webnovel

BAB 55

Ding Dong..Ding dong..

tepat setelah jam tengah malam berbunyi kesadaran Azra secara mutlak menghilang dan sebuah cahaya merah putih mengelilingi tubuhnya, membuat tubuhnya melayang sekitar satu meter dari tanah.

pria dingin yang telah melakukan serangan penuh kepada Afnan dan yang lainnya, segera membuat lapisan pelindung yang baru, kali ini lapisan pelindungnya 10 kali lebih kuat dari sebelumnya.

setelah selesai dia kembali memposisikan dirinya berada di hadapan Azra, memusatkan seluruh energinya dan secara perlahan mulai menyerap setiap sel cahaya itu ke dalam tubuhnya.

"Gawat.. sekarang kekuatan sang dewi akan mencapai puncaknya!" ucap salah seorang perempuan kesatria yang memegang sebuah tombak panjang di tangannya.

tombak itu merupakan tombak sakti yang dapat memanjang dan memendek sesuai keinginan penggunanya, bahkan tombak itu mampu memanjang hingga beratus-ratus kilo meter.

"kita harus menghentikannya! jika kekuatan sang dewi di ambil alih, maka negeri langit akan mengalami kehancuran!" tambah gadis di sampingnya, yang memegang dua buah belatih di tangannya.

belatih itu juga merupakan senjata sakti, berkemampuan menemukan setiap letak musuhnya, mendeteksi secara akurat. Dengan setiap masing-masing ujungnya yang memiliki racun bisa ular naga merah. Melumpuhkan musuh hanya dengan sekali goresan, meski hanya goresan terkecil saja.

"Jenderal..., kita harus menghentikannya sebelum terlambat!" ucap gadis kesatria lainnya kepada pria berbaju zirah. Gadis itu memegang sebuah cermin berbentuk oval dengan ukuran sedang.

Cermin sakti yang terbuat dari mata ratusan iblis alam bawah tanah yang telah di taklukkan. Mampu memperlihatkan masa depan suatu tragedi dan keajaiban meski dalam jarak waktu tertentu. Senjata yang cukup ampuh membaca segala pergerakan musuh.

Pria berbaju zirah itu segera memegang pundak Afnan dan berbicara padanya.

"Dalam wujud ini aku tak mampu berbuat apa pun, tapi jika aku kembali ke dalam tubuh sejatiku maka kita akan mempunyai sedikit kesempatan untuk menyelamatkan sang dewi!"

Afnan masih tidak mengerti dengan perkataan pria itu dan sedikit mengerutkan kedua alisnya.

"Lalu bagaimana cara kita menemukannya? tubuh yang sejati itu?" tanya Afnan bingung.

"Kita sudah menemukannya!" kata pria itu dengan menatap Afnan dengan pandangan yang berarti.

ketiga perempuan kesaktria : "...."

Afnan : "...." apa maksudnya? pikir Afnan.

"Afnan tidak kah kau memperhatikan dengan jelas bahwa kita memiliki kesamaan?" jika diperhatikan secara jelas, rupa Afnan dan rupa pria itu sangat mirip, dari bentuk wajah, alis, bibir, dan bahkan sama-sama memiliki sebuah tahi lalat pada bagian punggung lehernya.

Hanya saja pria itu merupakan versi dewasa dari Afnan, terlihat lebih berkharisma dan jiwa kepemimpinannya terpancar dari kedua matanya.

"Kamu dan aku adalah satu! kamu adalah aku dan aku adalah kamu!" ucap pria itu.

Membuat Afnan dan ketiga perempuan itu sangat terkejut.

"Apa? jadi selama ini Kaisar Muchen benar-benar hanya sebuah sosok roh?"

"Kaisar Muchen mungkinkah laki-laki ini adalah reinkarnasimu?"

"Bagaimana mungkin?!" ketiga perempuan kesatria tak percaya bahwa pemipin mereka telah lama mati, meskipun sebelumnya mereka memiliki sedikit rasa curiga karena beberapa hal tertentu, dan yang membimbing mereka sampai sekarang adalah sosok roh dari kaisarnya itu. Dan sekarang pemimpin mereka itu telah bereinkarnasi di bumi.

"Afnan sekarang dewi akan mendapatkan kembali beberapa ingatan masa lalunya, begitupun denganmu jika kamu dan aku kembali bersatu!" Kaisar Muchen semakin mempererat pegangannya sambil melanjutkan ucapannya.

"Selamatka Sang Dewi sebelum Thianfeng merebut seluruh kekuatannya!"

Next chapter