webnovel

BAB 47. Sstttt!

"Putus?" tanyaku. "Putus bagaimana? Bukankah kau sudah menahanku sekian lama? Bukankah kau sudah yakinkan semua orang bahwa ini adalah anakmu?" lanjutku sambil menunjuk kearah perutku yang membuncit. "Kau sudah membuat kesalahpahaman yang luar biasa diantara kami. Seandainyapun Aryo menerimaku, bagaimana dengan keluarganya? Orang-orang disekitarnya? Bisakah mereka menerimaku?" isakku.

"Margaret... Aku.. Maafkan aku... Aku hanya ingin..."

"Apapun yang telah kaurencanakan sudah kaulakukan. Maka sudahi hubungan kita yang penuh kebohongan ini. Kau tidak perlu menanggung apapun yang sudah kulakukan, termasuk anak ini. Pauliene adalah pilihan terbaik untukmu." tegasku.

Harusnya dia tidak lagi salah paham.

"Tidurlah... Kau butuh istirahat lebih banyak.." belainya lembut.

Aku merosot dari dudukku dan membetulkan letak bantalku, serta selimutku. Lalu berpaling memunggunginya.

Daniel mengecup puncak kepalaku sebelum kemudian beranjak dari tempat tidurku. Daniel meninggalkanku, tak lupa menipu semua lilin yang menerangi kamarku.

Aku tidak suka ketika Daniel menjadi sangat baik. Aku tidak mampu menyakitinya, jika dia terus menerus seperti itu.

Aku memandangi langit-langit kamarku.

Tiba-tiba jendela kamarku terbuka lebih lebar.

Aku segera bangkit dari tidurku dan waspada.

Aku sangat jarang menutup rapat jendelaku. Bahkan di Batavia aku sering membiarkan agin malam yang segar masuk. Udara tropis membuatku gerah. Dan buruknya adalah saat ini tidak tersedia AC.

Ada kepala yang tiba-tiba muncul dari jendela itu. Sebelum aku bereaksi, dengan sigap sosok itu segera membungkam mulutku.

"Sssttt... Ini aku."

Suara ini. Suara Aryo.

Aku segera berbalik menatapnya tidak percaya. Baru saja Daniel keluar dari kamar ini. Bagaimana jika Daniel memutuskan untuk tetap berada di kamar ini?

Aryo sudah gila. Penjagaan semakin diperketat sejak aku berhasil kabur.

"Kau!" seruku tertahan. "Apa kau sudah gila!" seru berbisik. "Penjagaan sangat ketat dan mmpppmm.."

Ditutupnya mulutku dengan bibirnya. Dan kini hanya ada suara decak bibir dan lidah yang saling beradu. Dan seperti biasa, dia hanya mengakhirinya saat aku hampir kehabisan nafas.

"Kau gila!"

"Kau yang membuatku gila." bisiknya di telingaku sambil kemudian bibirnya terus menelusuri leherku dan telingaku.

Aaah... Aku tidak bisa menolak sensasi luar biasa dari pria yang kucintai. Beberapa kali aku mendesah.

Sial!

"Aapaah.. Aah... Apa yang kau mau.. Aah..."

Mulutku benar-benar menjadi brengsek karena Aryo. Bagaimana jika Daniel masih didepan pintu kamarku. Aku bahkan belum mengunci pintuku.

Aku mendorongnya menjauhiku.

Aku dapat melihat senyuman nakalnya dibawah cahaya bulan.

"Bagaimana kau bisa kemari?" tanyaku.

"Persis seperti yang sudah dilakukan seorang wanita yang hampir saja membuat jantungku terlepas."

Aku mengkikik pelan.

"Kau harus kuhukum karena sudah membahayakan keselamatan istri dan anakku." lanjutnya dengan wajah serius

Aku semakin bertingkah seksi didepannya.

"Bagaimana kau akan menghukumku?" godaku.

Dengan cepat dia menerjangku, hingga aku terlentang dibawahnya.

"Heiii... Kemarin kau begitu berhati-hati, kenapa sekarang tidak lagi?"

"Karena aku yakin istri dan anakku sangat tangguh."

Aku harus menahan tawaku.

"Tunggu, aku kunci dulu pintunya." bisikku sambil mengecup telinganya.

Aku dapat mendengar dia menggerang karena ulahku.

Saat aku hampir mencapai pintu, terdengar ketukan pelan dipintu.

"Margaret!"

Thanks for comment n review nya... Lup yu all readers...happy reading ❤️❤️❤️❤️

Nice_Dcreators' thoughts
Next chapter