"Bu Tomo.." ucap Papa heran sambil mengerutkan keningnya
"Pak Han, lama tak jumpa. Maafkan saya.. Waktu itu tidak sempat menjenguk Bapak saat di Rumah Sakit. Saya sudah mendengar kabar dari Ryan mengenai kondisi jantung Bapak. Bagaimana keadaannya sekarang?"
"Sudah lebih baik." jawab Papa singkat
"Syukurlah.." ucap Bu Tomo
"Apa Ibu datang kemari karena Ryan?" tanya Papa sambil melirik Ryan
"Iya. Saya minta maaf sebelumnya.. Ryan ini, dia selalu membuat orang khawatir. Mungkin karena sedari kecil kami terbiasa memanjakannya.." ucap Bu Tomo yang dibalas dengan tatapan tidak senang Ryan pada Mamanya itu.
"Begini Pak Han, mengenai masalah Pak Zuri, benar seperti apa yang dikatakan oleh Ryan tadi, dia sama sekali tidak tahu apa-apa kalau saya telah mempekerjakannya sebagai asisten pribadi saya.."
"Saya tahu hari ini pasti akan tiba. Semuanya pasti akan terungkap seperti sekarang.. tapi saya tetap tidak menyesal telah mengambil keputusan tersebut. Karena bagaimanapun kalau bukan karena Pak Zuri, tentunya kita tidak akan pernah berbesan dan Lena tidak akan menjadi menantuku.."
Seketika itu,
"Lena Sayang, sini Nak. Mama tahu kamu menguping semua pembicaraan kami dari atas sana. Ayo sini turun ke bawah. Biar kamu juga bisa mendengarkan semuanya dengan jelas.."
Jujur saat itu aku begitu malu. Maksudku, untuk apa Mama memanggilku seperti tadi. Rasanya seperti telah tertangkap basah melakukan suatu perbuatan yang salah. Dengan perasaan segan dan malu, akhirnya aku pun turun ke bawah. Aku sempat melihat Mas Ryan tersenyum ketika melihatku turun dari tangga. Kemudian, Mama menarik tanganku dan memberikannya pada Ryan sambil berkata
"Bukankah mereka pasangan yang serasi, Pak Han?" ucap Mama tersenyum sambil melihat ke arah kami
"Apapun yang terjadi dimasa lalu, tidak akan mengubah apa yang terjadi saat ini, jika memang hal itu sudah ditakdirkan, seperti contoh mereka berdua. Kalau tidak berjodoh, tentunya mereka tidak akan menikah kan?"
Mama kemudian berjalan mendekati Papa
"Atas nama keluarga besar.. saya minta maaf, jika saya telah melakukan suatu kesalahan dengan mempekerjakan Pak Zuri sebagai asisten pribadi saya.."
"Saya tidak ada niatan apapun saat itu, hanya berniat membantunya saja. Bahkan dia yang terus-terusan memohon dan menyuruh saya agar saya mau menjadi investor diperusahaan Pak Han waktu itu. Dia bilang, mungkin Pak Han akan langsung menolak jika kami memberikannya secara langsung. Oleh karena itu, dia menyuruh saya untuk menjodohkan putra saya Ryan dengan putri Bapak Lena.."
"Kalau Pak Han tidak juga percaya pada penjelasan dari saya, Bapak bisa mengkonfirmasi hal ini langsung kepada orang yang menyuruh Bapak untuk menjodohkan Lena dengan Ryan?" ucap Bu Tomo kembali
"Maksudmu Pak Hendrawan?" tanya Papa memastikan
"Iya, siapapun itu silahkan Bapak tanya langsung padanya. Siapa yang menyuruhnya untuk meminta Bapak agar melakukan pernikahan bisnis dengan keluarga Pratomo untuk mendapatkan investor bagi perusahaan Bapak."
"Ahh Iya, mungkin Pak Zuri sudah menyuruhnya untuk tutup mulut.. tapi setidaknya Pak Han bisa memaksa dia untuk mengaku kan?" ucap Mama kembali
"Bu Tomo.." ucap Papa tiba-tiba
"Bisa Ibu menyuruh Zuriawan untuk datang kemari kesini. Aku harus memastikan hal ini sendiri langsung padanya. Atau kalau dia tidak mau, bisa Ibu mengaturnya agar kami berdua bisa bertemu?"
"Akan saya usahakan Pak. Walaupun saya tidak menjamin dia mau menemui Bapak saat ini.. terlebih gara-gara masalah tadi pagi. Ryan memintanya untuk berhenti bekerja sebagai asisten saya dan menyuruhnya untuk pergi menjauh dari keluarga kita semua.." ucap Mama menjawab
Papa terkejut mendengar pertanyaan dari Bu Tomo. Berarti Ryan memang melakukan seperti apa yang diperintahkannya, yakni menjauhi dan memutus hubungan dengan musuhnya Zuriawan untuk bisa dapat kembali bersama Lena. Papa merasa senang saat itu karena seolah Ryan telah memilih aku sebagai anaknya untuk mengambil keputusannya. Dan, sepertinya kepercayaan Papa pada menantunya itu kini sudah mulai membaik.
"Tolong diusahakan Bu. Saya mohon.." ucap Papa kembali memohon
Dan Bu Tomo pun merespon dengan mengangguk menyetujuinya sambil berkata,
"Iya Pak Han. Bapak tenang saja, saya akan atur semuanya.."
"Terima kasih." ucap Papa tersenyum
"Tidak perlu sungkan. Kita ini kan keluarga." balas Bu Tomo juga tersenyum
Ditempat lain, dimana Shina saat itu pergi meninggalkan Aris dan Jessy direstoran, saat itu Roy terkejut melihat Shina keluar tiba-tiba sambil berjalan cepat dan bergelinang air mata. Dia pun kemudian mengikutinya.
Sementara Aris dan Jessy,
"Aris aku minta maaf.." ucap Jessy tiba-tiba
"Aku tidak bermaksud membuat hubunganmu dan istrimu semakin memanas. Aku hanya.."
"Sudahlah.. Lainkali kita tidak perlu bertemu berduaan seperti ini, terlebih lagi diluar urusan pekerjaan. Aku sudah berisitri dan aku tidak mau membuatnya salah paham dengan melihat kedekatan kita yang seperti ini.."
"Aku minta maaf.." ucap Jessy kembali menyesal sambil menundukkan kepala
Tanpa merespon Jessy, Aris segera pergi berlari mengejar Shina. Dirinya dibuat terkejut saat keluar dari restoran dan melihat ada Roy disana berjalan dibelakang Shina mengikutinya. Dengan perasaan tidak senang, dia pun pergi menghampiri mereka berdua.
"Shina.." ucap Aris ketika dia sudah mendekat ke arahnya
Shina tetap berjalan, bahkan semakin mempercepat langkahnya.. tidak mempedulikan panggilan Aris.
"Shina tunggu.. Aku minta maaf." ucap Aris kembali
"Aku tidak pergi makan malam dengan Jessy tapi Pak Santoso, lalu tiba-tiba Jessy muncul disana.." Aris kembali menjelaskan
"Shinaa.." sapa Aris kembali
Saat itu, tiba-tiba Roy berbalik dan langsung memegang kerah baju Aris.
"Aku sudah pernah bilang padamu, sebaiknya kau ceraikan dia dan jangan membuatnya menderita. Apa belum puas kau mempermainkan perasaannya selama ini, hah?" ucap Roy membentak
Dengan cepat Aris menepis tangan Roy dan kembali berusaha mengejar Shina. Roy yang merasa terabaikan pun dibuatnya semakin memanas.
"Hey brengsek, berani sekali kau mengabaikanku." ucap Roy sambil kembali menarik baju Aris
Aris kembali berusaha menepisnya sambil berkata,
"Aku tidak ada urusan denganmu.."
"Tidak ada urusan katamu? Apa kau tahu, kau itu telah menyakiti calon tunanganku.." jawab Roy masih mencoba mengehentikan langkah Aris yang mengejar Shina
Karena merasa jengah, akhirnya Aris pun berhasil mendaratkan satu pukulannya pada Roy. Roy yang tidak terima kembali balas menghajarnya. Dan saat itu, terjadilah aksi saling hajar-menghajar antara Aris dan Roy.. hingga kemudian,
"Hey lihat, wanita itu pasti sudah gila. Dia menyebrang tanpa melihat tanda lampu jalan seperti itu.. apa dia mencoba untuk bunuh diri?" ucap seseorang yang berada didekat Aris dan Roy yang sedang berkelahi
Seketika itu pun mata Aris dan Roy mengarah pada Shina.
"Hey Shica, apa yang kau lakukan. Kau bisa tertabrak nanti.." ucap Roy berteriak
Sementara Aris, saat itu dia segera berlari untuk menghentikan Shina, hingga tiba-tiba ketika ada sebuah mobil yang melaju dengan cepat dan akan menabrak Shina, Aris berusaha menolongnya. Dengan gerakan cepat dia mendorong tubuh Shina menjauh dari sana.