webnovel

Di Bawah Hujan

Dia mengangkat wajahnya dan melihat awan yang gelap menutupi langit mengucurkan sebuah kabut hujan. Melihat dunia abu-abu menyebar di depan matanya, Warrior Gazef Stronoff membuat suara klik dengan lidahnya.

Jika saja dia pergi sedikit lebih awal, mungkin dia bisa menghindari hujan ini.

Meskipun dia memeriksa langit-langit yang cerah, awan yang tebal benar-benar membungkus Re-Estize, Ibukota Kingdom dan tidak menunjukkan tanda-tanda akan mereda meskipun dia menunggu.

Memutuskan untuk mengabaikan gagasan menunggu hujan di dalam istana, dia menurunkan tudung yang menempel pada mantelnya dan melangkahkan kaki ke bawah hujan yang turun dengan deras.

Dia melewati penjaga gerbang istana dalam sekejap dan menuju ke tengah ibukota.

Biasanya, tempat itu akan dipenuhi dengan kehidupan, tapi aktifitas bising yang biasanya ada disana sekarang tak terlihat dimanapun. Malahan, digantikan dengan sedikit orang-orang yang bergerak kesana kemari, berhati-hati agar tidak terpeleset di permukaan yang basah.

Melihat keadaan sekitar yang kosong, dia bisa menebak berapa lama hujan ini sudah turun hingga sekarang.

Mau bagaimana lagi. Pergi sejak awal tidak ada bedanya.

Dengan mantel yang semakin berat karena air, dia melewati pejalan kaki lainnya tanpa banyak bicara. Meskipun jaketnya mampu dipakai sebagai jas hujan, sensasi basah masih tetap menempel di punggungnya membuatnya tidak nyaman. Gazef mempercepat langkah menuju rumahnya.

Saat rumahnya semakin dekat, kenyataan bahwa dia akan segera terbebas dari mantel yang basah kuyup membuatnya menghela nafas. Tiba-tiba, perasaannya tertarik melihat ke arah samping. Pandangannya dibayangi oleh tudung tipis, jalanan sempit membelok ke sampingnya. Disana, terlihat seperti tidak perduli dengan tubuhnya yang basah kuyup, terdapat seorang pria yang menjatuhkan diri di sisi jalan.

Terlihat seperti mengecat rambutnya, potongan-potongan rambutnya yang alami bisa terlihat di seluruh kepalanya. Rambutnya basah dan menempel di dahi, meneteskan tetesan-tetesan air dari rambut ikalnya. Wajahnya sedikit menunduk ke bawah dan tersembunyi dari pandangan.

Alasan mengapa Gazef menghentikan matanya ke arah pria itu bukan karena merasa aneh ada orang yang ada di luar tanpa mantel yang benar di dalam hujan ini. Tapi lebih kepada dia merasa sesuatu yang terasa aneh. Matanya tertancap terutama ke arah lengan kanan pria tersebut.

Seperti seorang anak yang menggandeng lengan mamanya, pria itu membawa sebuah senjata yang tidak cocok dengan penampilannya yang kusut. Itu adalah senjata yang sangat langka yang disebut sebagai 'katana', dibuat di kota yang terletak di gurun jauh di selatan.

Dia sedang menggenggam sebuah katana... Seorang pencuri..? Tidak. Perasaan yang didapatkan darinya ini berbeda. Apakah aku merasa lega melihatnya?

Gazef merasa ada yang aneh, seperti mantel dengan kancing yang tidak cocok.

Dengan kaki yang terbenam, Gazef menatap dengan teliti profil pria itu. Saat itu, ingatannya muncul seperti gelombang yang bergejolak.

"Apakah itu kamu... Unglaus?"

Tolong bantu up komen y

Tinta_Arangcreators' thoughts
Next chapter