webnovel

Serangan jantung karena Bugatti

"Berdasarkan keputusan, dan peraturan perundang-undangan atas pembunuhan berencana. Terpidana saudara Aland Bert sebagai pelaku dan perencana pembunuhan dijatuhi hukuman mati atas pemeriksaan beserta barang bukti dan saksi. Dan Terpidana saudari Michele Krisnewn sebagai penghasut terpidana Aland Bert untuk membunuh korban saudari Earl Camilia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Kasus pembunuhan berencana telah ini selesai dan sidang ditutup,"

Ibu Michele kehilangan akalnya dan menangis keras menuntut keputusan hakim yang memberikan hukuman pada anaknya penjara seumur hidup. Ia meraung dan polisi dengan sigap menahannya agar tidak semakin mengamuk dan menggila.

Sidang tertutup itu akhirnya berakhir. Earl menghancurkan Michele dan Aland sekaligus. Namun itu tidak membuatnya sedikit bernafas lega karena ibu Michele yang meraung di kakinya memohon untuk meringankan hukuman putrinya. Earl hanya diam.

"Nona Earl. Kumohon, ringankanlah hukuman putriku. Ia tidak bermaksud untuk membunuhmu, ia hanya seorang gadis naif yang masih berpikir kekanak-kanakan. Kumohon Nona Earl. Kumohon," Earl langsung mengangkat ibu Michele dari posisi memohonnya dan mendudukkan dirinya di kursi. Perasaannya campur aduk saat ini hingga Earl merasa pusing sekali mendengar teriakan memohon ibu Michele.

"Nyonya Krisnewn... putrimu bukan lagi anak-anak, walaupun ia hanya wanita manja, tentunya ia mampu berpikir resiko yang akan ia tanggung ketika melakukan itu. Ia sudah dewasa secara hukum, umurnya 28 tahun. Bahkan dirinya pernah mengabdi pada negara di angkatan laut selama beberapa tahun," ibunya menutup mulutnya menahan tangis. Jelas gadis di hadapannya ini tidak seburuk kelihatannya. Hatinya baik, hanya saja ia menuntut keadilan atas dirinya.

"Lihatlah putrimu, Nyonya. Bagaimana jika hatinya tetap mati dan terus menerus menaruh dendam padaku? Jika anda ingin mendengarkan fakta yang ada, bertanyalah pada suami anda. Ia juga tahu apa yang dilakukan putrimu. Dan saya sangat menyayangkan atas sifat Michele yang sangat buruk. Maafkan aku, aku hanya ingin keselamatan diriku saja, Nyonya. Putri anda terlalu berbahaya bagiku jika ia hanya bertahan beberapa puluh tahun di penjara," jelas Earl dan langsung membuat ibu Michele tidak mampu berkata-kata lagi.

"Tolong antarkan Nyonya Krisnewn pulang ke rumahnya,"

Earl pun meninggalkan persidangan dan di bebas tugaskan oleh presiden selama dua hari setelah persidangan itu. Entah Earl merasa seperti ada yang mengganggu pikirannya sejak ia berhasil memenangkan sidang. Seperti ada sesuatu yang terlupa dan itu sangat menjengkelkan bagi Earl. Dilangkahkan kakinya pergi menuju parkiran dan sedikit bingung dengan Tom dan Duke yang memandang mobilnya penuh keheranan.

"Apa yang kalian lakukan disini?" tanya Earl. Butuh waktu beberapa detik sampai Tom dan Duke berbalik menatap Earl tersenyum penuh kehinanaan disana.

"Berapa gaji yang kau terima selama menjadi perwira, Earl,"

"Kita semua sudah tahu masing-masing salary setiap perwira. Kenapa kalian bertanya," Tom mendengus kasar. Di ketuknya beberapa kali mobil hitam metalik Earl dengan lumayan keras.

"Perwira sepertimu berkendara dengan Bugatti? Kurasa ada suntikan dana pada rekeningmu, Earl. Mengakulah! Apa kau sekaya itu?" Earl memiringkan kepalanya tidak mengerti. Apa yang dua idiot ini bicarakan?

Earl memang pada dasarnya tidak tahu merek dan jenis-jenis mobil saat ini. Yang ia tahu, selama ia melihat mobil itu keren dan ia nyaman mengendarainya sewaktu test drive, Earl tentu akan membelinya walaupun harganya sedikit lebih mahal dari harga mobil biasa pada umumnya.

Hanya saja.... Bugatti? Apa itu? Merek mobil? Yang ia tahu selama hidupnya adalah merek-merek seperti Mercedes Benz saja. Karena ayah angkatnya sangat mendambakan mobil dengan merek itu tentunya.

"Bugatti? Apa itu?" Tanya Earl benar-benar langsung membuat Duke memutar matanya kesal sekali.

"Demi tuhan kau tidak tahu Bugatti? Apa kau selama ini hidup di zaman calana dalam masih memakai daun? Ayolah Earl," omel Duke. Earl menggelengkan kepalanya serius.

"Aku tidak tahu apa itu. Serius, memang apa itu Bugatti? Merek cat mobil terbaru?" Tom menepuk dahinya frustasi.

"Earl, dengarkan aku. Aku tidak tahu darimana kau mencuri mobil ini, tapi jika kau benar mencuri mobil ini. Kurasa nyawamu tinggal hitungan hari saja Earl," kata Tom serius sekali.

"Hah? Aku tidak mengerti," Duke pun memegang kepalanya frustasi dan berjongkok merutuki kebodohan Earl saat ini.

"Earl! Ini adalah Bugatti. Mobil seharga 18 juta dollar. Kau pikir mobil apa ini? Mobil tahun 90an? Ayolah Earl! Kau bisa mati cepat sekarang,"

"To-tolong pegangi aku...." Earl hampri pingsan di tempat. Delapan belas juta dollar? Katakan berapa jumlah angka nol di belakang angka 18. Matanya menatap mobilnya dengan takjub.

"18 juta dollar?" Tanya Earl lagi. Tom menepuk pundak Earl prihatin.

"Cepat kembalikan mobil ini pada pemiliknya Earl. Sebelum masalah kembali datang padamu," Earl merasakan dadanya sesak nafas.

"Apakah kau serius? Semahal itu?" Menatap Tom berharap ia berbohong.

"Demi gigi palsu lord Zeus. Kau pikir aku sedang bercanda saat ini? Jika aku bohong, petir akan menyambarku sekarang,"

Earl buru-buru memasuki mobilnya. Sialan! Arthur kurang ajar!

"Arthur brengsek! Arthur bajingan ulung! Delapan belas juta dollar? Jual tubuhku pun tidak sampai seratus ribu dollar dari harga mobil indah ini.... Arthur brengsek!"

Earl memaki sepanjang jalan. Ini mobil mahal, yaa tuhan... Betapa bodohnya Earl. Dibawanya mobil itu penuh kehati-hatian membelah jalan. Ini mobil mahal, batin Earl merapalkan kutukan untuk mobil ini.

Jadi sehari-hari bos kita mengendarai mobil ini setiap hari berangkat kerja? Oh Arthur tukang pamer. Meminjamkan mobil mahal untuk Earl selama hampir empat hari? Terima kasih, Earl gemetar memegang stir mobil.

"Sial sial sial sial,"maki Earl tanpa henti segera mungkin menuju distrik K.

-Distrik K-

"Hey kau. Pria berbaju biru, mendekatlah,"

Hilang sudah tata krama Earl. Tidak peduli tua dan muda, ia sudah diluar kendali. Memikirkan ganti rugi untuk mobil Arthur saja membuatnya pusing sekali. Negaranya bahkan tidak ada yang memiliki gaji sebesar itu dalam sebulan. Earl menggeram frustasi. Ia turun dari mobil dengan perlahan dan hati-hati, jangan lupakan debaman pelan pada pintu mobilnya, Earl seperti orang idiot saat ini.

"Ya? Apakah kita saling mengenal?" Earl memutar matanya.

"Dimana aku bisa menemukan internet caffe terdekat disekitar sini?" Pria muda itu nampak tidak senang ketika Earl dengan arogannya bertanya seperti tidak peduli dengan siapa ia berbicara.

"Kau bisa mencari di mesin pencari tempat lewat ponselmu," jawab pria itu acuh.

"Aku tidak akan bertanya padamu jika aku memilikinya," dengan kesal sang pria mengeluarkan ponselnya dan mencarikan lokasi internet caffe terdekat.

"Kau bisa mengikuti jalan ini sampai pada simpang empat, kau belok kanan kemudian lurus terus sampai kau temukan pom bensin kemudian belok ke kiri. Ikuti jalan terus sampai tiga kali simpang empat. Setelah simpang empat yang keempat, beloklah ke ke kiri. Kau bisa temukan internet caffe disana," Earl mengangguk paham dan segera pergi.

"Hey! Dasar tidak sopan! Mana terima kasihmu!" Teriak pria itu ketika Earl sudah memasuki mobilnya dan langsung menancapkan gas.

.

.

.

To be continued

Next chapter