webnovel

56. Jikalau kau cinta

Hhahahhahahahha...

terdengar gelak tawa di ruang keluarga mansion Bramantyo.

Wajah May memerah seperti kepiting rebus, ia baru sadar kalau ia dipermainkan oleh Diana. Hingga ia tidak sanggup menunjukkan wajah di hadapan semua orang, sejak Ben menuntun ia turun dan bergabung dengan semua orang wajahnya selalu ia surukkan di ketiak Ben.

"ehhk.. hk.. hm, segitu wanginya aroma ketiak my brother May hingga gak rela menghirup udara segar?" ejek Will

Disambut gelak tawa yang semakin bergemuruh dari semua anggota keluarga.

"Will jaga mulut kamu, jangan mengejek May" tegur Ben

"Ayolah nak, kami ingin memandang bola mata tajam yang menuduh papa, paman, tante dan sepupumu menusuk mu dari belakang" sambut Tn. Tony

Sambil menahan senyuman semua orang ingin melihat respon May,

Tiba - tiba Ny Siska meraih tubuh May yang meringkuk di ketiak Ben.

"Sayang please, kita gak marah kok malah kita semua happy kalau kamu sudah siuman, Ben juga sudah gak amnesia lalu semua acara hari ini tetap akan berjalan dengan lancar. Iya kan Ben" cecar tante Siska sambil mengingatkan semua orang agar tidak mengejek May lagi.

Saat May tidak mendengar gelak tawa dari semua orang, pelan - pelan ia memandang semua anggota keluarga yang ia cintai.

Hari ini demi mendengar Ben akan menikah ia bersikap seperti barbar, meninggikan suara bahkan ke tante Siska. Saat ia melihat tatapan tante Siska ia merasa bersalah menuduh wanita paruh baya itu mendukung pernikahan Magda dan Ben hingga mengkhianatinya.

"Tante maafin May yah hari ini May kehilangan pikiran, nuduh tante yang tidak - tidak"

"Haduh perbuatan kamu itu belum seberapa nak, namanya juga orang kalau sudaj cinta pasti punya jalan pemikiran sendiri iya kan. Tante kamu dulu lebih parah waktu jatuh cinta dengan om, iya kan mam" balas om Angga

"Pap please dong ah, jangan suka buka kartu. Malu - maluin ajah" semprot tante Siska. Candaan satu dengan lain membuat suasana lebih cair, dan May lebih rileks tapi telapak tangannya digenggam erat oleh Ben.

"Ciyeeeeee, sepupu sebentar lagi bakal duduk di pelaminan nih. Habis dari tadi tangannya gak lepas - lepas iya kan sayang" senggol Radya ke bahu suaminya Luis Sanjaya.

"Apaan sih Tya biarin ajahloh sirik kamu? sini telapak tangan mu saya genggam" balas suaminya

"Ogah, panas" sembur Tya

"Sayang!" tegur Luis

"Sudah - sudah kita makan siang dulu lalu siap - siap yah, sebentar lagi tamu - tamu sudah berdatangan. May selesai makan nanti kamu bisa dandan di kamar Ben, perlengkapan kamu udah tante siapkan" ujar tante Siska di balas dengan anggukan kepala May.

---@@@@@@---------

"Love, sit here please"

"Makasih yah, sudah mencintai aku sebesar ini, aku happy. Setelah banyak duka yang sudah kita lewati"

"Hemmm" jawab May

"Love kenapa kok irit banget bicaranya, tadi loh semangat sampai jerit - jerit?" goda Ben

"Bennnnnn" balasnya melotot sambil mengerucutkan bibirnya yang langsung disambut dengan ciuman membara dari Ben, semakin larut dalam ciuman hingga menimbulkan bintang - bintang kecil di sekitar kepala May.

Dengan terpaksa Ben melepaskan lumatannya, ia sadar kalau memaksa sedikit lebih lama maka ia butuh penuntasan. Sesekali ia bergidik mengingat bagaimana tadi tubuhnya dipeluk erat oleh May, sedangkan ia hanya mengenakan handuk tanpa apa - apa di balik handuk tersebut. Semua area sensitifnya berdenyut dan nyeri ingin merasakan penuntasan.

Dengan nafas terengah - engah, dan bibir memerah, mata yang menggoda. Iman Ben seakan mau runtuh, lalu ia berdiri dan berkata, "Cepat love segera mandi lalu dandan yang cantik aku mau lihat kamu pakai dress yang aku pilih untukmu" sambil mengecup kepala May

"Ben sebenarnya hari ini acara apaan sih" tanya May

"Nanti juga kamu tahu, yang pasti bukan pernikahan saya dengan Magdalena" sambil tersenyum dan mengedikkan sebelah matanya

"Ihhhhh ... puas ngejek melulu, sebel deh" balas May sambil merajuk

"Hehehehh" jawab Ben sambil geleng - geleng kepala dan berjalan menuju ruang keluarga

------------------------

Saat ia menuruni tangga, pandangan May menyapu ke arah tamu - tamu yang sudah memadati ruang keluarga tersebut. Lalu matanya bersirobok dengan bola mata Ben yang terpukau atas kecantikan dari wanita yang ia cintai. Dress yang berwarna kuning gading membungkus tubuhnya dengan sempurna, rambutnya yang sudah dibuat bervolume dibiarkan tergerai di bahunya, make up sederhana membuat segala sesuatu yang ada di wajah May terlihat lebih sempurna.

Nafas Ben seakan tertahan lalu ia berdiri dan menghampiri May meraih tangannya dan menuntunnya duduk di sebelahnya. Ia mencium telapak tangan May dengan tetap menatap bola mata May lalu dengan berbisik tapi tetap dipahami dan dimengerti oleh May "I Love you more than anything" lalu di balas May dengan bisikan penuh perasaan "I Love you too"

----@-@

Tak berapa lama, acara dimulai dan di pandu oleh MC yang disediakan oleh EO perusahaan, ternyata acara hari ini adalah serah terima jabatan dari beberapa divisi kepada junior yang akan menggantikan para senior yang sudah memasuki usia pensiun" di akhir sambutan Ben yang mengucapkan selamat bagi eksekutif muda yang terpilih agar bekerjasama memajukan Bram's Company hingga menjangkau berbagai belahan dunia yang disambut dengan tepuk tangan semarak kira - kira 30 orang di dalam ruangan itu.

Sekarang kita akan memasuki acara puncak sore hari ini. Apakah Anda semuanya siapppp? sapa MC dengan gaya yang santai, dijawab oleh semua tamu dengan anggukan kepala.

Tiba - tiba ruang keluarga menjadi gelap, karena acara sudah beranjak menuju malam hari, matahari sudah bergulir menuju sambutan bulan. "Ben acara apa ini kok gelap - gelapan" bisik May tetapi dia tidak mendengar jawaban darinya

"Ceklak" tiba - tiba di tengah kegelapan ada sorot lampu yang menyala ke bagian depan mereka duduk, May melihat Ben duduk dengan senyuman manis sambil tangannya bersiap - siap ingin memainkan tuts piano. Terlihat berusaha menghembuskan nafas menghalau rasa gugup yang datang tiba - tiba.

Alunan tuts piano pun terdengar dengan indah, membuat May terheran - heran selama ia berkencan dengan Ben tak sekalipun ia tahu kalau Ben piawai memainkan alat musik tersebut.

Lalu terdengar nyanyian diiringi melodi perlahan - lahan memenuhi ruangan tersebut

๐ŸŽถ๐ŸŽค๐ŸŽน๐ŸŽถ๐ŸŽผ๐ŸŽต๐ŸŽน๐ŸŽถ๐ŸŽค๐ŸŽน๐ŸŽถ๐ŸŽน๐ŸŽถ๐ŸŽต๐ŸŽผ๐ŸŽค

Hilang Tanpamu

Tak mudah hidupku tanpa dirimu

seakan duniaku semakin membisu

diriku menyesal dengan apa yang tlah kulakukan

(Sesekali tatapan Ben di arahkan kepada May)

maafkan diriku yang terhilang ๐ŸŽถ

masih adakah tempat disaatku pulang๐ŸŽผ

telah kusadari hanya engkau tempat yang terbaik๐ŸŽค

aku hilang tanpamu

tak berjejak langkahku

tenggelamku di dalam sepiku

hilang semua keangkuhan diri

hanya satu pintaku

ampunilah salahku

biarkanku memeluk dirimu

tak kan lagi berpaling darimu

karna ku tahu kuhilang tanpamu

ooooo... ooooo

(Fix sampai sini, air mata menetes membasahi pipi May, ia terharu.

Lalu ia merasakan usapan tangan lembut papanya di bahunya)

maafkan diriku yang terhilang

masih adakah tempat disaatku pulang

telah kusadari hanya engkau tempat yang terbaik

aku hilang tanpamu

tak berjejak langkahku

tenggelamku di dalam sepiku

hilang semua keangkuhan diri

aku hilang tanpamu

tak berjejak langkahku

tenggelamku di dalam sepiku

hilang semua keangkuhan diri

hanya satu pintaku

ampunilah salahku

biarkanku memeluk dirimu

tak kan lagi berpaling darimu

karna ku tahu kuhilang tanpamu...

๐ŸŽน๐ŸŽน๐ŸŽน๐ŸŽน๐ŸŽน๐ŸŽน๐ŸŽน๐ŸŽน๐ŸŽค๐ŸŽน๐ŸŽน๐ŸŽน๐ŸŽน๐ŸŽน๐ŸŽน๐ŸŽน

Next chapter