webnovel

Makan Malam

Ariani berencana keluar jalan jalan malam ini untuk mencari oleh-oleh buat sahabat sahabat nya, dia pun mengenakan Dress santai tali pundak yang panjang nya selutut berwarna hitam dipadukan dengan inner putih berlengan panjang berbentuk terompet dia memilih menggunakan flat shoes berwarna putih , tak lupa tas selempang kecil untuk dompet dan Hp nya. Dia pun turun bermaksud untuk menggunakan jasa pihak hotel untuk mengantarnya itu pasti lebih aman.

Pintu lift terbuka dan Ariani pun keluar, namun langkahnya terhenti karena melihat orang yang dia kenal berada tepat di depannya yaa, Adrian Ferdinand , dan seorang wanita yang Ariani lihat di kafe bersama Adrian itu namun Ariani belum mengenal dan mengetahui nama wanita itu. ya dia Claudia. Ariani berniat memutar badannya untuk mencari tempat hingga mereka pergi baru lah Ariani akan keluar, namun ternyata Ferdinand lebih dulu melihat nya.

"Nona Ariani" ucap Ferdinand, Adrian dan Claudia pun menoleh ke arah Ferdinand dan melihat ke arah pandangan Ferdinand, Ekspresi Adrian seketika berubah menjadi dingin dan suram. Ariani pun hanya bisa terdiam dan tersenyum "hai tuan Ferdinand" ucap nya kikuk. Ferdinand pun menghampiri Ariani, "kau mau keluar"? tanya Ferdinand "hhhmm iyaaa" ucap Ariani sambil mengangguk dan tersenyum paksa. "kebetulan kami juga mau keluar makan malam, kau bisa bergabung dengan kami" ucap Ferdinand "hmmmm, tidak usah tuan Ferdinand , aku mau keluar untuk mencari oleh oleh, kalian pergi lah, aku tidak apa2" tolak Ariani "memangnya kau tau Bali , mau keluar sendiri, malam malam begini lagi" sahut Ferdinand "aku akan gunakan jasa transportasi pihak hotel jadi akan aman" sahut Ariani "jangan keras kepala ikut lah" ucap Adrian dengan nada dingin nya dan langsung melangkah keluar hotel di ikuti oleh Claudia yang terus merangkul tangan Adrian. "ayoooo, " ucap Ferdinand. Mau tidak mau Ariani pun ikut. di belakang Ariani Ferdinand melihat dengan tatapan yang penuh arti dan mencoba mencerna dan memahami sikap Adrian dan juga Ariani.

Didalam mobil yang di kendarai oleh Ferdinand dan Adrian duduk di sampingnya, sedang kan Ariani dan Claudia duduk di kursi belakang dengan rasa canggung satu sama lain. "Claudia" ucap Claudia seraya mengulurkan tangan nya pada Ariani dan menampilkan senyum manisnya , "Ariani" balas Ariani lembut seraya tersenyum dan menjabat tangan Claudia. "jadi kau salah satu karyawan yang ikut pelatihan?" ucap Claudia memulai obrolan "iyaa " ucap Ariani singkat "kau manager, staff atau?" "aku pengacara" sahut Ariani lembut , membuat Claudia kaget. "ohhh iyaa , aku ingat kau pengacara A.S Global yang waktu itu mendampingi 'Mas Rian' dan masuk tabloid itu kan" ucap Claudia 'maass, mas, Rian' mendengar kata kata itu hati Ariani kembali merasa sakit , namun dengan cepat Ariani mengontrol dirinya mendengar ucapan Claudia Ariani hanya tersenyum. "jangan kau ambil pusing tabloid itu mereka memang suka memuat hal yang tak jelas, jadi jangan khawatir" tambah Claudia, lagi lagi Ariani hanya merespon nya dengan anggukan dan senyuman.

Sekilas Ariani melihat ke depan ke arah Adrian namun dengan cepat mengalihkan pandangannya.

Mereka pun tiba di sebuah restoran mewah, restoran itu memiliki dua pilihan indoor dan outdoor , Adrian mengambil outdoor , dan itu tepat dipinggir pantai bawah cahaya lampu yang tak Begitu terang meja panjang yang memang di desain disiapkan untuk tamu berjumlah 4 orang dan lilin , suasana yang begitu hangat dan romantis.

Ferdinand membukakan kursi untuk Ariani dan Ferdinand mengambil posisi duduk di samping Ariani, begitu pun Adrian dan Claudia sehingga membuat posisi Adrian berhadapan dengan Ariani.

Ariani benar benar merasa seperti orang asing di antara ketiganya dia hanya bisa melempar senyum sesekali kepada Claudia. "jadi sejak kapan kau bergabung dengan A.S Global Ariani" tanya Claudia membuka obrolan "baru , baru beberapa bulan" jawab Ariani , "ohh begitu, yaaahh walau pun lama aku pun pasti tidak akan tahu karena aku baru kembali dari Hongkong beberapa hari lalu" sahut Claudia "ohh, jadi kau tinggal di Hongkong?" tanya Ariani, "iyaa, aku kembali untuk menagih janji seseorang untuk menikahi ku ketika kami dewasa" jawab Claudia seraya merangkul mesra Adrian. Menyaksikan kejadian ini membuat mata Ariani terasa perih, "ohh begitu, iya iya" jawab Ariani paham dan tersenyum , "hmmm, aku permisi sebentar mau ke toilet" lanjut Ariani, Dia pun bergegas meninggalkan meja itu dan Adrian yang memang sedari tadi melihat Ariani , pandangannya pun masih mengikuti Ariani ,, "maaf toilet sebelah mana yaa" tanya Ariani ketika berjalan dan berpapasan dengan seorang pelayan dan pelayan itu pun menunjukkan arahnya.

Didalam toilet khusus wanita itu Ariani tak bisa lagi menahan air matanya , dia menangis namun tak bersuara. Dia tetap menampilkan wajah dinginnya walau air matanya mengalir dengan cepat dia menyeka air matanya nya dan mengontrol dirinya. "kenapa kau menangis Ariani , dia bahkan tak mengenal mu saat ini , kembali lah menjadi diri mu" ucap nya pada dirinya sendiri.

Saat kembali makan malam sudah terhidang di meja. Ariani pun melempar senyum ke Ferdinand dan Claudia yang melihat ke arahnya, "ayooo nikmati makan mu" ucap Ferdinand "iyaa, terima kasih" ucap Ariani. "mas, sekarang tanah itu sudah menjadi milik mu, jadi mau kau buat seperti apa lokasi tempat masa kecil kita itu" tanya Claudia ke Adrian. Ariani yang menikmati makanannya pun sontak terhenti mendengar pernyataan Claudia."belum tahu", jawab Adrian. 'Jadi tanah yang dia perjuangkan hingga membawa nya ke rumah sakit adalah tanah untuk cinta masa kecilnya' perasaan Ariani saat ini benar benar merasa kacau, hatinya bagai ditusuk tusuk. tapi dia menahan semuanya malam ini.

Makan malam pun selesai , Adrian mengantar Claudia ke villa nya terlebih dahulu , barulah mereka bertiga kembali kehotel.

Saat memasuki lobi hotel Ariani pamit untuk masuk terlebih dahulu "terima kasih untuk makan malam nya, kalau begitu saya duluan" ucap Ariani.

Ariani pun pergi tanpa menunggu respon Adrian dan Ferdinand.

"apa yang kau lakukan Adrian" pertanyaan Ferdinand memang terdengar biasa namun memiliki makna yang dalam tapi Dia dan Adrian sangat paham maksud pertanyaan itu.

Next chapter