webnovel

Rencana balas dendam [8]

"Lebih baik aku menggendongmu saja, Michele,"

"..." Michele hanya menangis dalam diam dan tetap memaksa berjalan sendiri. Air matanya tidak berhenti keluar. Bahkan darah yang mengalir turun dari kemaluannya tidak bisa dihentikan lagi.

Baru selangkah mereka keluar dari kamar, Michele harus terdiam seperti patung ketika menatap lurus pada Earl yang mendelikkan matanya tajam pada mereka. Michele hampir terhuyung ke belakang saking terkejutnya. Bahkan Aland di sampingnya tidak mampu berkata apa pun.

"Ka-kau... masih hidup?" Tanya Aland tidak percaya. Earl tersenyum sinis.

"Kau pikir aku Tyrant Namrood? Aku tidak mungkin mati hanya karena dua ekor lalat kecil seperti kalian," Aland langsung mendesis marah.

"Kau satu-satunya bajingan wanita yang pertama ku temui!" Bentaknya kasar. Earl memutar matanya malas.

"Terima kasih. Tapi aku tidak merasa kita saling kenal sebelumnya, jangan menganggapku seolah-olah kita sudah pernah berkenalan dan berbincang-bincang. Kau membuatku jijik," dan waktunya mulut ganas Earl bekerja.

"Tidak pernah sekalipun? Huh! Itulah mengapa wanita bajingan sepertimu butuh dimusnahkan. Kesombonganmu sendiri yang membuatmu hampir terbunuh, dasar sampah. Berpikirlah lebih dulu, seperti apa busuknya dirimu ketika berbicara dengan orang lain, bajingan tengik!" Earl tertawa keras.

"Maaf, bisakah kau memakai bahasa manusia? Aku tidak bisa bahasa lalat,"

"KAU!"

Earl hanya tersenyum sinis menatap Aland tanpa henti. Oh dirinya menikmati argument itu bahkan hingga rasanya Earl betah berlama-lama memancing emosi Aland. Ayolah, ini menyenangkan. Jangan sampai terlewatkan ekspresi idiot Aland saat hendak meledak emosi. Earl berani bersumpah, seumur hidup ia tidak pernah menjadi menyebalkan dengan mencari gara-gara lebih dulu dengan mulut sucinya.

Tidak membutuhkan waktu lama ketika Earl memasukkan tangannya ke dalam saku celana trainingnya. Senyumnya berubah menjadi senyuman penuh ejekan yang akan diingat Aland sampai mati. Demi tuhan, Aland akan menghancurkan ekspresi itu. Ia pun bergerak maju meraih Earl. Namun sayang, Earl menghindar dengan mudah dan Aland langsung saja dibekuk oleh dua intel profesional di sebelah Earl. Earl sumringah sekali.

"Kau pelacur rendahan! Aku akan mengutukmu! Kau serta anak keturunanmu akan merasakan neraka seperti apa yang aku rasakan ini! Kau akan merasakannya Earl! Aku bersumpah dengan nyawaku!" teriak Aland menggila. Mulutnya mengeluarkan segala cacian untuk Earl dan tentu saja Earl mendengarkannya dengan baik. Diliriknya kuku tangannya dengan ekspresi bosan. Seperti menganggap teriakan Aland tidak lebih dari dengingan nyamuk.

"Kau yang menderita kenapa harus aku yang menerima kutukanmu? Sepertinya otakmu butuh satu penekanan dariku..." Earl mendongakkan sedikit kepalanya menatap Aland jauh lebih rendah.

"Aku tidak mengenalmu. Sekalipun kau bekerja di farmasi pangkalan militer yang sama denganku. Apa kau tidak pernah membayangkan sebelumnya, aku bahkan tidak pernah berbicara sepatah katapun padamu? Ini bahkan pertama kalinya aku bertatap muka denganmu. Bicara omong kosong, aku tidak lebih ingin mencarimu karena kau ternyata menyukai kekerasan dan berusaha membunuhku perlahan. Pernahkah kau berpikir, kau tidak pernah punya kesalahan apapun pada orang asing dan orang asing itu mencoba membunuhmu?" Aland terdiam.

Benar, Aland tidak mengenal Earl sebelumnya. Ia hanya tahu berita Earl yang simpang siur selama ia bekerja di farmasi rumah sakit militer. Ia begitu terkenal sampai tidak ada satu orang pun yang tidak tahu Earl. Aland bahkan tidak pernah bertemu langsung atau bahkan mengobrol dengan Earl secara sengaja. Ia hanya sekali melihat Earl berjalan keluar dari rumah sakit dengan dirinya yang tengah menuju bangsal obat ke arah timur rumah sakit.

Ia hanya mendengar dari gosip-gosip murahan yang ia dengar selama di kantin tentang Earl yang sangat sombong pada adik tingkatnya. Dan begitu Aland menyimpulkan Earl. Sangat aneh tentunya ketika Aland begitu tiba-tiba membenci Earl secara pribadi hanya karena ketidakberaniannya menyapa Earl yang sekali ia lihat waktu itu. Sungguh konyol, Aland termakan rayuan Michele. Ia membenci seseorang tanpa sebab, bukankah ia nampak tidak beres sekarang?

"Tetapi kau menyakiti Michele! Kau melukai hatinya! Ia berharga untukku!" sudah tidak dapat menyangkal lagi. Aland sudah terlanjur masuk ke dalam lingkaran yang salah. Earl hanya balik menatap Michele yang sedaritadi seperti ingin membunuhnya saat itu.

"Apakah aku pernah memukulmu? Pernahkah aku mencari gara-gara denganmu lebih dulu, Michele?" Michele berang seketika.

"Kau menghancurkan karirku dan karir ayahku di militer! Kau masih bertanya apakah kau pernah mencari gara-gara padaku!? Kau pelacur tidak tahu diri!"

"Maaf, silahkan selesaikan masalah kalian di dalam saja. Saya tidak ingin keributan ini terus berlanjut karena kalian semua mengganggu ketenangan pengunjung hotel kami," petugas keamanan dengan segera menahan Michele yang berteriak tidak karuan.

"Aku? Menghancurkan karirmu dan ayahmu? Hahaha," Earl tertawa hingga suasana diam seketika. Tawa itu terdengar seperti Earl baru saja mendengar lawakan lucu dari pelakon acara TV yang di tontonnya. Diacuhkan saja petugas keamanan yang nampak putus asa. Ia tidak mampu mengendalikan keadaan itu karena mereka sendiri tertindas dengan aura menekan dari setiap orang di depan pintu itu.

"Dengar baik-baik, Michele... kau datang sendiri dan membuat garis perangmu sendiri padaku. Berusaha merampas posisiku di militer bahkan aku dengan murah hatinya memberikan apa yang kau mau bukan? Aku mundur dan membiarkanmu bersenang-senang, mengahancurkan misi rekan timku dan membuat kekacauan dimana-mana,"

"Kau menempatkan posisimu pada kesulitan yang kau buat sendiri. Dan sekarang kau memutarbalikkan fakta, bahwa semua itu karena ulahku? Hanya karena kau menderita karena perbuatanmu sendiri? Kau pada dasarnya wanita manja yang tidak ingin disalahkan, Michele. Mengkambinghitamkan aku? Kau mungkin terlalu banyak menonton sinetron sampai-sampai kau berkhayal begitu tinggi seperti ini,"

Michele terpaku, tidak mampu berkata-kata. Perkataan Earl sangat jelas mendeskripsikan kesalahannya sendiri. Michele tidak mampu membalas semua tumpahan itu dan berharap ia bisa menghancurkan Earl karena mendikte kesalahannya di depan banyak orang.

"TAPI KAU YANG MEMBUATKU JADI SEPERTI INI! KEMARI KAU JALANG! AKU BERSUMPAH AKAN MEMBUNUHMU SEKARANG!" Michele langsung menghambur. Tangan kirinya dengan ganas menarik jaket Earl sedangkan tangan kanannya berusaha meraih rambut Earl.

Tatapan Earl tajam seketika. Tidak ada lagi rasa belas kasihan pada wanita ini. Ditariknya tangan kanan Michele dan menendang perut Michele dengan lututnya. Earl sudah habis kesabarannya. Dokter Fei dengan segera menarik Michele menjauh dari Earl. Michele bisa mati jika terus-terusan dihajar oleh Earl.

"LEPASKAN AKU! JALANG SEPERTINYA PANTAS DIMUSNAHKAN!"

Michele berusaha melepaskan cengkraman dokter Fei. Sampai pada akhirnya Michele memberontak hebat hingga tali penyangga gaunnya putus dan menampilkan sesuatu di dadanya yang tidak seharusnya terlihat. Dokter Fei dengan segera melepaskan Michele, takut dirinya akan disangka melecehkan wanita urakan itu. Michele otomatis terjatuh dengan posisi berlutut, tepat di bawah kaki Earl. Bahkan sampai Aland tidak mampu berkomentar dengan kejadian itu.

"Michele... aku tidak pernah merasa menyakitimu. Apakah kau tidak berpikir sebaliknya saat ini? Kau berniat membalaskan dendammu dengan rencana membunuhku... seharusnya kau mampu berpikir. Dendam apa yang kau simpan di dalam sana? Padahal semua yang terjadi ini adalah hasil jerih payahmu sendiri," Michele menangis.

.

.

To be continued

Next chapter