webnovel

17. May: My desires

Love, ijinkan aku memuaskanmu bisik May. Wajah Ben tegang sejenak, memikirkan wanitanya akan melayani egonya.

Tanpa menunggu lama, May menurunkan tubuhnya kebagian bawah jok menghadap ke arah Ben ia memundurkan jok tersebut sehingga badannya bisa berlutut dengan leluasa.

Sorot tajam mata Ben mengikuti kesungguhan perkataan May. Tangan mungilnya mengeluarkan tongkat istimewa Ben dan tangannya mulai meremas, menaik turunkan cengkeramannya dan tak lama kemudian May memasukkan tongkat tersebut ke dalam mulutnya, menjilat, mencumbu tongkat tersebut... Argkhhh... Loveeee,,, stop it... argkhhh, loveeee, fasterrr desau Ben.

May tersenyum dan meninggal aktifitasnya sejenak bertanya kepada prianya.

Ben,,, stop it or faster?

pilih salah satu love... godanya.

Damn It, May!!!?

give me more

give it quickly

give everything you can give to me

my love eeee... erangnya frustasi.

May melanjutkan cumbuannya di tongkat istimewa Ben, menjilat, bahkan mencicip semua bagian sampai tidak ada yang terlewatkan.

Jarinya dimasukkan ke dalam mulut Ben yang dengan spontan dikulum, dijilatinya satu persatu menambah sensasi ledakan gairah yang segera membuncah keluar dari tubuhnya. Loveeeeee,,, loveeee,,, I'm coming loveeee... argkhhhhh...

Ben menaikkan May ke atas pangkuannya dan melakukan petting menuntaskan hasratnya yang liar. Bibir ranum May disedot olehnya dengan ekstra kuat. Sampai saat pelepasan itu berakhir. Ben sedih melihat kondisi kekasihnya sudah berantakan.

Love, I'm so sorry, saya tidak mungkin membawa kamu ke perusahaan saya dengan kondisi seperti ini. Ben membereskan pakaiannya dan membantu May yang tak kalah berantakan, mengarahkan mobilnya ke sebuah butik langganan perusahaannya memilihkan baju untuk May dan membawanya ke apartemennya untuk mandi atau touch make up.

Whatever yang dibutuhkan oleh kekasihnya, Ben tidak akan membiarkan orang lain tahu bagaimana ia tidak mampu menguasai diri dan hampir menggagahi Wanitanya di pinggir jalan.

~sial~ pekiknya

Kuasai dirimu bangsat, kalau kamu tidak mau mempermalukan wanitamu batinnya.

********

Di apartemen, May membasuh tubuhnya sambil mengingat memori indah yang direguk bersama dengan pria pujaannya.

Sensasi pelepasan Ben terpatri dalam ingatannya, wajah Ben saat mengalami kepuasan sangat indah di matanya.

May tersenyum dia mampu membahagiakan prianya memberi kepuasan bagi tubuhnya dan membawa pria tersebut menciptakan kenangan indah yang berharga bagi jiwanya. Kebahagian yang tidak akan mudah dilupakannya, jantungnya seakan tidak tenang sejak pencapaian pelepasannya saat duduk di pangkuan Ben.

Telinganya berdeging seolah turut campur menambahkan sensasi dalam aliran darahnya. Aroma tubuh Ben seolah - olah masih dapat dirasakan oleh May disekujur tubuhnya... betapa besar kebahagiaan yang dialami oleh May bersama kekasihnya pagi ini.

May menuntaskan mandi ke duanya dan membalut tubuhnya dengan jubah mandi yang dia tahu siapa pemiliknya aroma pria itu sudah menjadi candu baginya.

Saat dia melangkah keluar dari kamar mandi, matanya menatap pemandangan yang indah Ben, tidak mengenakan kemeja maupun celana panjangnya, handuk putih terlihat melilit bagian pinggangnya, sehingga mata wanitanya sulit teralihkan ke tempat yang lain. Ben memiliki dada yang bidang, tidak ada tumpukan lemak pada bagian perutnya bahkan otot kencang yang menutupi perutnya seolah - olah minta untuk dijamah oleh tangan mungilnya.

Tanpa malu - malu dan ingin mereguk kenikmatan itu lagi, May berjalan dengan tekat kuat menjamah dada dan otot perut kekasihnya, Ben yang tidak siap menerima perlakuan istimewa tersebut tanpa sadar mengeluarkan erangan dari mulutnya.

Loooove,, nikmat....

Love, hari ini kita ada syuuutinggg, desisnya saat dia membuka mata lidah wanita itu memanjakan putingnya, setruman listrik yang mengarah ke tongkat istimewanya membuat desahan nafasnya semakin memburu.

Tangan Ben tidak tinggal diam, tangannya mulai memainkan puting kekasihnya, sesekali dia mulai mengecup, menjilat bahkan menggigit serta meninggalkan kiss mark di dadanya.

Ahhhhhhrkhh... Ben, seakan gila merasakan permainan mengecup, menjilat, menggigit dan mencumbu ternyata mampu membawanya meraih kenikmatan hingga tingkat ke tujuh.

Loveeeee,,, aroma tubuhmu menjadi candu bagiku bisik Ben disela - sela lidahnya menjilat tulang selangka leher May hingga menggigit daun telinganya.

Permainan ini mengajarkan Ben tempat sensitif kekasihnya adalah ciuman pada titik nadi dekat daun telinganya, saat Ben. mencium dan menggigit daun telinganya pasti reaksi May akan gelagapan...

Hehehe, senyum Ben.

Ben, membuka tali jubah mandi itu lalu membaringkan tubuh May di tempat tidur tangan Ben merenggangkan paha dan mata Ben menemukan Miss. V kekasihnya sangat terawat dan bersih, kemudian jari - jari Ben, mulai membelai dan menyusuri bibir - bibir vagina yang terlihat memerah dan aromanya sangat menarik hati Ben untuk mencicipinya.

Ben menyurukkan lidahnya menjelajahi bibir tersebut, mengecap, menjelajahi, bahkan menjilat dengan kecepatan yang membawa desahan, teriak, lengkingan dari mulut wanitanya. Ben melihat ekspresi pelepasan yang sangat indah kekasihnya. Matanya melotot dengan nyalang, bibirnya terbuka dan wajahnya bersemu merah. Kemudian Ben naik ke atas kasur dan mencium bibir May yang sangat menggoda.

May, menaiki pinggang kekasihnya, lalu membuka handuk tersebut. Matanya menilai secara keseluruhan hingga ada kengerian yang di rasakannya. Bagaimana mungkin benda lonjong panjang milik Ben ini bisa masuk ke dalam lubang vaginanya yang mungil itu pasti menyakitkan pikirnya.

Ben yang mengetahui kengerian wanitanya tidak memaksakan, ia harus sabar... pelan, pelan, sampai May merasa kebutuhan untuk merasakan tubuh Ben di dalam miliknya baru Ben akan mengajarkan semua seni keindahan bercinta yang memuaskan sampai ke sumsun.

Ben, berseru Love tidak apa - apa cukup untuk hari ini kamu masih punya banyak waktu untuk mempelajari tubuhku. Tapi ingat saat tubuhku sudah bersarang dalam milikmu maka saat itu adalah saat yang paling membahagiakan bagi kita berdua, janji Ben.

Saat May ingin beranjak dari kasur dia merasa iba kepada kekasihnya karena di wajahnya terlihat jelas kesakitan karena tidak tuntas yang harus ditanggungnya.

May, langsung menaiki kasur dan meraih

Mr. P kekasihnya, mengusap dan menyentuh, menciumi barang tersebut kemudian mulai menjilat dengan rakus serta memasukkan bongkahan daging tersebut ke dalam mulutnya. Rasa hangat dari rongga mulut dicampur gesekan kecil gigi serta belaian lidah May memicu pelepasan dahsyat dari benda pusaka Ben..

Teriakan kesenangan itu, disambut dengan tertembaknya cairan putih yang menutupi wajah May... Setelah getaran orgasme dasyat Ben usai. Dia melihat pemandangan yang menggelikan di seluruh wajah kekasihnya... Hahhahaha tawa Ben, terbahak - bahak.

Sorry love, tidak cukup bibirku saja yang mencium wajah dan bibirmu malah spermaku juga tidak mau jauh - jauh darimu... usilnya,, Ben Hanayah Bramantyooooo, tolong segera bersihkan wajahku rengeknya.

Ben, segera mengangkat tubuhnya ke kamar mandi dan dengan sabar memandikan seluruh tubuh, dan menyeka rambut dan tubuhnya dengan handuk.

Sebelum mengenakan pakaian, Ben memegang bahu dan menatap mata serta memandangi May secara intens. Kemudian kata - katanya mengatarkanku kepada harapan indah masa depan.

Maya Belinda Sharon

Aku sangat mencintaimu

Aku terhilang, tersesat jika tak melihatmu

Suatu hari nanti dari perutmu ini akan lahir buah hati kita,

buah cinta kita,

I Love You my future wife.

Bisiknya di telingaku.

Kemudian tangannya memeluk dan mengusap punggungku dengan penuh kasih sayang. Aku merasakan tetesan air mata di bahuku yang telanjang.

Bennn, what happened my love why did you cry!? mungkin wajahku terlihat bingung. Kemudian sebelum dia mencium bibirku. Ben berkata air mata sukacita love bukan kesedihan.

Deklarasi Ben...

Thank you for being present in my life

Next chapter