webnovel

Usaha Aris Menyatukan Kami

"Shina??!" ucap Aris tidak senang

"Kenapa? Pertanyaanku itu tidak salah kan? Mereka bercerai lalu kita juga.. Supaya kita bisa kembali kepada posisi kita masing-masing.."

"Kenapa kau tiba-tiba jadi seperti ini? Aku kan tidak pernah bilang akan menceraikanmu.."

"Lalu untuk apa kau menanyakan padaku mengenai perceraian mereka? Ahh.. pasti Lena yang mengadu padamu. Apa dia juga bilang bahwa aku yang telah membuat suaminya itu ingin bercerai darinya, hah?" tanya Shina ketus

Aris begitu terkejut mendengar perkataan Shina barusan.

"Apa maksudmu? Bagaimana bisa mereka bercerai karenamu?" tanya Aris penasaran

"Aku lelah.." dan Shina pun meninggalkan Aris keluar kamar

Aris yang masih penasaran kembali mengejarnya, hingga sebelum Shina membuka pintu kamar Rani, Aris berhasil menghentikannya dengan memegang tangannya.

"Jelaskan padaku apa maksud dari perkataanmu tadi?" tanya Aris

Saat itu Shina menatap Aris dengan dalam. Mungkin ada tersirat rasa kecewa didalam sorot matanya itu. Walaupun dia sudah tahu Aris melakukan ini karena Lena, tetapi dia tetap mencoba untuk menanyakannya secara langsung.

"Apa karena Lena? Kau sebegitu khawatir tentang dirinya?" tanya Shina sambil terus menatap dalam matanya

Tiba-tiba saja Aris, dia langsung melepaskan tangan Shina tadi, sehingga membuat Shina tersenyum pahit padanya sambil berkata

"Bodoh! Kalau begitu harusnya kau senang mendengar mereka akan berpisah, bukan malah bertindak seperti ini." ucap Shina sambil menyunggingkan senyum sinisnya

Dan Shina pun lalu masuk ke dalam kamar Rani dan menguncinya. Dia terlihat menangis saat itu.

Sementara Aris, dia masih termenung didepan pintu.. memikirkan kata-kata Shina tadi. Untuk sesaat, dia jadi mengingat kejadian saat dia menciumku secara tiba-tiba di lorong apartemen. Itu yang membuatnya tersadar ketika Shina menanyakan hal itu padanya. Apakah dia melakukan ini semua untukku..? Dan itu membuatnya merasa bersalah pada Shina karena seolah dirinya telah mengkhianatinya dengan melakukan tindakan itu padaku.

Malam itu, Aris masih terduduk diruang tengah di unitnya sambil memikirkan semua hal yang terjadi.. masalah perceraianku dengan Ryan dan juga Shina.. Bagaimana mungkin Shina menjadi penyebab perceraian yang terjadi antara aku dan Ryan.

Aris yang mulai gusar, akhirnya memutuskan untuk menghubungi Ryan malam itu. Berkali-kali panggilannya itu tersambung tetapi tidak dijawab, hingga kemudian

"Halo Ryan..!" sapa Aris

"Ada apa kau menghubungi putraku?" sapa Mama (Bu Tomo) yang membuat Aris terkejut

"Maaf Bu. Apa saya bisa berbicara dengan Ryan? Ada hal penting yang ingin saya tanyakan padanya.." jelas Aris

"Hal penting apa?" ucap Mama

"Tapi saya ingin membicarakannya langsung dengan Ryan. Apa Ibu bisa memberikan telponnya pada Ryan?" tanya Aris kembali

"Ryan saat ini masih belum sadarkan diri di Rumah Sakit, jadi dia tidak bisa menjawab pertanyaanmu.."

"Rumah Sakit?" respon Aris terkejut

"Iya. Dia mengalami kecelakaan mobil tadi pagi.. sampai sekarang dia masih belum sadarkan diri.." jelas Mama

"Kecelakaan??! Bu, apa bisa saya bertemu dengan Ibu dan Ryan di Rumah Sakit? Rumah Sakit mana?" tanya kembali

Akhirnya Aris pun pergi menuju ke Rumah Sakit. Dan, setibanya dia disana

"Ada hal penting apa yang ingin kau tanyakan pada putraku?" tanya Mama ketika Aris datang

"Ini masalah Ryan dan Lena. Apa benar mereka akan bercerai?"

"Apa kau mendengar kabar ini dari istrimu?" tanya Mama tidak senang

"Tidak. Tadi siang saya sempat bertemu dengan Lena diapartemen dan saya melihatnya menangis. Lena awalnya tidak mau menceritakan masalahnya itu pada saya, hingga akhirnya ketika saya mendesaknya dia pun mulai bercerita. Katanya Ryan ingin menceraikannya. Apa itu benar Bu?"

"Aku tidak tahu kalau kau memiliki hubungan yang begitu dekat dengan menantuku, hingga dia bisa merasa nyaman untuk menceritakan semua masalahnya itu padamu.." ucap Mama menyindir

"Bukan. Bukannya Lena yang sengaja ingin menceritakannya Bu, tapi saya. Saya yang memaksanya untuk bercerita tadi.."Aris menjelaskan

"Apapun itu, tidak ada yang bisa mengubah keadaannya sekarang. Mereka berdua akan segera berpisah.." ucap Mama tiba-tiba sedih

"Tapi bagaimana bisa? Yang saya  tahu Lena sangat mencintai Ryan, begitu pula sebaliknya.." ucap Aris

"Ini semua terjadi gara-gara istrimu itu.. Aku tidak tahu apa yang dilakukannya terhadap anakku hingga membuatnya bisa memilih dirinya dibandingkan istrinya.."

"Apa maksud Ibu?" tanya Aris penasaran

Dan Mama pun menceritakan semua kejadiannya pada Aris. Mulai dari saat dirinya dan aku memergoki Ryan dan Shina yang bermalam bersama di Villanya di Puncak, hingga aku yang marah dan berniat ingin menceraikan Ryan. Namun, saat itu yang membuat Ryan ingin benar-benar menceraikanku adalah karena belakangan ini dirinya terlihat lebih memperhatikan Shina secara diam-diam dengan memberi perhatian lebih padanya. Mama cerita pada Aris bahwa Ryan belakangan ini sering memberi hadiah dan makanan kepada Shina tanpa sepengetahuanku. Tidak hanya itu, dia juga rela menyewa bodyguard untuk menjaga Shina, dimana mereka harus melaporkan semua kegiatannya itu setiap satu jam sekali kepadanya. Bahkan, yang terakhir.. yang membuat Mama begitu kecewa pada Ryan adalah ketika dirinya menyuruh Ryan memilih antara Shina dan istrinya. Ryan lebih memilih untuk mempertahankan dan melindungi Shina dibandingkan aku. Dia lebih memilih untuk menceraikan aku demi Shina dapat menempati posisinya kembali di entertainment .

Mendengar hal itu, Aris benar-benar terkejut. Dia masih belum percaya Ryan melakukan semua itu untuk Shina. Bahkan, sampai merelakan pernikahannya seperti itu. Saat itu yang ada dibenaknya adalah dia merasa kasihan padaku. Tidak seharusnya aku mengalami ini semua, sampai Ryan suamiku harus menceraikanku seperti ini..

Seketika itu Aris pun merasa bersalah. Seandainya dia tidak memutuskan untuk pindah di apartemen yang sama denganku, mungkin ini semua tidak akan terjadi. Shina tidak akan bertemu dengan Ryan dan Ryan juga tidak akan melakukan hal ini (menceraikanku). Aris kembali terdiam. Dia tenggelam dalam perasaan menyesal dan bersalahnya, hingga tiba-tiba Mama kembali berkata padanya

"Karena kau tidak bisa menjaga istrimu dengan baik, lihat.. dia malah menghancurkan rumah tangga anak dan menantuku hingga seperti ini.." ucap Mama kecewa pada Aris

"Harusnya dari awal kau tidak usah pernah tinggal diapartemen itu dengan mereka.."

"Maafkan saya Bu.. Saya benar-benar menyesal telah melakukannya. Saya tidak mengira bahwa keputusan bodoh yang saya lakukan waktu itu  bisa menyebabkan semua hal ini terjadi.." ucap Aris merasa bersalah

"Menyesal pun tak ada gunanya. Mereka sekarang akan bercerai dan aku harus kehilangan menantuku.."

"Tidak Bu. Saya tidak akan membiarkan hal ini terjadi. Ibu harus percaya sama saya. Saya akan membuat keadaanyanya menjadi normal seperti sedia kala (sebelum kedatangan saya kemari). Saya tidak akan membuat mereka berdua bercerai. Saya berjanji..!"

"Tidak usah mengumbar janji padaku. Aku sudah tidak percaya lagi padamu. Terakhir kali kau bilang kau akan segera meninggalkan apartemenmu itu kan. Mana buktinya?" ucap Mama tidak senang

"Nanti Bu.. setelah proyek pembangunan saya selesai dan semua masalah ini beres. Saya akan pergi dari kehidupan Lena dan Ryan, setelah membuat mereka berdua kembali bersatu.."

"Aku harap kali ini kau dapat memegang kata-katamu itu.."

"Ibu percaya sama saya. Saya yakin Lena masih mencintai Ryan. Selama Ryan meminta maaf pada Lena, Lena pasti akan memaafkannya.. Saya akan membantu Ryan menjelaskan semua kesalahpahaman ini padanya.."

"Kesalahpahaman apa? Ryan itu sudah benar-benar keterlaluan dengan menceraikan Lena seperti itu.."

"Tidak Bu. Ini semua hanya salah paham. Saya yakin Ryan tidak benar-benar menginginkannya.. Ryan itu sangat mencintai Lena. Dan saya sangat yakin itu. Mungkin Ibu tidak tahu, Ryan sering merasa kesal dan cemburu saat melihat saya dekat dengan Lena. Dia sering melampiaskan emosi dan rasa cemburunya itu dengan berkali-kali melakukan tindakan pemukulan terhadap saya. Kalau dia tidak mencintai Lena, dia tidak akan melakukan hal sampai sejauh itu.."

"Lalu bagaimana kau menjelaskan sikap perhatian Ryan yang selalu menjaga dan melindungi Shina dengan memberikan semua hadiah-hadiah itu padanya?.."

"Saya yakin Ryan tidak ada maksud tertentu. Dia hanya merasa kasihan dan bersalah pada Shina. Mungkin ingin menebus semua kesalahannya dimasa lalu.."

"Sampai rela menceraikan istrinya??" tanya Mama memastikan

"Tidak Bu. Mungkin karena keadaan yang memaksanya. Dia tidak punya pilihan lain. Dia merasa tidak enak pada Shina. Selain itu, karena dia juga tahu kalau Lena pasti akan selalu memaafkan kesalahannya. Oleh karena itu, dia mengambil keputusan seperti ini.. Terkadang seseorang bisa berbuat hal diluar nalarnya jika dia benar-benar dihadapkan pada situasi dan kondisi yang rumit.."

"Kalau Ryan melakukan seperti itu, berarti dia benar-benar bodoh. Bagaimana bisa dia berpikir untuk menceraikan istrinya karena merasa tidak enak dan bersalah pada perempuan jalang itu.."

"Maaf Bu. Namanya Shina. Ibu tidak seharusnya memanggil namanya dengan sebutan kasar seperti itu.." ucap Aris tidak senang

Saat itu Mama terlihat merasa canggung saat Aris menegurnya seperti tadi. Hingga kemudian dia kembali berkata pada Aris

"Eheeemm.. Aku tahu kau melakukan ini semua demi Lena kan? Jelas terlihat sekali bahwa kau sangat peduli padanya dengan berusaha melakukan semua tindakan ini untuknya.. "

"Apa kau masih mencintainya?"  tanya Mama kembali

"Saya hanya berusaha memperbaiki keadaanyanya. Tidak ada maksud tertentu Bu. Kalau bukan karena keputusan gegabah saya dengan pindah ke apartemen itu, mungkin semua ini juga tidak akan terjadi.."

"Sekarang bagaimana kau akan memperbaiki keadannya? Ryan masih belum sadarkan diri dan dia juga tidak bisa meminta maaf langsung pada Lena, seperti saran yang kau ajukan tadi.."

"Ibu ada handphonenya Ryan?" tanya Aris tiba-tiba

Mama langsung mengambil handphone Ryan dari tasnya dan memberikannya pada Aris.

"Saya akan menghubungi Lena. Nanti, begitu telponnya tersambung Ibu bicara padanya bahwa kondisi Ryan kritis dan sangat membutuhkannya. Ibu harus membuat Lena tetap berada disini, disisi Ryan.. dan mendekatkan mereka berdua. Nanti, setelah Ryan tersadar, dia sendiri yang akan melakukannya (membujuk Lena untuk memaafkannya). Kita hanya perlu membantu mendekatkan mereka berdua selama Ryan tidak sadar seperti ini.. Ibu mengerti maksud saya kan?" Aris berusaha menjelaskan pada Mama.

Dan Mama pun terlihat tersenyum mendengar saran dari Aris tadi. Mungkin kali ini Mama akan benar-benar percaya bahwa Aris akan menyatukan kembali pernikahan putra dan menantunya itu.

Akan tetapi, setelah menelponku, semua harapan itu pupus seiring dengan aku yang mereject panggilan dari Ryan dan langsung mematikan handphoneku saat itu juga.

Next chapter