webnovel

Disinilah aku memulainya

Aku bermimpi, berada dihamparan padang rumput yang hijau. Di ikuti dengan angin yang menyejukkan. Aku duduk diatas tikar yang telah dipasang oleh entah siapa. Dihadapanku ada burger,pizza, dan berbagai junk food lainnya. Tentu saja aku terpikat dengan itu semua, namun kurasakan ada seseorang yang mendekatiku dari belakang. Saat aku menoleh wajah dan tubuhnya tampak familiar, rambut uniknya khas dari bangsa nordik. Aku mulai berpikir di dalam mimpiku. Namun dia hanya berdiri diam dibelakangku. Akupun memutar tubuhku, bukankah dia.... kutatap dirinya. Setelah beberapa saat kami berdua berada dalam keheningan, dia mulai membuka pembicaraan.

" kau tetap tidak berubah, jadi apa kau sudah menemukannya ? "

" entahlah, jadi apa benar itu kau ? "

" kalau begitu, sepertinya aku sudah mengganggumu. Namun aku ingin kau tahu, selama ini aku sedang mencarimu. "

" mencariku ? "

Perlahan mimpi di dalam kepalaku mulai memudar, objek disekitarku mulai menghilang. Sepertinya aku mulai sadar dari tidurku. Namun aku tidak ingin kehilangannya lagi, setidaknya aku ingin memastikan sesuatu. Kutatap dia, dan dia mengucapkan suatu kata yang tidak bisa kudengar, jadi aku mencoba membaca gerakan mulutnya. Beberapa detik duniaku tiba-tiba gelap dan kesadaranku mulai terkumpul. Mataku terbuka.

Dalam pikiranku, sialan kenapa harus tanggung seperti ini. Kulihat fredella sedang tidur disampingku. Tubuhnya miring ke arahku, sepertinya dia menganggapku sebagai guling pribadinya. Tapi tidak apa, aku juga suka diperlakukan seperti itu. yang jelas, aku harus tidur lagi untuk melanjutkan mimpiku itu, jika ada onee san cantik yang butuh bantuanku, aku harus sigap membantunya. Jadi kupejamkan mataku sekali lagi, dan mulai memikirkan sesuatu yang rileks.

Aku berhasil masuk ke dalam mimpi lagi, tapi yang ada hanyalah kegelapan kosong. Tidak ada apapun didalamnya. Sial, aku kehilangan momentumku.

Pandangan beralih ke dunia nyata, aku fredella akhirnya mulai terbangun. Kutatap seseorang disampingku, eh kenapa aku berada dikamarnya. Saat aku memikirkannya wajahku terasa panas dan aku mulai gugup. Jadi apakah aku tidur bersamanya ???.

Aku harus bisa menahan teriakanku didalam hati. Tunggu sebentar, harus kuurutkan terlebih dahulu alasanku. Pertama aku sedih, dan tidak ingin raven terluka atau terbunuh. Lalu aku menangis dan entah kenapa tertidur didalam pelukannya. Jadi apa alasanku bisa tertidur. Jika hal yang paling logis adalah raven memasukkan sesuatu ke dalam makananku. Namun itu tidak mungkin karena aku yang membawakan makanan padanya dan aku sendiri tidak memakannya.

Rasanya ada suatu perasaan hangat dan juga nyaman jika aku berada didekat tubuhnya. Bahkan rasanya senyaman saat aku dimanja ibu saat masih kecil. Aku tidak tahu berada didekat lawan jenis bisa seberbahaya ini. Aku pun mulai bangun dan kutatap wajahnya yang polos saat tidur. Sesekali kusentuh pipinya dengan jariku, dan dia mulai menunjukkan pergerakan yang lucu. Kudekati wajahnya, kudengar nafas tidurnya begitu teratur. Ya, dia memang tukang tidur sejati. Saat kulihat dirinya entah kenapa rasa sedih dan khawatir mulai muncul lagi. Seakan-akan bergerak secara otomatis aku mendekati keningnya dan memberikan sebuah ciuman. Aku semakin tahu bahwa aku tidak bisa meninggalkannya dalam peperangan yang aneh ini.

" kau harus kembali hidup-hidup, ciuman itu akan jadi jimat untukmu saat di medan perang nanti. Dan anggap ini rahasia kita. "

Setelah mengatakan hal itu dengan pelan, kutinggalkan raven dan segera menerapkan strategi yang kususun kemarin. Aku harus memaksimalkan semua potensi tempur yang ada.

Beberapa jam berlalu saat aku tidur, saat kubuka mataku. Fredella sudah tidak lagi berada disampingku. Perbedaan waktu yang besar, beberapa menit didunia menit di alam mimpi ternyata membutuhkan waktu berjam-jam di dunia nyata. Jika manusia bisa hidup di alam mimpi bukankah semua manusia bisa awet muda, atau manusia bisa hidup ratusan tahun di planet lain. Tapi itu hanyalah pandangan omong kosong. Aku mulai bangun dan bersiap untuk mandi. Saat kubuka pintu kamar ada beberapa pelayan yang mengantarkan makananku.

" permisi tuan sekretaris, maaf telah mengganggu waktu Anda. "

" tidak apa-apa, jadi apa yang terjadi ? "

" kami membawa makanan untuk sarapan Anda. "

" waktunya sungguh tepat, tolong taruh didalam. Dan akan kumakan setelah selesai mandi. "

" kalau begitu, kami permisi untuk masuk. "

" silahkan, dan juga terima kasih. "

" ini sudah jadi tugas kami, Anda tidak perlu berterima kasih. "

" aku hanya ingin berterima kasih ke orang yang membantuku. Kalian pantas mendapatkannya, kalau begitu aku pergi dulu. "

Beberapa pelayan tampaknya kebingungan.

" tuan sekretaris memang aneh, seperti rumor yang beredar. "

" ya, tapi beliau terlihat seperti orang baik. "

" jika saja beliau juga seorang bangsawan, kita pasti akan dianggap tidak sopan kepadanya. "

Ketiga pelayan yang datang mulai berbicara satu sama lain. Mereka segera menghidangkan semua yang mereka bawa ke dalam kamar ini.

Hembusan angin terasa begitu pelan, seakan-akan mendukung ekspansi besar yang akan kulancarkan. Aku segera berkeliling untuk memastikan semua pasukanku siap. Walau jabatan ku itu seorang putra mahkota, tapi aku harus tegas terhadap bawahanku yang melalaikan tugas. Saat hendak keluar tenda, kepala penjaga kerajaan menyadari keberadaanku.

" mohon maaf pangeran, ada keperluan apa Anda diluar ? "

" aku hanya ingin melihat kedisiplinan pasukan. Biarkan aku pergi. "

" kalau begitu, kami akan mengawal Anda. "

" tidak perlu, lakukan tugas kalian untuk menjaga tenda utama. "

" tapi, yang harusnya kami jaga bukanlah tempat ini. Namun diri andalah yang kami lindungi. "

" cukup sebagian kecil saja, dan juga jangan mengangguku. "

" dimengerti, 4 orang terkuat akan melindungi Anda. Mohon jaga diri Anda baik-baik. "

" ya, aku pergi dulu. "

Aku pun mulai mengecek kondisi prajurit, ada banyak pasukan yang masih menguap karena mengantuk. Namun, pandangan mereka rata-rata tidak buyar. Sepertinya mereka telah beristirahat cukup baik. untuk kali ini akan kubiarkan mereka untuk lebih santai. Aku berjalan sedikit menjauh dari pandangan pasukan untuk memastikan mereka tidak menyadari keberadaanku. Dan kulihat ada beberapa prajurit yang berlatih di pagi hari. Sepertinya mereka layak untuk diberikan penghargaan atas ketekunan mereka. Para jenderalku juga sudah mulai bersiap untuk menjalankan strategi mereka masing-masing. Kurasa sudah cukup pengecekanku sebelum keberangkatan kami. Aku pun berjalan kembali ke tenda. Kupuaskan diriku dengan makanan yang ada. Setidaknya tidak akan kubiarkan perutku kosong saat peperangan nanti.

Ketika dalam perjalanan kembali keruanganku, kulihat banyak prajurit yang sudah bersiap di lapangan utama. Sepertinya mereka hendak diberi pengarahan langsung oleh fredella. Itu memang sudah menjadi tugas utama fredella, saat ini aku hanya bisa mendukungnya. Saat berjalan tatapan orang-orang tertuju padaku, bagaimana tidak. Jika ada orang yang memakai kaos dan celana trainer panjang itu merupakan pemandangan yang cukup langka. Tapi, cukup aneh kenapa mereka masih belum terbiasa untuk melihat pakaianku. Kurasa dunia ini memang butuh penyesuaian.

Ada beberapa orang yang memberikan hormat padaku. Kurasa mereka mendengar rumor bahwa aku yang menjadi ahli strategi peperangan kali ini. Jika ada orang membocorkannya sudah pasti itu ulah fredella atau emi san. Tapi, bodo amat. Lebih baik makan dan segera bersantai.

Saat menaiki tangga ke arah kamarku, kulihat ketiga pelayan yang mengantarkan makananku masih berada didepan kamarku. Apa aku sudah memerintahkan mereka suatu hal ?. tanpa pikir panjang kusapa mereka.

" kenapa kalian masih disini ? "

" anu, maafkan kami. Apa Anda merasa ada yang kurang dalam pelayanan kami atau ada sesuatu yang Anda butuhkan ?

Kurasa kalimatku sedikit menakuti mereka.

" ah, begitu ya. Kalau begitu, kalian bertiga tolong ambilkan kertas dan panah beserta anak panahnya. "

" tentu saja tuan, namun Anda berniat melakukan hal apa ? "

Sepertinya seorang pelayan mencoba bersikap biasa denganku.

" aku hanya ingin melakukan percobaan, jika ada yang menanyakannya. Katakan saja itu perintah ku. Tidak perlu khawatir dengan ijin. "

" baiklah, kami permisi dulu. "

Ketiga pelayan itu segera pergi ketempat berbeda.

Akupun masuk kembali ke kamarku, disana telah tersedia berbagai makanan. Setidaknya makanan kali ini memiliki aroma yang enak. Berbanding terbalik dengan makanan prajurit reguler. Kumakan semua yang ada disini dengan cepat, kukembalikan semua peralatan makan ke tempatnya. Meski kurasa aku sudah makan cukup banyak, aku masih merasa sedikit lapar. Kubuka kardus dibawah tempat tidurku, kuambil sereal dan susu segar serta 3 buah onigiri. Dan kumakan kedua hal itu bersamaan, rasanya cukup aneh. Namun itu tetaplah enak.

Aku sungguh menikmatinya, makan makanan ini di tengah suasana tegang di dalam benteng. Suasana ini tidak akan kutemui di negeri damai itu. anggap saja ini seperti AR yang sudah diimplementasikan di dunia nyata. Maka aku bisa menganggapnya safety. Terdengar suara langkah kaki yang mendekati kamarku, kutaruh serealku diatas meja. Dan bersiap menyambut kedatangan mereka. Terdengar suara pintu terbuka. Ada beberapa orang masuk.

" permisi tuan sekretaris, kami sudah membawakan semua perintah Anda, kertas,panah beserta anak panahnya. "

" kerja bagus, kalian boleh istirahat. Dan juga aku sudah menyusun kembali peralatan makannya. Kalian bisa langsung membawanya. Dan taruh semua itu disudut kanan kamar ini. "

Aku pun mengambil kembali mangkok plastik yang berisi serealku.

" baiklah tuan, namun kalau boleh tahu apa mangkok yang Anda bawa itu ?. saya baru pertama kali melihatnya. "

Rasa ingin tahu mereka tampaknya begitu besar, kukira mereka menganggap ini sebagai barang berharga milik suatu bangsawan.

" tunggu sebentar. "

Kuangkat mangkok itu, dan kutelan semua sisa sereal yang ada. Dan kuberikan mangkok itu pada mereka sambil mengunyah sisa makanan dengan mulutku.

" wah, bahan apa ini. Kenapa bisa selentur ini. "

" suara ketukannya juga berbeda dengan besi ataupun kayu. "

" bentuknya juga bagus, seperti bukan buatan manusia. "

Baru kali ini aku melihat ada manusia yang terkagum-kagum dengan mangkuk plastik.

" ah, tidak. Kita terlalu terlena dengan benda ini, sampai lupa kalau kita telah bersikap tidak sopan kepada tuan sekretaris. Mohon maafkan kami."

Ketiga pelayan mengucapkan permohonan maaf yang tulus.

Jadi aku harus merespon bagaimana, baru kali ini aku dihadapkan situasi yang aneh ini.

" anu, tunggu sebentar. "

Kuambil beberapa mangkuk baru di kardus, dan kuberikan mereka satu persatu.

" aku berikan ini pada kalian, tapi jangan katakan kalau ini pemberian dariku ya. "

" tapi, tuan. Bukankah benda ini terlihat sangat mahal. Kami tidak sanggup menerima ini secara Cuma-Cuma. "

" itu benar, bahkan dengan gaji. Tidak bahkan dengan pengabdian kami. Tidak cukup untuk membayarnya. "

" kami merasa tidak pantas untuk menerimanya. "

Ini hanyalah mangkuk biasa woi, kenapa mereka sangat keras kepala seperti ini. Namun, sebagai petinggi yang bijak aku harus bisa berkata halus.

" tidak apa-apa, itu kuberikan karena kalian telah melayaniku dengan baik. justru jika kalian menolaknya aku merasa bahwa kalian telah membuat reputasiku jatuh lho. "

" tapi,... "

" kalau begitu begini saja, untuk menghilangkan perasaan bersalah kalian. jika aku butuh bantuan kalian harus segera kesisiku. Dan kalian harus patuh pada perintahku. "

" ah, kalau begitu dimengerti. Kami siap melayani Anda dengan segenap kemampuan kami. "

" bagus, kalau begitu. Segera beristirahatlah. Karena sebentar lagi perang akan berlangsung. "

" siap, kalau begitu kami semua permisi terlebih dahulu. "

Akhirnya mereka pergi juga, kadang aku heran. Kenapa setiap orang disini merasa mudah bersalah, jika di dunia ini orang-orang dapat bersikap seperti ini bukankah kita bisa menghindari perang. Lantas apa yang menyebabkan semua orang disini saling menaklukkan satu sama lain.

Tanpa berpikir panjang, aku segera membuka koper pakaianku. Aku membeli setelah pakaian militer hitam. Namun itu terlihat seperti pakaian cosplay, namun aku suka desainnya karena terlihat maskulin seperti karakter beta pada umumnya. Kupakai sarung tangan hitam. Pakaian lengan panjang dan dipadukan dengan celana panjang hitam serta sepatu karet tebal hitam. Aku terlihat seperti orang aneh jika di jepang tanpa event cosplay. Namun saat bercermin, kurasa diriku terlihat bergitu keren. Tapi hanya orang bodoh yang menganggap dirinya keren atas dasar ucapannya sendiri. Lebih baik aku segera menemui emi san. Kupanggil Mizue ketempatku. Aura kegelapan mulai terbentuk didepanku, dan perlahan sosok mizue mulai terbentuk.

" apa yang Anda butuhkan master ? "

Dia membungkuk padaku.

" seperti biasa, kau terlihat cantik dan menawan. Bisa tolong bantu aku. "

" tolong jangan terlalu menggodaku, apa yang Anda inginkan master ? "

" bukankah kau terlalu formal jika kita hanya berduaan, kau seperti orang lain saja mizue. "

Aku mencoba untuk terus menggodanya.

" apa boleh buat, aku sedang berlatih untuk menjadi dewa iblis yang terhormat. Jika perkataanku berwibawa semua iblis akan dengan sendirinya takluk padaku. "

" bukankah kau bisa dengan mudah menaklukkan mereka ? "

" tentu saja, namun kau tahu sifat iblis yang tidak akan menyerah. Akan lebih baik dikagumi ketimbang ditakuti. "

" entah kenapa rasanya aneh jika aku mendengarnya darimu. "

" mou, jangan terlalu mempermainkanku. Jadi apa yang kau butuhkan raven ? "

Muka cemberutnya memang yang terbaik.

" akhirnya mizue yang kukenal kembali, apa serangan yang cocok untuk membunuh 150 ribu orang ? "

" ara-ara, kenapa tiba-tiba kau bisa mendapatkan banyak musuh seperti ini. Ada beberapa opsi sih, antara penghancuran tanah,ledakan cahaya,pembekuan area, atau hantaman benda langit, "

" bukankah itu biasanya nama jurus, kenapa kau menyebutkan apa yang dikeluarkannya ? "

" aku memiliki jutaan jurus, namun ada banyak yang sudah kulupakan. Jadi aku sekarang hanya mengingat dampaknya. "

" dasar dewa iblis tidak professional. "

" apa boleh buat, aku sudah lama tidak bertarung karena semua orang di dunia ini sungguh lemah. Aku sampai menangis sedih jika aku menghancurkan dunia tanpa sadar. "

" sepertinya kita memang aneh, kalau begitu kuganti. Apa serangan terkecil dampaknya tapi bisa memusnahkan mereka ? "

" memanggil dewa pencabut nyawa dan memaksanya untuk tunduk pada kita. "

Saat mengatakan hal itu mata merahnya menyala

" itu opsi aneh, kita tidak butuh bantuan dewa. "

" itu bukan bantuan lho, tapi pemaksaan. "

" sama saja, apa memang tidak ada cara lain ?. "

" dengan angin topan ? "

" kalau itu, seberapa besar dampaknya ? "

" terakhir kali aku menggunakannya, aku membunuh 2 juta tentara langit. "

" terlalu berbahaya, bisakah kau mengurangi dampaknya menjadi 150 ribu. "

" akan kucoba. "

" kalau begitu, kembalilah ke dalam pedang dan segera bersiap. "

" dimengerti. "

Aura kegelapan menyelimuti tubuh mizue dan dia berubah menjadi pedang. Kuambil pedang itu, sebenarnya aku masih bisa berkomunikasi dalam wujud ini. Namun, lebih baik kubiarkan mizue untuk mengontrol kekuatannya untuk saat ini.

Akupun mulai berjalan keluar kamar, dan menuju ke arah tempat berkumpulnya semua petinggi yang ada. Tampak semua pasukan telah memakai zirahnya masing-masing. 10 penunggang wyvern juga sudah bersiaga. Para infanteri juga sudah berjalan keluar gerbang diikuti oleh jenderal masing-masing. Tampaknya fredella memang benar-benar professional.

Beberapa saat kemudian, aku pun sampai didepan ruang komando utama. Kudengar suara fredella sedang memberikan perintah kepada pasukan belakang. Tanpa pikir panjang, kuketuk pintunya dan berkata.

" aku masuk lho. "

Kubuka pintunya dan pandangan semua orang tertuju padaku.

Namun yang terjadi, fredella hanya menatap diam kearahku.

" apa aku berbuat salah ? "

Aku mencoba untuk memulai pembicaraan.

" bukan begitu, eh kau raven ?. benarkah itu kau ? "

" tentu saja ini aku, apa kalian tidak mengenaliku ? "

" eh, aku terkesan. Kau bisa menjadi sekeren ini jika memakai pakaian yang tepat. Aku bahkan sampai tidak mengenalimu, hehehe. "

" kalian kejamnya, apa emi san juga begitu. "

" maafkan saya raven dono, saya juga mengira Anda itu orang lain. Serta Anda membawa pedang, Anda terasa seperti ahli pedang yang dikirim oleh markas pusat. "

" biarlah, aku hanya ingin mengetahui keadaan saat ini. "

Kucoba untuk tetap tenang.

" ah, aku sampai lupa. Ingat, jangan biarkan benteng ini sampai terebut oke. Jika memang mustahil tarik mundur pasukan utama. Akan gawat jika pasukan utama dihancurkan oleh musuh. "

" dimengerti panglima, saya permisi. "

Dia mengatakan hal itu dengan nada cukup pelan, saat membalikkan badan matanya dan mataku bertukar pandangan. Sepertinya dia sadar kalau aku sedang menyembunyikan sesuatu. Sudah kuduga, pasti akan ada orang malas yang pintar. Setidaknya akan kujadikan dia bawahanku suatu saat.

" maaf menyela fredella sama, tampaknya pasukan musuh juga telah bersiap. Kita harus segera menuju ke titik masing-masing. "

Bohrer mencoba mengingatkan

" benar juga, emily segera siapkan pasukanmu. Aku akan menuju ke tentara penyihir. "

" dimengerti. "

" dan juga raven,

Saat mengatakannya, kedua tangannya menyentuh pundakku.

Jika memang tidak bisa mundurlah, aku akan memikirkan sesuatu. "

" hehe, kenapa kau juga mengatakan hal itu ? "

" biarin, kau juga sering berkata begitu. "

" jika itu perintah tuan putri Fredella Reichenhall, saya akan mematuhinya dengan sungguh-sungguh. "

" ya, aku akan menunggu kepulanganmu. "

" kalau begitu, fredella sama. Kami pamit dulu. "

Emi san mengatakan hal itu.

Akhirnya kami semua menuju ke titik masing-masing.

Kami berjalan dengan pengawalan pasukan elit menuju lapangan kuda. Para pasukan garis belakang yang sedang mendapatkan pengarahan dari jenderalnya. Menunjukkan pandangan kagum kearah kami. Saat menyadarinya, sang jenderal malah berkata.

" kita tidak akan kalah dengan pasukan elit. "

Aku dan emily tertawa kecil saat mendengar hal itu, dan bohrer hanya sedikit bereaksi. Kami pun berjalan seakan-akan tidak mempedulikan pandangan mereka.

Saat ini ke 200 pasukan telah menaiki kuda mereka masing-masing. Jika ditambah aku, emily, dan bohrer. Seharusnya menjadi 203 orang, namun karena aku membonceng emily kami tetap dihitung 202 orang.

Sambil memastikan sesuatu, emily menanyaiku sesuatu.

" apa Anda yakin ingin pergi tanpa zirah ? "

" tidak apa-apa, pakaianku sudah memiliki standar militer. "

" tapi, rasanya itu seperti bahan yang mudah robek."

" bukankah ini cocok untuk menyelinap untuk menyerang musuh. "

" kita tidak sedang bertarung dimalam hari. Tapi jika Anda yakin, saya akan melindungi Anda. "

" kupasrahkan padamu. "

Setelah memastikan keadaanku, emily memutar kudanya ke depan seluruh pasukannya. Dia mengambil nafas dalam-dalam. Dan mulai berteriak.

" DENGAR KALIAN SEMUA, DI HARI INI. KITA AKAN BERTARUNG UNTUK MELAWAN PASUKAN BESAR. DISISI KITA HANYALAH 5000 ORANG, JIKA DITAMBAH DENGAN KITA JUMLAH TOTAL KITA TIDAK LEBIH DARI 5200 ORANG. NAMUN, KUKATAKAN KITA TIDAK AKAN MENYERAH. MESKI KITA TAHU BAHWA KITA TIDAK MUNGKIN MENANG. KITA HARUS SELALU YAKIN BAHWA MASIH ADA JALAN YANG MASIH BISA KITA RAIH. MATI DI MEDAN PERANG ATAU HIDUP DENGAN KEBANGGAAN. ITU ADALAH TAKDIR DARI PRAJURIT ELITE SEPERTI KITA, NAMUN ADA SATU HAL YANG DAPAT DIPASTIKAN. KITA BERTARUNG UNTUK MELINDUNGI KELUARGA KITA. UNTUK MELINDUNGI SENYUMAN ANAK-ANAK. OLEH KARENA ITU, KITA TIDAK BOLEH TAKUT. TETAPLAH YAKIN DENGAN PENDIRIAN KITA. BAHWA KITA ADALAH PELINDUNG KEKAISARAN HEAVENLY.

Semua prajurit, " DIMENGERTI "

    Aku tidak mendengar suara sorak sorai yang biasanya ada didalam pasukan yang bersemangat. Namun yang kupahami, sekarang mereka semua telah masuk kedalam mode fokus tingkat tinggi. Untuk dapat melaksanakan misi, yang dibutuhkan bukan hanyalah fisik saja tapi juga pengambilan keputusan yang tepat. Mereka tahu, bahwa misi yang akan mereka lakukan adalah misi bunuh diri. Oleh karena itu, dalam keyakinan mereka hanya ada berhasil atau mati.

" PASUKAN, MARI KITA BERGERAK. "

Atas perintah emily semua kaveleri bergerak perlahan melewati gerbang depan.

Saat gerbang terbuka, sekilas pandangan pasukan garis depan tertuju ke arah kami. Tapi emil mengarahkan pasukannya untuk berada ditengah-tengah pasukan utama, formasi yang disusun oleh jenderal garis depan mulai terbuka. Seakan-akan menyembunyikan keberadaan pasukan penyerbu, mereka mengangkat perisai mereka setinggi mungkin untuk menutupi kami. Pasukan utama memberi ruang yang cukup lebar untuk penempatan pasukan elite, semua pasukan turun dari kuda agar musuh tidak menyadarinya. Namun, sudah kusadari cepat atau lambat musuh pasti akan menyadarinya. Jadi kuputuskan untuk berada didekat pasukan garis pertama.

" emily, aku akan berada digaris depan sebentar. "

" eh, kenapa begitu. Kita harus segera bersiap lho. "

" aku ingin memastikan sesuatu. "

" baiklah, akan kuijinkan dengan syarat aku harus menemanimu. "

" tapi siapa yang akan memimpin komando "

Dia menengok dan mengatakan sesuatu.

" bohrer, kemarilah. "

" apa yang Anda butuhkan komandan ? "

" pimpinlah pasukan, aku dan raven dono akan bergerak ke garis pertama. "

" itu ide ceroboh, keamanan Anda bisa terancam. "

" aku tidak pergi terlalu jauh kok, bisakah kuserahkan padamu ? "

" baiklah, tapi jika perang sudah dimulai tolong segera kembali kesini. "

" baik, aku dan raven dono pergi dulu. "

" semoga dewi minako memberkati Anda. "

Kami berdua pun segera berjalan menyelinap diantara pasukan untuk ke baris pertama. Saat mengetahui zirah emily, pasukan yang bersiap mulai membuka jalan untuk kami. Sepertinya ada untungnya aku membawanya bersamaku.

Beberapa saat kemudia sampailah kami di perisai terdepan pasukan utama. Aku memanggil seorang pasukan didepanku.

" hei kau, bisa tolong buka sedikit celah diantara perisaimu ? "

" baik, tolong tunggu sebentar. "

Dia menggeser sedikit perisainya, kurasa benda itu memang berat. Terbuka celah diantara pasukan pelindung. Aku pun mulai mengintip disana. Tampaknya pasukan utama musuh sudah berbaris cukup dekat dengan tempat ini. Emily juga mendekat disampingku, posisi kami yang berhimpitan memang hal yang tidak terelakkan.

" bukankah ini aneh, kenapa kita harus bersembunyi seperti ini. Bukankah lebih baik kita menggunakan sihir pandangan jarak jauh diatas benteng ? "

" apa kau pikir penyihir musuh tidak memikirkan pilihan itu, mereka sudah memblokir arus sihir yang mengarah ke tenda utamanya. "

" tapi raven dono, apa yang ingin Anda pastikan ? "

Tepat setelah mengatakan hal itu, sebuah hembusan angin melesat cepat di celah sempit ini, kutangkap sesuatu itu sebelum menciptakan shockwave.

" hmm, sebuah panah. Dengan jangkauan seperti ini, sepertinya prajurit musuh memang bersungguh-sungguh. "

" aku cukup kaget dengan serangan tiba-tiba ini, tapi bukankah anak panah yang Anda pegang itu panah sihir ? "

" eh benarkah ?, aku baru mengetahuinya. "

" normalnya anak panah akan meledak saat bersentuhan dengan target, tapi kenapa tidak terjadi apapun. "

" mungkin saja musuh hanya sedikit memberi sihir kepada benda ini. "

" mustahil raven dono, yang hanya bisa memakainya hanyalah ksatria level tinggi. Penjelasan yang paling masuk akal adalah Anda menghentikan ledakan sihirnya dengan sihir yang jauh lebih kuat. "

" ahahaha, mungkin saja kebetulan. "

Aku mencoba mengelak.

" saat melihat corak ini, kurasa ini berasal dari panah Pantrea. Sebuah panah suci yang bertipe angin. Jika Anda bisa menghentikannya, Anda sudah setara pahlawan kekaisaran. "

" kau terlalu memujiku, aku hanya kebetulan menangkapnya. Bisa saja belalang atau kumbang mengenainya dan ledakannya terjadi kepada mereka, hehe. "

" hmm..., sungguh mencurigakan. "

Mata emi san menatap padaku.

Situasi tertuju pada perkemahan utama kerajaan balbados.

Saat ini ada seorang ksatria yang sedang bersiap melakukan serangan pembuka. Sang putra mahkota menatapnya dengan rasa waspada.

" apa kau yakin bisa melakukannya, tuan Pepeto. "

" mohon beri saya kesempatan untuk memperlihatkannya, putra mahkota. "

" kalau begitu, tembaklah dari sini. "

" dimengerti. "

Pepeto bersiap menembakkan anak panahnya, kekuatan sihir angin menyelimuti busur beserta orangnya. Pandangan matanya juga telah menyatu dengan arus sihir sekitar. Hal itu memberinya keuntungan untuk melihat area yang cukup luas. Dia melihatnya, sebuah celah dari perisai pasukan musuh. Ada seseorang yang berpakaian hitam dan orang yang tampaknya familiar.

Tanpa berpikir panjang dia menandai titik kearahnya, dan melesatkan panah dengan kekuatan besar itu untuk memulai perang.

Dia sangat yakin dengan kemampuannya, pada perang besar dengan kekaisaran heavenly sebelumnya. Dia juga ikut berperang, meski dengan usia 38 tahun. Tetap saja dia seorang yang berbahaya.

Sang putra mahkota cukup kagum dengan kekuatan sihirnya, meski jarang bertemu. Tapi dia tetap menganggap pepeto aset berharga kerajaan. Alasan utama aku meragukannya adalah jika tidak loyal dengan keluarga kerajaan. Jika memang begitu, dia akan menjadi ancaman berbahaya untuk masa depan ekspansiku.

Pepeto juga sudah yakin kalau serangan itu akan menghasilkan ledakan angin yang besar. Tapi aku tetap harus berhati-hati, kufokuskan pandanganku di arah anak panah sihir. Kulihat kecepatannya stabil, dan arahnya sudah sesuai dengan target. Dalam beberapa saat pasti akan mengenainya, 3,2,1. Dan boom. Tiba-tiba pandangannya terputus dengan anak panah yang dikirimnya.

Apa yang terjadi, apa telah terjadi suatu kesalahan.

Sang putra mahkota yang menunggu sebuah ledakan untuk memulai peperangan tetap diam menyaksikannya.

" kenapa tidak ada ledakan, apa panahmu meleset tuan pepeto ? "

" mohon maafkan hamba, biarkan hamba mengeceknya sekali lagi. "

Semua jenderal dibelakang tampak heran, biasanya serangan pepeto yang dijadikan penanda perang tidak menghasilkan bunyi apapun.

Apa ada yang salah denganku, kufokuskan pandanganku agar bisa terkoneksi dengan sihir penglihatan jarak jauh. Kulihat panahku ditangkap seseorang berpakaian hitam hanya dengan satu tangan. Mustahil. Jika ditangkap seharusnya akan menghasilkan suatu ledakan. Aku pun segera melapor.

" sepertinya panah hamba ditangkap oleh orang berpakaian hitam. "

" bagaimana bisa, bukankah panah sihir mu seharusnya meledak. "

" kalau soal itu, hamba meyakini kalau orang itu melancarkan wind canceler terhadap shockwave serangan saya. Itulah hal yang paling logis dalam situasi ini. "

" maksudmu, musuh memiliki ahli sihir setara aset kerajaan ? "

" begitulah, putra mahkota. "

" jenderal saka, bukankah pasukan musuh hanya berjumlah 5000 orang, yang terdiri dari 10 wyvern, dan puluhan penyihir ?. "

" seharusnya begitu, itulah yang dilaporkan pasukan pengintai. "

Jenderal pepeto mulai mengingat sesuatu

" ada yang ingin saya tambahkan, saat menyerang tadi saya melihat pemimpin pasukan elite kekaisaran, Emily Smith. "

" jika ada orang itu, pasti itu ulah salah satu anak buahnya. Jika memang benar, dapat dipastikan pasukan elite juga ikut berperang bersama mereka. "

" jadi itu kesimpulanmu jenderal saka ? "

" ya, putra mahkota. "

" apakah keberadaan mereka cukup berbahaya ? "

" mereka menang dalam kualitas tapi jumlah mereka seharusnya tidak terlalu banyak. "

" kenapa seperti itu ? "

" sistem seleksi mereka sangatlah sulit. "

" jadi begitu, mari kita tetap pada rencana. Kirimkan sinyal terompet, dan kirim pasukan infanteri maju. "

" dimengerti. "

Semua pasukan pembawa pesan saling mengkordinir satu sama lain. Terdengar suara terompet yang menandakan serangan dari pasukan balbados dimulai.

Pandangan kembali tertuju ke arah pasukan bertahan.

" raven dono, sekarang sudah saatnya kembali. "

Emi san memberitahuku.

" ya, mari kita kembali. "

Kami berdua segera berlari ke posisi awal kami. Tampaknya fokus pasukan pertahanan telah meningkat. Kurasa mereka memang pasukan yang cukup bagus.

Dalam gerak cepat, kami akhirnya sampai ketempat pasukan berkuda. Sepertinya bohrer mengkhawatirkan kami. Tidak kuralat, mungkin hanya emily.

" kenapa kalian tidak segera kembali ? "

" maafkan aku, kami sedikit kelepasan. "

Emi san mencoba menenangkan bohrer.

" pasukan telah bersiap, mohon segera naik ke kuda. "

" baiklah. "

Emi san segera bergegas naik ke kudanya. Dan dia mulai mengajakku.

" raven dono, ayo segera naik bersama kami. "

Dia mengulurkan tangannya padaku.

" tunggu sebentar, aku pemanasan terlebih dahulu. "

Aku pun menggerakkan tubuhku seperti gerakan senam skj 2004.

Kuhubungkan telepati dengan mizue sambil terus menggerakkan tubuhku.

" bagaimana mizue ? "

" kurasa aku sudah bisa memperkirakan dampaknya, aku sudah siap. "

" jadi dalam jarak dekat atau jarak jauh ? "

"  aku bisa keduanya, tapi kurasa lebih mudah mengontrolnya jika dalam jarak dekat. "

" sudah kuduga, ayo kita mulai. "

Pedang dipinggangku mulai mengeluarkan aura hitam pekat. Tubuhku tertutup aura hitam itu. kukatakan sesuatu kepada emily.

" emi san, jika kau mendengar suara terompet kedua dari pasukan musuh. Tolong datanglah menjemputku. "

" tapi Anda berniat pergi kemana raven dono ? "

Kubalikkan badanku, dan aku mulai memfokuskan pandanganku ke arah pasukan musuh.

" it's show time. "

Next chapter