webnovel

Chapter 304 - Negi vs Rakan 9

Ketika Negi sedang sibuk berpikir apakah ia sudah menang atau tidak. Tiba-tiba saja ada tinju yang memukul tepat di wajahnya, sehingga tubuh Negi terlempar ke arah samping kira-kira dua belas meter.

Dan orang yang memukul Negi dari samping adalah Rakan, yang sekali lagi berdiri tegak setelah Negi menghantamnya dengan serangan-serangan sihir tingkat tinggi yang cukup untuk membuat penyihir tingkat tinggi biasa mati berkali-kali. Tombak dewa petir Titanoktonon yang masih tertancap di perutnya pun ia cabut dengan mudah lalu ia hancurkan hanya dengan sekali genggaman keras dari tangan kirinya.

"Kamu melakukan kesalahan fatal dengan tidak memastikan kalau aku sudah mati atau masih hidup," Kata Rakan yang tangan kirinya masih berasap karena ia baru saja menghancurkan Titanoktonon dengan tangan kosong. "Tapi kau bisa membuatku babak belur seperti ini, bagus sekali bocah! Kau membuatku bangga karena bisa membuatku menggunakan dua puluh persen dari kekuatanku yang sesungguhnya!"

'Nggak mungkin! Meskipun ia hanya menggunakan dua puluh persen dari kekuatannya yang sesungguhnya sekalipun, serangan tombak dewa titanoktonon, harusnya cukup untuk setidaknya membuatnya tidak sadarkan diri walaupun tidak cukup untuk membunuhnya. Sebenarnya seberapa kuat daya tahan tubuh yang ia miliki sampai bisa melampaui semua perhitunganku!'

Negi dibuat bingung dengan keabnormalan yang ada di hadapan matanya. Ia sudah memperhitungkan semua hal dengan sangat akurat hal apa saja yang harus ia lakukan untuk mengalahkan Rakan. Bahkan ia sampai melakukan simulasi pertarungan berkali-kali menggunakan sihir ilusi untuk memastikan kalau hal yang ia siapkan untuk melawan Rakan cukup untuk setidaknya membuat Rakan tidak sadarkan diri selama beberapa waktu.

Tapi untuk keanehan alam seperti Rakan, perhitungan yang dilakukan dengan seakurat apapun menjadi tidak berguna. Karena dia hanya dilawan oleh keanehan alam yang lain seperti Nagi atau Shirou.

Sementara itu di udara, Succubuss yang menjadi wasit dari pertandingan dibuat ternganga karena Rakan yang bangkit lagi walaupun ia sudah memastikan sebelumnya kalau Rakan sudah pingsan menggunakan alat khusus sang wasit bahkan sampai berpikir;

'Kok dia masih bisa bangun dan berdiri begitu, ya. Padahal serangan barusan sangat dasyhat!'

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"Ya, ampun daruma berotot itu memang kecoak," Kata tiruan Eva sambil mengernyitkan dahinya. "Aku sendiri akan kehilangan banyak energi untuk bisa bertahan dan menyembuhkan diri dari serangan beruntun gila dari bocah itu. Sebenarnya yang abadi itu aku atau daruma berotot itu!"

"Ra-Rakan sudah menerima serangan yang setara dengan dua buah seribu petir tapi kok dia masih bisa berdiri seperti itu!" Teriak Ricardo yang sama shocknya dengan Tiruan Eva. "Di-Dia itu beneran orang bukan, sih!?"

"Ya-Yah aku saja sebagai istrinya terkadang mempertanyakan hal itu," Kata Theodora yang sekali lagi dibuat takjub dengan hal gila yang bisa dicapai oleh Rakan. "Dia bisa bangkit lagi seperti itu bukan karena modal tekad dan kepercayaan diri yang besar, melainkan karena tubuhnya memang abnormal dari lahir ditambah semua pertarungan yang ia lakukan menyebabkan dirinya memiliki tubuh yang daya tahannya seperti kecoak."

"Kau pasti dibuat ternganga bukan setiap kali ia menunjukkan hal-hal gila dengan fisiknya yang abnormal itu bukan Theodora-Sama?" Tanya Seras.

"Sigh, aku sudah terbiasa," Seras cuma bisa menghel nafas sambil menjawab pertanyaan Seras. Karena ia sudah tidak tahu lagi harus bereaksi apa terhadap kegilaan yang ditunjukkan oleh Rakan. "Bahkan putraku juga menunjukkan gejala fisik yang sama sewaktu ia lahir, jadi aku sudah tidak aneh melihat keanehan apapun yang ditunjukkan putraku di masa depan nanti."

[Bangkit kembali! Ini memang sulit dipercaya! Tapi Rakan sang pahlawan yang tadi sudah dianggap kalah ternyata masih bisa bangkit lagi! Bagaimana pertandingan ini akan berakhir nantinya!?]

'Urrgh orang yang bisa seimbang melawan ayah dan Shirou-Nii memang nggak biasa, perhitungan dan logika nggak akan berlaku untuk orang-orang seperti Shirou-Nii, ayah dan juga Rakan-san,' Kata Negi. 'Dan yang paling nggak logis ialah dia bisa berdiri setelah menerima serangan tombak dewa petir yang bisa mengalahkan monster level S! Rakan, Ayah, Shirou-Nii, kalian bertiga memang orang yang luar biasa. Aku akhirnya menyadari kalau kekuatan yang kalian miliki bukanlah kekuatan yang hanya berasal dari bakat dan garis keturunan.

Melainkan kekuatan dari usaha dan kerja keras yang diasah dalam waktu yang lama. Rupanya inilah yang ingin ditunjukkan oleh Rakan-san. Kekuatan instant yang kudapatkan dari latihan di diorama sihir dan dengan menggunakan Magia Erebea tidak akan cukup untuk membuatku bisa mencapai Level S.

Hanya dengan berlatih dengan cara yang benarlah aku baru bisa mencapai Level S. Rupanya hal inilah yang ingin Rakan-san tunjukkan dan ajarkan kepadaku di pertarungan ini.'

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"Bocah, apa kau ingin melanjutkan pertarungan ini, atau kau mau menyerah," Kata Rakan. "Karena aku tahu kalau berdiri saja sangatlah sulit untukmu. Dan kau bahkan tidak memiliki energi sihir yang cukup untuk menggunakan fireball yang merupakan mantra serangan yang paling dasar. kalau kau nekat untuk terus melanjutkan pertarungan denganku, bisa-bisa kau akan merusak inti sihir di tubuhmu dan Elixir sekalipun tidak akan bisa memperbaiki inti sihir yang rusak."

"Hosh, hosh, hosh, aku menyerah," Kata Negi dengan nafas yang terengah-engah. "Seperti katamu barusan aku sudah tidak memiliki kesempatan untuk menang, karena energi sihirku sudah sangat tipis, bisa berdiri seperti ini saja sudah merupakan suatu keajaiban bagiku. Jadi akan lebih baik bagiku untuk menyerah di pertarungan ini daripada menyakiti tubuhku lebih parah lagi."

"Heh, keputusan yang bagus bocah," Kata Rakan sambil tersenyum. "Seorang petarung yang baik tahu kapan harus mundur dan menyerah, kau sudah menjadi seorang petarung yang mengetahui hal yang penting di dalam pertarungan, bagus sekali bocah! Tampaknya kau sudah sadar apa yang ingin kuberitahukan kepadamu di pertarungan ini!"

Negi terjatuh ke tanah, setelah Rakan mengucapkan hal itu. Satu pengakuan dari Rakan tentang dirinya yang sudah menjadi petarung yang baik adalah sesuatu yang melebihi sebuah kemenangan di pertarungan. Dan karena Negi sudah merasa puas dengan hasil yang ia bisa capai di pertarungan melawan Rakan. Makanya setelah puas rasa sakit dan lelah yang ada di tubuhnya pun mengambil alih dan akhirnya Negi pun pingsan dan terjatuh.

[Nagi terjatuh tepat setelah ia mengatakan kalau ia menyerah di pertarungan final ini! Dengan ini hasil akhir dari pertandingan final dari Nagi Grandpix sudah jelas! Pemenang dari Nagi Grandprix ialah kelompok Rakan dan Kagetaro!]

"Ya, ampun benar-benar bocah yang merepotkan," Kata Rakan yang terduduk di tanah karena ia juga merasa lelah. "Menahan diri untuk tidak menggunakan lebih dari dua puluh persen dari kekuatanku bukanlah hal yang mudah, lengah sedikit saja aku bisa membunuh kedua bocah itu!"

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"Aaahn sayang sekali Negi-kun kalah!" Kata Konoka yang tampak sedih melihat kekalahan Negi. "Padahal aku sudah memasang taruhan kalau Negi-kun yang menang! Uggh menyebalkan! Kenapa sih Rakan-Ojii-san tidak mengalah saja di pertarungan ini!"

"Konoka kalau si daruma berotot itu mengalah Negi akan merasa terhina tahu!" Kata Asuna. "Dia menahan kekuatannya sampai hanya menggunakan dua puluh persen saja sudah bagus untuk Negi, kalau dia serius seratus persen bisa-bisa Negi langsung tewas dalam sekejap."

***

"Pa-paman bernama Rakan itu mengalahkan Negi-kun yang sudah bertarung dengan sekuat tenaga! Ini benar-benar sulit diterima! Padahal Negi-kun sudah bertarung dengan sangat keren!" Kata Makie yang tidak bisa menerima kekalahan Negi sama seperti Konoka. "Padahal Negi-kun sudah seperti protagonis utama yang ada di Shonen Manga!"

"Makie, paman bernama Rakan itu seorang petarung veteran yang menjadi pahlawan di perang dua puluh tahun yang lalu jadi bagaimana mungkin Negi-kun bisa menang melawan paman itu," Kata Yuuna. "Lagipula Negi-kun mungkin seperti tokoh utama dari Shonen manga secara tampang dan badan. Tapi kurasa protagonis utama di dunia ini ialah Shirou-kun. Mengingat sejauh ini tindakan yang Shirou-kun lakukan adalah tindakan yang umumnya dilakukan oleh tokoh utama dari Shonen manga."

"Uugh aku benci mengakuinya tapi apa yang dikatakan olehmu sangatlah tepat," Kata Makie yang saat ini terlihat depresi. "Shirou-kun memang lebih seperti tokoh utama dari Shonen manga ketimbang Negi-kun!"

"Yah, meskipun begitu aku merasa bingung kenapa bukan Shirou-kun yang bertarung di pertandingan final dan malah Negi-Sensei," Kata Yuuna. "Itu sangat aneh menurutku."

Next chapter