webnovel

Party (bagian 1)

Di ruangan yg kecil itu, tiga orang berkumpul. Lily duduk diatas kasur bersama dengan Hinazuki. Sedangkan Ray memilih untuk berdiri menyadari ke dinding. Kejadian tadi membuat Ray tak enak. Lily juga kelihatannya masih marah. Ia selalu memalingkan mukanya dari Ray.

" Jadi kau ya, Hinazuki si Healer profesional itu?" Tanya Lily.

"A-aku belum bisa dibilang profesional kok" ucapnya merendahkan diri " lagipula aku baru dua bulan mempelajari ilmu medis"

"Hmmm...kalau begitu pemula yg ahli medis ya" sahut Ray. " Lily juga seorang Healer pemula. Ya kan Lily?"

Lagi-lagi Lily menghiraukannya. Ray menghela nafas.

" Lily.. kau masih marah?" Tanya Ray. Lily diam tak menjawab. " Sudah kubilang maaf, aku tak sengaja melakukannya"

Ray berusaha meluruskan kesalahpahaman itu, tapi Lily hanya diam tak mau menjawab. Ray pun berhenti, menyerah.

" Baiklah, kalau begitu aku akan keluar" ucap Ray beranjak pergi " Hinazuki..tolong rawat Lily"

" Serahkan saja padaku" jawab Hinazuki.

Ray pun pergi meninggalkan mereka berdua dikamar. Lily menghela nafas lega. Hinazuki hanya tersenyum memandanginya.

" Kalian akrab sekali ya..." Ucap Hinazuki.

" Akrab bagaimana? Dia itu selalu saja seperti itu" ucap Lily.

" Tapi kau sudah tau kan? Itu tak sengaja" ucap Hinazuki " lagipula dia sudah minta maaf, apa kau tak bisa memaafkannya?"

" Aku sudah memaafkannya kok. Aku juga sudah tahu kalau itu tak sengaja. Hanya saja..." Lily menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Wajahnya memerah " hanya saja Ray telah melihat tubuh telanjangku. Mau ditaruh dimana lagi muka ku ini?!"

Mendengar itu, Hinazuki tertawa. Lily menatap nya, tak senang ada yg menertawakan dirinya.

" Kenapa kau tertawa?!" Tanya Lily.

" Kau.. ternyata kau menyukai Ray ya" balas Hinazuki. Tersenyum kearahnya.

Sontak wajah Lily semakin merona, memerah. Ia menatap terkejut kearah Hinazuki.

" A-apa yg kau katakan?! Aku tak mengatakan itu!" Jawab Lily histeris.

" Lily, wajahmu mudah sekali dibaca" jawab Hinazuki tersenyum. Lily lantas segera menutup kembali mukanya. " Tidak apa-apa kok, apa salahnya kau menyukai seseorang? Itu hal yg wajar"

" Hinazuki sendiri, apa kau menyukai seseorang?" Tanya Lily. Hinazuki tetap tersenyum, membuat Lily penasaran " siapa orang yang kau sukai itu Hinazuki?"

" R.A.H.A.S.I.A" jawabnya.

" Curang! Aku sudah membiarkanmu tahu orang yg kusukai, setidaknya beritahu aku siapa yg kau sukai!" Protes Lily.

" Aku menebaknya kan? Kalau mau tahu coba saja tebak" ucap Hinazuki.

Lily mulai berpikir. Mencari tahu siapa orang yg disukai Hinazuki.

" Percuma, aku tak tahu siapa saja kenalanmu.." gumamnya " apa mungkin orang bernama Delta?"

" Tidak. Dia itu komandan ku" jawab Hinazuki.

" Hmmm..lalu siapa?"

" Shiro kan?"

Tiba-tiba saja Ray sudah berdiri di pintu, menjawab pertanyaan Lily. Sontak saja Hinazuki sekaligus Lily terkejut.

" Kalau dilihat dari ekspresi mu ketika kuberitahu tentang Shiro, sepertinya Shiro itu orang yg sangat penting bagimu"

" R-ray, sejak kapan kau disana?" Tanya Lily, masih terkejut dengan kemunculan Ray.

" Dari tadi" jawab Ray singkat.

" K-kau begitu..itu artinya kau mendengar perkataanku tadi?" Tanya Lily lagi.

" Ya... begitulah"

" DASAR PENGUPING!!"

sontak Lily melempar bantal yg ada diatas kasurnya. Ray pun segera berlari meninggalkan mereka. Kali ini benar-benar pergi keluar rumah. Walaupun begitu, Lily masih meringis, malu karena Ray mendengar kata-katanya.

" Bagaimana ini?! Ray mendengar semuanya! Ini semua salahmu Hinazuki!" Ucap Lily kesal.

" Tidak apa-apa kok. Tak perlu dipikirkan" jawab Hinazuki

Lily kembali duduk, menatap Hinazuki.

" Kembali ke topik awal..apa yg Ray katakan tadi benar?" Selidik Lily " apa jua menyukai Shiro?"

"Eh?!" Hinazuki terkejut " kau mendengarnya ya..."

"Hmmm.. sepertinya benar. Mukamu mulai bereaksi" ucap Lily.

" T-tidak kok, itu tak benar"

" Heee..apa benar?" Tanya Lily tersenyum. Kali ini Hinazuki yg terpojok " mukamu memerah lho"

" G-gawat aku terbawa suasana" gumamnya "a-ah, aku harus segera menyembuhkan mu, ayo cepat berbaring"

" Hey, jangan mengganti topik! Jangan mengelak! Akui saja" desak Lily. Hinazuki pun menyerah.

" Baiklah baiklah, kau benar" jawab Hinazuki pasrah.

" Begitu baru bagus" ucap Lily " tapi kalau dilihat-lihat, Shiro dan Ray hampir mirip ya"

" Kau juga merasa seperti itu ya.." ucap Hinazuki " saat pertama kali Ray menemuiku, kupikir dia adalah Shiro. Tapi saat Ray memperkenalkan dirinya, aku baru sadar kalau dia orang yg berbeda.."

" Begitu ya.." gumam Lily.

" Jadi, kapan kita mulai pengobatan mu?" Tanya Hinazuki tersenyum. Mukanya masih sedikit merona.

" Ah, benar juga. Aku sampai lupa." Ucap Lily " kita mulai sekarang saja"

__________________________________________________

ditengah keramaian kota Barelight, Ray berjalan menyusuri setiap bangunan di kota. ia sedang menuju gedung guild, tempat Azura dan yg lain berada. ketika sampai, ternyata tempat itu sangat ramai. banyak petualang yg berkumpul disana

" ramai sekali..bagaimana caraku mencari mereka?" pikir Ray.

ia pun duduk di salah satu kursi di aula guild. saat itulah, salah satu petualang datang menyapanya.

" hey, kau orang baru ya? sedang apa di tempat seperti ini?" tanyanya.

" ya, begitulah...aku sedang mencari seseorang" jawab Ray " namanya Azura Gnozy, kau mengenalnya?"

" Azura.." orang itu berpikir sejenak " ah, si pirang itu!?"

" ya..mungkin.. rambutnya memang pirang sih" jawab Ray " kau melihatnya?"

" ya, dia tadi ada di lantai atas bersama party kecilnya itu"

" begitu ya.." ucap Ray. ia pun beranjak pergi " terimakasih banyak!"

" ya. sama-sama"

Ray bergegas menuju ke tempat yg diberitahu orang itu. seperti yg dikatakan tadi, Azura , Akira dan Nina memang ada disana. Ray pun segera menghampiri mereka.

" ternyata kalian disini" sapa Ray.

" ah, Ray! apa yg kau lakukan disini?" tanya Azura. " bagaimana dengan Hinazuki? kau sudah menemuinya?"

" ya, sekarang dia sedang menyembuhkan Lily di rumah" jawab Ray.

" eh? lalu kenapa kau tak menemaninya saja?" tanya Akira heran.

" ya..tadinya aku mau..." jawab Ray " tapi mereka mengusirku"

" memangnya apa yg kau lakukan? sampai mereka mengusirmu" tanya Nina

" ya...aku tak sengaja mendengar pembicaraan mereka" jawab Ray.

" hanya itu ? memangnya apa yg mereka bicarakan?"

" sepertinya curahan hati wanita. sesuatu yg rahasia" jawab Ray. Nina menghela nafas.

" pantas saja...kalau aku jadi mereka mungkin bukan hanya kuusir, tapi kau akan kuhabisi" ucap Nina " wanita itu sensitif, jadi jangan berbuat seenaknya"

" Nina, tanggapanmu dingin sekali" komentar Azura.

" bukannya memang selalu begini?" tanya Nina.

" huh, wanita itu sulit dimengerti ya..." keluh Ray.

" hey, kuberitahu ya. walaupun wanita itu sulit dimengerti, tapi kami ini sangat dibutuhkan!" bentak Nina. entah kenapa perkataan Ray membuatnya sedikit emosi " kami ini sensitif, jadi peka sedikit!!"

Azura menyikut bahu Ray, berbisik.

" tuh kan, Nina marah" ucapnya

" maaf..." ucap Ray " b-baiklah..kurasa aku mengerti"

" bukan hanya ' kurasa' . harus benar-benar mengerti!" ucap Nina tegas.

" baiklah! aku mengerti!"

" nah, begitu baru bagus"

Ray bersama party kecil Azura menghabiskan waktu mereka bersama. saling berbagi pengalaman sebagai petualang. walaupun setengahnya adalah cerita hidup si Nina yg telah hidup ratusan tahun itu. ditengah-tengah cerita, Azura menanyakan sesuatu pada Ray.

" Ray, setelah menyembuhkan Lily apa yg akan kalian lakukan?" tanyanya. kembali ke desa?"

" ya.. sepertinya kami akan terus berpetualang" jawabnya.

" kalau begitu bergabung saja dengan kami" usul Akira.

" benar juga, aku pikir itu lebih baik daripada hanya berdua" lanjut Azura.

" ini pilihanmu ya, kami tidak memaksa" sambung Nina.

" jadi bagaimana Ray? mau bergabung?" tanya Azura memastikan.

setelah berpikir, akhirnya Ray mengambil keputusan. Azura benar. bergabung dengannya adalah ide yg bagus

" baiklah, kami akan bergabung dengan kalian" jawab Ray.

" bagus! kalau begitu mulai detik ini Ray dan Lily akan bergabung dengan Party ini" seru Azura. " Dan mulai detik ini juga, Ray resmi menjadi ketua party"

tentu saja Ray kaget bukan kepalang mendengar itu.

" oi Azura! aku tak bilang ingin menjadi ketua!" protes Ray.

" ya...habisnya aku sudah bosan menjadi ketua party. lagipula.." Azura menoleh kearah Ray tersenyum " ..kau kan lebih kuat dariku"

" eh ? benarkah itu Ray? kau lebih kuat dari kakak?" tanya Akira antusias. ia terlihat kagum.

" hmmm..tidak buruk juga" ucap Nina tersenyum.

" Ray, kau bersedia kan menjadi ketua kami?" Azura mulai memohon.

" huh, baiklah...tapi jangan salahkan aku kalau terjadi apa-apa" ucap Ray.

" yup, tenang saja" jawab Azura " ayo pulang , hari sudah sore"

" baiklah"

Next chapter