webnovel

Chapter 31 "U.M.R" (Rewrite)

setibanya di sekolah, disana mereka bertemu dengan miku yang seperti sedang menunggu seseorang.

melihat ryuu dari jauh, miku otaknya langsung blank... dan dia langsung freeze di tempat.

tadinya, miku ingin mengajak ryuu untuk pergi bersama ke game center setelah pulang sekolah.

tetapi miku belum punya pengalaman apapun mengajak seseorang lawan jenis...

dan game yang dia mainkan tidak membantunya sama sekali, karena game yang miku mainkan kebanyakan didalamnya adalah seorang pria tua yang ada di buku sejarah.

"pagi miku" ryuu menyapa miku yang sedang melihat ke depan dengan tanpa ekspresi seperti biasa.

"pagi miku-san" di ikuti dengan altria.

"uh ah... p-pagi..." jawab miku yang terkejut karena ryuu sudah berada di hadapannya.

"ryuu... aku akan masuk ke kelas duluan" altria bilang saat melihat ekspresi miku yang nervous. walaupun tidak terlihat di wajahnya miku, tetapi altria bisa melihat sedikit dari kakinya dan matanya miku. dan juga, altria saat ini tidak tau cara menghibur seseorang... haruskah aku berkonsultasi kepada seseorang di kelasku?' pikir altria.

"baiklah." jawab ryuu.

setelah altria pergi, ryuu mengalihkan pandangan kearah miku.

"mau ke kelas bareng?" tanya ryuu.

"un..." jawab miku. dengan pipi yang sedikit memerah.

"ryuu..."

"ya?"

"sepulang sekolah nanti... temenin aku... mau?" tanya miku dengan nada yang malu tetapi yang terdengar oleh ryuu adalah suara tanpa emosi seperti biasa.

"kemana?"

"game-game yang kamu rekomendasi waktu itu sudah tamat, bahkan aku memainkannya berulang-ulang. jadi aku ingin beli yang versi remake nya di toko." miku tidak menyembunyikan hobi nya kepada ryuu. dan hanya ryuu yang tau akan hobi nya tersebut bahkan ayah dan 4 sodari kembarnya.

'waktu itu...?' pasti soal pemilik tubuh ini.

"aku juga ingin membeli sesuatu. tentu. kenapa tidak?" jawab ryuu sambil mengangguk sedikit kepada miku yang mencoba menahan senyum lebarnya setelah mendengar ryuu menerima ajakannya.

tetapi...

takdir berkata lain...

miku menatap ke empat saudarinya dengan aura yang dingin...

"woaah itsuki ada maskot kesukaan kamu!" yotsuba menunjuk jarinya ke arah mesin ufo yang di dalamnya dipenuhi boneka-boneka lucu.

"Nino? apa kamu ingin boneka itu?" tanya ichika yang melihat nino memandangi boneka tupai yang gemuk memakai jepit bunga di kepalanya.

"A-apa? e-ngga kok! aku ngga butuh yang kaya gitu! aku udah gede juga humph." nino memalingkan wajahnya dengan wajah merah seperti tomat.

ryuu disisinya miku melihat mereka berempat dengan senyum.

"apa kamu mau juga miku?" tanya ryuu ke miku yang disampingnya.

"aku... iya... mau..." dengan nada yang sangat pelan bahkan ryuu hampir tidak mendengar suara tersebut karena sangat berisik di dalam game center.

"yosh. serahkan padaku!" jawab ryuu dengan percaya diri.

"aku! aku! aku juga ryuu!" yotsuba dengan semangat seperti biasa.

<__>

pada akhirnya ryuu memberikan masing-masing satu boneka kepada 5 saudari kembar.

ekspresi mereka sangat senang dan malu saat menerima boneka dari ryuu. terutama nino.

nino memeluk boneka tupai gemuk tersebut dengan erat dan tersenyum dengan wajah merah.

"ryuu! makasih!"

Yotsuba tanpa ia sadari, dia melompat dan memeluk ryuu.

ryuu menahan yotsuba agar tidak jatuh di pelukannya.

ekspresi ke empat saudarinya tidak bagus melihat yotsuba mengambil kesempitan dalam kesempatan.

'kenapa kita tidak lebih berani seperti yang yotsuba lakukan?' pikir mereka berempat terutama ichika.

yotsuba ketika sadar wajahnya sangat merah sampai-sampai keluar asap dari kepalanya.

dari kejauhan... seseorang gadis yang berpakaian seperti anak laki-laki yang memakai topeng yang menutupi bagian matanya dan topi dengan hurup U.M.R . melihat mereka berenam dengan ekspresi "RIAJUU MELEDAK SAJA!!"

"Tch dasar bucin" dia bilang sambil meninggalkan game center.

melihat itu, karyawan dan manajer game center menangis bahagia...

mereka melihat ryuu dan kelima saudari kembar seperti seorang malaikat.

ryuu tidak sadar jika kedatangannya hari ini ke game center, telah menyelamatkan seseorang dari pekerjaannya.

Next chapter