webnovel

Azura Gnozy

"Ray..."

Suara itu bergema di kepala Ray. Karenanya, ia kesulitan untuk tidur ataupun istirahat.

" Berisik! Hentikan!! Apa-apaan suara ini?!" Teriak Ray menahan sakit di kepalanya akibat suara misterius itu.

" Kau tak akan bisa menahanku lebih dari ini Ray..."

" Diam! Berhenti merasuki pikiranku?"

" Kalau begitu gunakanlah...gunakan aku Ray..."

" Elena...kau berlebihan" ucap Ray " aku tak akan menuruti permintaanmu itu!"

" Dasar keras kepala..."

" Ray, apa kau didalam?"

Suara Akira memanggilnya dari balik pintu. Suara di kepalanya hilang seketika. Ray menghela nafas. Akhirnya dia bisa terlepas dari gangguan suara aneh tersebut.

" Apa kau masih bangun Ray?"

" Y-ya..ada apa?" Ray beranjak bangkit dari kasurnya membuka pintu. Disana, Akira berdiri mengenakan pakaian tidurnya, menatap khawatir padanya. " A-ada apa Akira? malam-malam begini.."

" Kau baik-baik saja? Dari tadi aku mendengar suara teriakanmu" tanya Akira. Ia terlihat cemas melihat keadaan Ray.

" A-aku tak apa-apa, jangan khawatir" jawab Ray.

" Kau yakin? Wajahmu kelihatan cemas begitu" ucap Akira.

" T-tidak kok, aku baik-baik saja..tak perlu secemas itu Akira."

" Begitu ya...kalau begitu maaf mengganggu tidurmu" ucap Akira tersenyum tipis. Tapi ia masih terlihat sedikit cemas. " Selamat malam"

" Selamat malam"

Akira pun pergi meninggalkan Ray dan kembali ke kamarnya. Ray juga kembali duduk diatas kasur. Kejadian tadi masih mengganggunya. Suara Elena yg merasuki otaknya. Sepertinya ia bermaksud mengambil alih tubuh Ray. Ya, untung saja untuk saat ini suara itu berhenti muncul. Ray keluar kamar menuju ruang dapur mengambil air minum. Saat ia sedang menuangkan air ke cangkir, Azura pun tiba. Sepertinya saat ini sudah jam sepuluh malam lebih, dan Azura baru pulang. Sebenarnya kemana ia pergi?.

Saat menyadari keberadaan Ray, Azura sedikit tersentak. Ray berusaha menyapa Azura yg terlihat lesu itu.

" Apa kau baik-baik saja Azura?" Tanyanya

" R-ray...aku baik-baik saja.." jawabnya

" Akhir-akhir ini kau sering terlihat aneh, apa terjadi sesuatu?"

" Tak ada, tak ada apa-apa" jawabnya singkat kemudian bergegas memasuki kamar.

" Azura, tunggu " panggil Ray.

Azura diam dan terus berjalan ke kamar, menghiraukan panggilan Ray.

" Apa-apaan dia itu..." Gumam Ray kesal

________________________________________

Ray menjalani hari-harinya di pelatihan militer bersama anggota party-nya seperti biasa. Sebagai petualang mereka juga turut menyelesaikan quest yg diberikan Guild sembari melatih kemampuan mereka agar bisa menyamai kemampuan para pasukan Elit lainnya. Semua berjalan seperti biasa.

Ada satu hal yg sedikit berubah. Kelakuan Azura kian hari kian berubah. Azura yg dulunya adalah seorang pemuda yg riang berubah menjadi pendiam dan sering menyendiri. Ia juga sering melamunkan sesuatu ketika sedang bertugas. Ia benar-benar terlihat semakin aneh. Walaupun disaat senggang Azura masih sering berlatih sendirian, tapi tetap saja kelakuannya tak normal. Ia menunjukkan kejanggalan yg sangat menonjol.

Sampai suatu hari, saat mereka sedang luang. Azura datang ke hadapan ray yg sedang bersantai dibawah pohon. Ia menghampiri Ray dengan wajah serius.

" Ada apa Azura?"

" Ray, aku menantangmu duel" ucapnya.

" Duel? Untuk apa?"

" Aku ingin mengukur kekuatanku"

" Hmmm...kalau begitu nanti saja..."

" Aku ingin melakukannnya sekarang, saat ini juga" desak Azura.

" Kau yakin?"

" Tentu saja"

Ray bangkit dan berdiri tepat didepan Azura. " Baiklah, ku terima tantanganmu Azura."

Ray dan Azura pun pergi ke tengah lapangan, saling menjauh satu sama lain. Azura mengeluarkan dua pedangnya. Ray juga bersiap dengan rohnya.

" Ethernal Sword : Seniorius" panggil Ray. Wujud pedang Seniorius Leonidas pun muncul ditangan kanan Ray. " Gan gin, Dragon Armor... Ability Boost"

" Ray, serang aku dengan semua kekuatanmu"

" Tentu saja"

Azura melemparkan koin untuk tanda dimulainya duel. Saat koin tersebut menyentuh tanah, sontak Azura langsung maju menyerang Ray dengan dua pedang yg dilapisi sihir api. Ray dengan sigap menghindari serangan langsung dari Azura. Tapi Azura menyadari gerakan Ray dan menyerangnya dengan sihir angin yg ia tebasan melalui pedangnya. Serangan itu membuat Ray sedikit terkejut dan langsung menangkis serangan sihir angin Azura dengan pedangnya. Tapi serangan itu cukup membuat Ray terhempas ke belakang. Azura kembali bergerak hendak menyerang Ray.

" Ray, gerakanmu terlalu sederhana" ucap Azura.

" Dia menyerang... Ethernal Blade : Innocia, Artifical Blade : Ennocia"

Ray merubah bentuk Seniorius menjadi sebuah pedang panjang. Artifical vixy juga muncul dalam wujud yg sama. Ray berencana menyerang serangan pedang ganda Azura dengan pedang ganda juga. Tapi Azura menyerang dengan cara yg tak ia sadari.

" Tornado Heat"

Azura menempelkan kedua pedang yg dilapisi sihir yg berbeda. Sihir angin dan api disatukan, Akibatnya sebuah arus tornado api muncul mengarah ke Ray.

" Sihir..jadi dia menyerang dengan sihir dan fisik di saat yg bersamaan" gumam Ray.

Ray berusaha menghindari serangan sihir Azura. Tapi tanpa ia sadari, Azura sudah berada di depannya dengan pedang yg terhunus.

" Maxim Ability Boost"

Ray kembali menggunakan sihir kecepatan. Ia menjadi lima kali lebih cepat dari biasanya. Secepat angin ia menghindari serangan tornado api Azura dan berhenti dihadapannya. Mereka berdua saling tatap.

" Ray..bertarung lah dengan serius"

" Apa maksudmu? Aku sudah serius" jawab Ray.

" Tidak!" Bantah Azura. " Selama kau tidak menggunakan Elena kau belum serius"

" Azura... sebenarnya apa yg kau mau?" Tanya Ray menunjukkan wajah seriusnya.

Tiba-tiba, suara di kepalanya itu kembali muncul merasuki otaknya.

" Kau dengar apa katanya kan Ray? Gunakan aku"

" Cih, lagi-lagi kau...bisa tidak kau tak menggangguku?" Gumam Ray

" Selama kau tidak menggunakanku, akan terus kulakukan ini"

" Pergilah dasar iblis..."

" Fu fu.. terserah padamu"

Sesaat setelah suara itu hilang, Ray kembali melesat kearah Azura. Dengan satu kedipan, ia sudah berada di depan Azura bersiap dengan pedangnya. Azura yg kaget itu sontak berusaha untuk kabur

" B-bagaimana bisa..."

" Kalua kau tak bisa mengalahkanku ketika aku sadar, bagaimana bisa kuat mengalahkanku ketika aku dibawah kendalinya?" Ucap Ray dengan dua pedang yg siap ia tebaskan.

" A-APA?!"

Ray menebaskan kedua pedangnya ke Azura. Sontak Azura berusaha menangkis serangan Ray dengan kedua pedangnya. Tapi gerakan Ray terlalu cepat. Ia tak bisa mengikuti pergerakannya. Ia terus menyerang sampai kedua pedang Azura terlempar dari tangannya. Tanda berakhirnya duel.

" Sudah cukup " ucap Ray. Azura masih mengambil nafas.

" Kau... sebenarnya berapa level mu sekarang?" Tanya Azura.

" Hmmm... sekitar 90-an" jawab Ray.

" 90-an?!" Ucap Azura kaget. " M-masih lumayan jauh ya..."

" Hm? Ada apa Azura?" Tanya Ray " kalau kau sudah puas, kita akhiri ini"

" Ya..maafkan aku Ray..."

" Maaf? Untuk apa?"

" Ah, lupakan" jawab Azura " aku pergi dulu."

" Ya...kalau begitu sampai nanti"

Azura pun pergi meninggalkan Ray dibawah pohon sendirian. Ray lanjut duduk dibawah naungan pohon, sambil memikirkan apa yg terjadi pada Azura. Dia yakin kalau Azura tak berniat untuk mengukur kekuatan. Ia punya alasan lain sampai meminta Ray mengeluarkan Elena yg ia tahu kalau Ray tak akan menggunakannya. Ia terlihat ingin melampaui sesuatu.

" Apa yg sebenarnya ingin kau lampaui, Azura? Apa mungkin Elena?" Pikir Ray " tapi... apa kaitannya? Sepertinya Delta dan juga Azura menyembunyikan sesuatu... Fakta tentang Elena..tapi sebenarnya apa yg mereka sembunyikan itu?"