webnovel

Ilusi

Ara merasa ingin kembali membayangkan sebuah hubungan yang harmonis dengan penuh cinta bersama ibu Rania namun itu adalah mimpi yang sulit menjadi nyata karena ibu Rania sudah jauh dan sudah tidak pernah memberikan kabar lagi kepadanya. Padahal sejak awal bertemu dengan ibu Rania , maka ibu Rania sangat perhatian terhadap Ara dan kemudian ibu Rania juga pernah memberikan puisi yang indah. Namun respon yang Ara berikan justru hambar dan hanya kabur dan berlari jauh dari Ibu Rania karena Ara belum siap menghadapi kenyataan bahwa dia belum bekerja dan terlalu banyak godaan yang datang menghampirinya. Ara memutuskan komunikasi dan memblokir hp ibu Rania. Justru akhirnya Ara semakin hari semakin merindukan sosok wanita itu. Hati memang tidak bisa di tutup dari perasaan cinta. Ara bisa merasakan rasa cinta itu masih ada pada ibu Rania walaupun pada akhirnya ibu Rania akan pergi jauh karena sudah bosan menunggu Ara tanpa adanya kepastian. Ara tetap ingin menjalani hidup seperti pertama kali bertemu dengan ibu Rania dan Ara sudah lebih memahami bahwasanya wanita itu pernah cemburu ketika Ara memasang foto wanita lain di status WhatsApp nya dan juga pernah ada foto yang dikirimkan ke ibu Rania karena pada suatu malam, Ara berkumpul dengan 5 orang teman kantor dan ibu Rania tidak diajak dalam pertemuan tersebut. Ara mulai bingung bagaimana menjelaskan kepada ibu Rania ketika ibu Rania cemburu terhadap hal itu. Ara mulai bisa merasakan bahwa hatinya pun akan geram jika ada lelaki yang mendapatkan hatinya ibu Rania. Ara merasa hampa jika harus menikah dengan orang lain dan bukanlah ibu Rania. Ara sudah meyakini bahwa lelaki yang akan menjadi true love nya ibu Rania adalah Ara dan juga sebaliknya bahwa Ara pun hanya memiliki satu cinta sejati yaitu Rania.

Ara mulai melakukan ilusi di pagi hari dan malam hari dan selalu seperti itu, membayangkan bahwa dia bisa menikahi ibu Rania dan bisa tertawa lagi bersama ibu Rania. Ara mulai ingin mengumpulkan energi dan berjalan menuju ibu Rania. Ara ingin membuat ibu Rania bahagia dan tidak pernah lagi kecewa terhadap dirinya.

Next chapter