webnovel

Chapter 78 - MHA 4

Di ujian masuk ke U.A 4 hari kemudian Izuku datang tanpa mengenakan seragam sekolahnya, karena ia merasa lebih mudah bergerak hanya dengan mengenakan kaos dan celana training yang biasa ia gunakan untuk berlatih bersama dengan Ban dan Momoko ditambah dengan samaran pada wajahnya yang ia gunakan tidak akan ada yang bisa mengenalinya. Di depannya ia bisa melihat Bakugo yang terlihat kelelahan dan berjalan memakai tongkat penyangga karena badannnya yang kaku setelah tidak bergerak selama 4 hari. Bakugo tampak amat kesal dan marah ia benar-benar ingin membunuh Deku, karena membuatnya berada dalam kesulitan.

Izuku ingin tertawa melihat penampilan dari Bakugo yang amat menyedihkan. Mantan temannya itu tampak seperti pasien yang ada di rumah sakit jiwa. Tapi Izuku menahan dirinya, karena ia tidak ingin samarannya terbongkar. Jadi saat ini Izuku hanya ingin santai berjalan di belakang Bakugo tanpa diketahui oleh mantan temannya itu.

Di belakang Izuku ada seorang gadis berambut coklat pendek. Ia terlihat bersemangat dan saking semangatnya ia berjalan tanpa melihat sekeliling dan gadis itu menabrak Izuku.

Izuku yang memiliki keseimbangan tubuh yang bagus tidak terjatuh sama sekali. Tapi gadis berambut coklat itu terpental ke belakang dan meringis karena merasa kesakitan.

"Auuw," Kata gadis itu. "Apa aku sudah menabrak tembok? Tapi aku merasa di jalan menuju arena ujian tidak mungkin ada tembok!"

"Kau menyamakan punggungku dengan tembok," Kata Izuku. "Aku merasa tersinggung tahu."

"Eeeh, jadi tadi kamu yang kutabrak!" Kata gadis itu. "Ma-maafkan aku!"

"Tak masalah," Kata Izuku. "Aku tahu tadi kamu sedang melamun makanya kamu tidak sengaja menabrakku."

"Syu-syukurlah, sekali lagi maafkan aku karena aku telah menabrakmu," Kata gadis itu. "Namaku Ochako Uraraka, siapa namamu?"

"Izuku," Kata Izuku. "Izuku Midoriya."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Pada ujian tertulis Izuku yakin kalau ia akan mendapatkan nilai tertinggi, karena ia bisa menjawab semua jawaban yang ada pada ujian tertulis. Tapi pada ujian praktik ia tidak tahu apakah ia bisa mendapat nilai tertinggi atau tidak.

Ujian praktik untuk masuk ke U.A ialah mengalahkan robot yang ada di kota buatan dan setiap robot memiliki nilai yang berbeda. Berkat latihan gila yang sudah Izuku lakukan mengalahkan para robot itu bukanlah hal yang sulit. Dan hanya dalam waktu 5 menit Izuku sudah mengalahkan banyak robot dan mendapatkan poin yang cukup besar.

Dan ketika ujian praktik tinggal tersisa 1 menit Izuku melihat ada robot super besar yang akan menginjak gadis bernama Ochako yang tadi bertemu dengannya. Izuku tentu saja tidak bisa membiarkan gadis itu berada dalam bahaya, dengan menggunakan quick move dalam sekejap Izuku tiba di depan robot itu dan menggunakan salah satu jurus yang sudah diajarkan oleh Ban kepadanya.

"Cahaya yang menyeruak!" Teriak Izuku yang mengeluarkan gelombang energi berbentuk telapak tangan yang berasal dari tangan kanannya. Izuku menggunakan jurus pertama dari tapak dewa yang ia pelajari. Dan tentu saja sesuai dengan nama jurus itu yaitu tapak dewa, membuat tubuh robot itu seperti di dorong oleh tangan raksasa membuat robot itu terlontar jauh ke belakang menghancurkan banyak gedung palsu.

Tubuh robot itu akhirnya berhenti di tembok besi yang menjadi batas dari kota palsu.

"Sialan!" Teriak Bakugo yang kebetulan ada di dekat tembok besi yang saat ini tubuhnya tertimpa bagian tangan dari robot yang dihancurkan oleh Izuku. "Siapa yang melempar robot jelek ini kepadaku!"

Serangan yang dilakukan oleh Izuku tentu saja dilihat oleh para guru di U.A. Termasuk Nezu tikus sok pintar yang merasa dirinya manusia.

"Serangan macam apa itu," Kata Nezu. "Hanya menggunakan telapak tangan tapi bisa mengeluarkan kekuatan yang hampir setara dengan serangan kekuatan penuhnya allmight."

"Kami tidak tahu kepala sekolah," Kata Aizawa salah seorang guru di U.A. "Tapi satu hal yang jelas quirk yang dimiliki oleh bocah itu sangat mengerikan."

"Selidiki siapa bocah itu sebenarnya lalu awasi dia," Kata Nezu. "Aku punya firasat buruk soal bocah itu."

"Baik kepala sekolah!" Kata Aizawa.

Author Note: Support saya di Pa.treon.com/Raylight25

Next chapter