webnovel

Pagi di Kota Orang

"aalleeeerrrrtttttt"

Alarm ku berbunyi tepat pukul 05.30 pagi karena memang aku menyetel nya jam segitu. aku bangun mandi, -/+ 10 menit aku pun selesai, aku mengenakan pakaian santai rumah dan shalat subuh.

Tepat jam 6 pagi hp ku berdering, "mamaku Calling.... mama ku menelpon untuk memastikan aku Uda bangun atau belum karena di kota ku Sekarang tinggal baru pukul 5 subuh dan setelah hampir 10 menit dia menceramahi ku barulah dia mau menutup teleponnya, setelah mama ku menutup telponnya , aku berjalan menuju jendela ku dan membuka gorden nya "pemandangan yang indah, ini kah pagi di kota orang" ucap ku sendiri.

Aku mengambil roti dari dalam kulkas dan membuat sarapan untuk ku. Setelah selasai menghabiskan sarapan ku jam baru menunjukan pukul setengah 7 pagi. Sintia akan menjemput ku tepat pukul 07.30 pagi. Aku memutuskan untuk bersiap2 saja.

--------------------_-------------------

Ting,,,, tonngg ,

bel apartemen ku berbunyi. Itu pasti Sintia aku pun bergegas membuka kan nya pintu. "Pagi mba" sapa nya "pagi " sahut ku, "yaaaa ampunnn mbaaaaa, sumpahhh cantikkk bangeettt" ucap Sintia yang melihat ku dengan senyum dari bawah ke atas. "heheheh, Makasih" sahut ku "aku Uda siap nee jalan sekarang?" ucap ku lagi "siaapp, ayoo mba" sahut Sintia, kami pun meninggalkan apartemen ku.

-----------------_---------------

Perjalanan dari apartemen ku menuju kekantor Firma Hukum Ku Cababg Surabaya membutuhkan Waktu 25 menit. "Begini lah mba aktivitas Pagi di kota Surabaya sangat padat walau tidak macet, tetap saja kita harus berangkat awal agar tidak terlambat." jelas Sintia pada ku ketika dalam perjalan dan aku hanya menjawab dengan senyum dan anggukan kepala. "gimana, tidur mba tadi malam nyenyak aja mba?" ,tanya Sintia , "nyenyak, yaa saya hanya perlu beradaptasi karena biasanya saat bangun kalau dirumah itu sangat ramai mama, papa, dan adik2 saya, tapi disini saya sendiri jadi yaa saya harus bisa membiasakan diri". jelas ku ke Sintia. "terusss, pacar mba nggak keberatan mba ke Surabaya sendiri?", tanya Sintia lagi ", saya pun terkejut kecil "saya terlalu sibuk untuk memikirkan seorang pria saat ini sin" jawab ku "maksud mba , mba nggak mempunyai kekasih?" tanya nya tak percaya "iyaa, Sintia, sya nggak punya waktu buat itu" jawab ku tegas. "pantes aja mba , prestasi mba cemerlang sekali" sahut nya pelan namun aku masih bisa mendengar nya. namun aku memilih mengabaikan nya.

"oiaaa, mba Uda sarapan belum kalau belum sampai kantor kita sarapan dulu aja mba" lanjut Sintia, "Ohhh, nggak usah,, aku sudah sarapan kok" ucap ku sopan, dan kembali menatap keluar jendela.

Next chapter