya.

Gadis itu sangat nyaman bersandar di tubuh Azka. Dia merasa seperti memiliki seseorang untuk menyandarkan permasalahan hidupnya.

"Yu, bolehkah aku meminta sesuatu?" ucap Azka memecah kesunyian.

"Apa? Mau minta apa?" Ayudia memandangi Azka dengan tatapan dalam. Dadanya berdebar lebih cepat dari biasanya. Ia berharap Azka akan mengatakan permintaan yang spesial.

"Boleh gak aku pegang tangan kamu?" Tatapan mata Azka memandangi Ayudia dengan penuh pengharapan.

Ayudia terkejut. Dia menelan ludah untuk membasahi tenggorokannya yang tercekat.

"Itu?! Cuma pengen itu?" Ayudia terdengar kecewa. Ia mengharapkan Azka meminta hal yang lain.

"Iya, cuma itu. Boleh?" Azka menadahkan telapak tangan.

"Boleh dong!" Ayudia memberikan tangan kanannya sambil tersenyum. Azka langsung mengecup punggung tangan Ayudia, ketika tangan gadis itu berada di dalam genggamannya.

Seketika ....

Ayudia merasa hatinya menghangat. Belum pernah dia diperlakukan begitu baik oleh lelaki. Bahkan Azka meminta izinnya hanya untuk sekadar menyentuh tangannya. Ia merasa sangat tersanjung. Gadis itu merasa diperlakukan dengan istimewa daripada lelaki yang sering kali ditemuinya.

Ayudia melayang tinggi dalam kebahagiaan yang belum pernah dia rasakannya seumur hidupnya. Dadanya bergetar hebat merasakan tetesan embun cinta yang turun membasahi hatinya yang kering.

Next chapter