webnovel

Bab 12. Sandiwara

-Distrik B-

Wajah Earl masih saja menyisakan rona merah jambu di pipinya. Mulutnya pun begitu, sumpah serapah hingga neraka lapis ke tujuh belas pun terucap dari mulutnya. Mimpi apa dia sampai seburuk ini kesialannya. Earl bersumpah akan menyumpal mulut Arthur jika ia berani mengungkit soal celana dalamnya.

"Brengsek brengsek brengsek! Hilanglah pikiran sial. Semoga kepalamu terhantam sesuatu dan amnesia Arthur!" Earl memekik sekaligus berdoa untuk kesialan Arthur.

Ia memarkirkan mobilnya di garasi dan turun dari mobil dengan segera. Berlari cepat menuju kamar dan berhambur memeluk bantalnya. Malu sekali.

Earl akan menangis ketika mengingat betapa buruknya ia terjatuh dengan posisi seperti itu. Ia langsung mengacak-acak rambutnya hingga persis seperti orang-orang depresi berat dan kemudian menghempaskan tubuhnya di atas ranjang.

Earl kembali pada pikirannya ketika ia mengingat lagi kenangan buruk itu. Kenangan yang membuat Earl menyesal hingga saat ini. Earl segera bangkit dan menyalakan komputernya. Ia berselancar kembali dan mengabari Duke untuk membantunya mencari kasus kecelakaan lima tahun lalu. 

'Earl? Aku sudah menemukan filenya. Aku kirimkan lewat Email.' 

Pesan dari Duke setelah sepuluh menit Earl menunggu. Ia segera membuka emailnya dan membuka file itu kemudian mengeprintnya. Ia pun mengamati lembaran kertas itu dengan teliti.

Hingga ia menemukan sebuah kejanggalan dari data diri korban. Di dalam list tersebut Earl tidak menemukan korban yang bernama Arthur sampai Earl mencoba mengingat-ingat berapa jumlah korban saat itu.

Earl pun menerima email dari Duke lagi. Dan itu adalah rekaman video dari kamera pengawas di penyebrangan. Di video itu terlihat Earl menarik wanita dari penyebrangan. Earl pun memutar vidio itu berkali-kali.

Mengapa tidak ada Arthur disana? Mengapa ia hanya menarik satu orang wanita? Memang benar disitu wanita yang pernah ia selamatkan dan Earl terus mempelototi vidio itu dan tidak mengerti kenapa video itu berbeda dengan rekaman di ingatannya.

"Kau siapa?" Earl bertanya-tanya sendiri.

Ia menatap sosok dirinya dan wanita itu berkali-kali karena tidak mungkin Earl salah ingat. Cukup jelas bahwa ini adalah bukan vidio aslinya. Earl langsung menghubungi Duke.

"Duke, ini vidio palsu. Dari mana kau mendapatkan video ini?" Tanya Earl yang masih memutar ulang video itu berkali-kali.

'Earl, itu kasus kecelakaan luar biasa. Tentu saja mudah mendapatkan rekamannya di berbagai media.'

"Tidak tidak. Duke, kau harus mencari kebenarannya. Aku saat itu menyelamatkan dua orang. Satu orang wanita dan satu orang pria. Jelas aku mengingatnya dalam pikiranku. Dan di video ini aku hanya menyelamatkan satu orang wanita!" Ujar Earl tidak tenang.

'Earl, tunggu dulu. Kenapa kau mencari tahu berita ini? Apakah ada hubungannya dengan Arthur?'

"Duke, aku tidak punya waktu untuk menjelaskan lebih rinci. Tolong kau siapkan saja apa yang aku minta. Aku akan ke pusat setelah aku selesai dengan urusanku disini." Earl merasa memang ada sesuatu yang salah dengan rekaman video itu. Ia akan mencari surat kabar lain tapi tentu saja itu mustahil karena itu sudah terjadi lima tahun yang lalu.

'Roger! Berhati-hatilah Earl. Kau seorang diri.'

"Hmm." 

Earl pun mematikan ponselnya dan segera berganti baju. Seperti Earl tidak punya banyak pakaian santai. Ia hanya memakai kaos hitam sedikit longgar, celana jeans dan jaket hitam kulit. Persis seperti seorang wanita raja jalanan.

Sayangnya Earl tidak punya motor. Seandainya punya pun Earl akan menarik perhatian para tetangganya dengan penampilannya.

Disambarnya kunci mobil yang ia lempar di atas meja ruang tengah dan bergegas pergi. Satu hal yang harus Earl pastikan. Jika melihat video itu saja Earl yakin itu adalah video palsu, maka biarkanlah Earl bertanya sendiri pada korbannya langsung.

Earl pun sampai di tempat tujuannya.

"Hey! Lama tidak berjumpa." Sapanya sambil tersenyum pada seseorang.

Seorang wanita berumur sekitar tiga puluh lima tahunan berbalik ketika ada suara seseorang menegurnya. Earl dapat menangkap dari pandangan matanya yang terlihat kaget namun langsung dengan mudah hilang.

Wanita itu langsung tersenyum hingga matanya menyipit. Ia memiliki gigi yang rapi dan putih bersih ketika menyambut Earl dengan senyuman berseri dan pelukan hangat.

"Earl, apakah baru sekarang kau punya waktu bermain ke tokoku? Aku sakit hati sekali." Earl tersenyum kaku. Yaa, dulu ia telah berjanji akan berkunjung dan ngobrol ringan seperti seorang wanita. Tapi sayangnya ia terlalu sibuk selama beberapa tahun ini.

"Kate, aku-yaah. Begitulah." Kata Earl pada akhirnya mengakui.

Katherine melipat kedua tangan di depan dadanya. Wajahnya terlihat kesal dibuat-buat. Katherine hanya seorang ibu muda dengan satu anak laki-laki yang menggemaskan. Earl dapat melihat sosok anak laki-laki membantu mengangkat bunga-bunga dari kontainer dan menyusunnya dengan rapi di pinggiran meja.

Yaa bisnis toko bunga milik Katherine adalah toko bunga terlaris di distrik G. Bisnisnya merambah begitu cepat karena persediaan bunga yang lengkap dan penyusunan bunga yang begitu indah. Hingga membuat ribuan pasang mata yang melihat toko ini akan mampir untuk membeli, sekedar untuk menghiasi rumah mereka dengan sedikit bunga.

"Jadi? Apa sekarang kau luang karena tidak sengaja lewat di distrik ini dan berinisiatif menemuiku? Jahat sekali kau Earl. Aku hanya kenalan selinganmu." Katherine kembali mengeluh dengan ekspresi sakit hati yang dibuat-buat.

Katherine cemberut dan Earl tertawa garing.

"Oh ayolah, Kate. Sekarang aku menemuimu dan aku telah menepati janjiku." Earl menatap sekeliling ruangan. "Semakin berkembang saja toko bunga ini. Terakhir kali aku melihat bocah kecil yang cengeng merengek di lutut ibunya, apakah pria kecil ini bocah yang aku temui waktu itu?" Tanya Earl yang tidak sengaja melihat sosok bocah itu tersipu.

Katherine tertawa. Ia pun memanggil anaknya dan mereka pun berbincang-bincang. Earl melihat keluarga kecil Katherine begitu bahagia disana. Ia melihat suami Katherine yang baru pulang cepat dan membelikan Katherine juga anaknya sekotak donat kesuakaan mereka.

Katherine terlihat sangat senang dan menawarkan pada Earl. Earl menolak dengan halus dan berkata tidak suka makanan manis. Dan juga itu hanya modus belaka. Earl hanya tidak bisa memakan pemberian orang lain yang bukan diberikan untuknya. Terlebih itu diberikan oleh suami Katherine.

"Hey, Earl. Mari ngobrol di sebelah saja. Suamiku bisa menggantikanku sebentar untuk menjaga toko." Ajak Katherine sambil menunjuk ke sebuah caffe di dekat toko bunganya.

Earl pun menyetujui dan mereka mampir ke sebuah caffe dan berbincang-bincang disana.

"Kate? Apakah kau masih ingat kejadian waktu itu?" Earl memulai pertanyaannya pada Katherine. Ia berharap wanita ini bisa membantunya.

Kate tersenyum canggung. Dari gerak tubuhnya menandakan bahwa ia tidak menyukai pertanyaan Earl.

"Tentu saja aku mengingatnya sampai aku mati sekalipun. Sampai sekarang pun aku akan menangis dan bersyukur karena masih ada kesempatan untuk hidup." Ucapnya sambil memaksakan senyuman. 

Earl mengamati setiap gerak gerik Katherine bahkan ekspresi wajahnya dan nada bicaranya.

"Baru-baru ini aku memperhatikan kejadian itu ketika aku melihat arsip kota dan menemukan koran lama berisi berita itu. Jadi ku pikir aku sedikit bernostalgia sekarang." Earl sengaja sedikit berbohong mengenai itu.

Katherine mengehela nafas berat. Ia mengaduk coffe latte nya tanpa ada niatan meminumnya. Ia menopangkan kepala pada dagunya dan mengingat kembali kejadian lima tahun yang lalu itu.

"Earl, seharusnya kau melupakan saja kejadian buruk itu dan jalani sisa hidup kita selama kita masih bernafas disini. Aku bukan ingin menceramahimu, Earl. Terkadang manusia butuh melupakan kenangan buruk yang hampir menghilangkan nyawa. Aku sekarang menikmati itu. Tidak ada hari yang aku lewati tanpa rasa syukur atas hidup ini. Aku tidak bisa membayangkan ketika aku menjadi mayat dan tidak bisa bersama anak dan suamiku. Aku berterima kasih kau telah menyelamatkanku Earl." Kate berucap dengan ekspresi lain.

Earl pun mengangkat gelas expresso dan menyeruputnya sedikit. Rasa pahit langsung menyapa lidahnya. Tatapan matanya berubah menjadi serius ketika melihat Kate semakin gusar di kursinya.

"Kate, apakah kau ingat aku menyelamatkan seseorang lagi bersamamu?"

Next chapter